Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 19 - Bermain Peran
Setelah keluar dari ruangan Rayden, senyum Disha langsung hilang begitu saja. Rasanya sangat memuakkan ketika harus tertawa bersama orang yang sangat dia benci.
Pria yang paling memungkinkan memiliki hubungan dengan musuh keluarganya. Yang membuatnya harus hidup dalam pelarian.
Tiap kali mengingat itu, hati Disha seperti terbakar. Tak ada lagi belas kasih yang bersisa disana.
Namun semua lamunan kebencian Disha itu buyar ketika tiba-tiba tubuhnya ditarik oleh seseorang untuk menjauh dari ruangan itu.
Sontak saja Disha melihat siapa wanita yang menjadi lengannya ini, ternyata dia adalah Rafaela.
Astaga, mau apa lagi dia? batin Disha. Bukannya tak bisa melawan, namun dia hanya malas untuk meladeni.
Sampai di ujung koridor, Rafaela mendorong tubuh Disha hingga terjerembab di dinding. Gelagat Disha yang coba mendekati Rayden telah terhendus olehnya. Bagaimana bisa wanita buruk rupa berkacamata ini ada di ruangan Rayden di jam makan malam.
Padahal seharusnya tugas Disha sudah selesai sejak sore tadi.
"Kamu benar-benar ingin melawan ku ya? ha?" tanya Rafaela dengan suara yang terdengar jelas jika penuh dengan kekesalan. sudah berulang kali Rafaela katakan pada wanita buruk rupa ini untuk menjauhi pria incarannya, tapi Disha selalu tidak mau dengar dan terus bersikap semuanya.
"Jika masih ingin tenang bekerja di rumah sakit ini, maka jauhi tuan muda Rayden." Ancam Rafaela, tiap kali dia menghadapi wanita cupu seperti ini, Rafaela selalu menggunakan ancaman.
Tapi kalo itu Disha tidak hanya diam saja, dia mendorong tubuh Rafaela hingga menjauh darinya, hingga membuat bekalan kuat Rafaela pada lengannya pun ikut terlepas.
Sebelum bicara, Disha membuang nafasnya dengan kasar. Harinya sudah buruk dan makin jadi buruk gara-gara wanita ini. Namun belum sempat Disha bicara dia sudah lebih dulu melihat Samuel yang berjalan ke arah mereka berdua.
Sontak saja Disha segera menjatuhkan dirinya sendiri hingga terjerembab ke lantai.
Melihat itu tentu saja Rafaela merasa sangat terkejut, sangat bingung, apa lagi yang akan dilakukan oleh wanita buruk rupa ini.
Namun belum sempat juga Rafaela bicara, tiba-tiba sudah terdengar suara bariton diantara mereka berdua.
"Perawat Dhisa!" panggil Samuel, buru-buru dia membantu perawat berkacamata ini untuk segera bangkit. Sementara Rafaela melebarkan matanya merasa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
"Apa yang anda lakukan? mendorong perawat Disha sampai jatuh?" tanya Samuel, bertanya dengan tatapan intimidasi, tatapan yang membuat Rafaela gelagapan. Benar seperti dugaannya, bahwa hal buruk akan menimpa dia.
Ternyata wanita buruk rupa ini sedang memainkan peran untuk menyudutkan dia.
Kurang ajar. Batin Rafaela, dia menatap Disha dengan sangat tajam.
"Sekali lagi saya lihat Anda bersikap semena-mena seperti ini, saya akan melaporkannya pada pihak rumah sakit." Ancam Samuel.
"Siapa nama Anda?" tanya Samuel lagi, sebelum Rafaela sempat menjawab, Samuel sudah lebih dulu membaca tanda pengenal wanita itu.
"Rafaela, saya akan mengingat nama Anda."
Mendengar itu Rafaela makin tercengang. Jelas-jelas dia sudah memperkenalkan dirinya pada Samuel, tapi ternyata pria itu tidak mengingat dia. Dan malah lebih membela wanita buruk rupa itu. Rafaela benci sekali, seolah kecantikannya tidak berguna apa-apa.
Rafaela mengepalkan kedua tangannya kuat, menatap benci pada Samuel yang membawa Disha pergi dari sana.
Wanita cantik itu hanya mampu melihat punggung Disha dan Samuel yang menjauh.
Sampai akhirnya dia melihat Disha yang menoleh kebelakang dan tersenyum menyeringai ke arahnya.
"Sialan!" umpat Rafaela.
Arght! teriaknya di dalam hati.