Alina, seorang gadis lugu yang dijebak kemudian dijual kepada seorang laki-laki yang tidak ia kenali, oleh sahabatnya sendiri.
Hanya karena kesalahan pahaman yang begitu sepele, Imelda, sahabat yang sudah seperti saudaranya itu, menawarkan keperawanan Alina ke sebuah situs online dan akhirnya dibeli oleh seorang laki-laki misterius.
Hingga akhirnya kemalangan bertubi-tubi menghampiri Alina. Ia dinyatakan positif hamil dan seluruh orang mulai mempertanyakan siapa ayah dari bayi yang sedang ia kandung.
Sedangkan Alina sendiri tidak tahu siapa ayah dari bayinya. Karena di malam naas itu ia dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat pengaruh obat bius yang diberikan oleh Imelda.
Bagaimana perjuangan seorang Alina mempertahankan kehamilannya ditengah cemoohan seluruh warga. Dan apakah dia berhasil menemukan lelaki misterius yang merupakan ayah kandung dari bayinya?
Yukk ... ikutin ceritanya hanya di My Baby's Daddy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musuh Bertopeng Sahabat
"Apakah Imelda menjualku dengan Om-Om yang tadi malam memasuki ruangan ini?!" pekik Alina yang masih dihantui sejuta pertanyaan di kepalanya.
Di tengah-tengah kebingungan, Alina melihat sejumlah uang teronggok di atas nakas. Perlahan Alina menghampiri nakas itu dengan tertatih-tatih. Ia juga menemukan sebuah catatan kecil di atas tumpukan uang kertas berwarna merah dan biru tersebut.
'Untuk Alina'
Alina terisak, ia masih tidak percaya bahwa Imelda, sahabat yang selama ini sudah ia anggap seperti saudara, begitu tega menjual dirinya kepada lelaki hidung belang.
Masih dengan air mata yang bercucuran, Alina meraih semua uang itu kemudian memasukkannya ke dalam sebuah tas kecil. Sepertinya tas itu memang sudah disiapkan oleh orang yang meninggalkan uang tersebut.
Setelah selesai menyimpan uang tersebut, Alina duduk di tepian tempat tidur sambil memperhatikan dress seksi milik Imelda yang tergeletak di samping tempat tidur. Ia meraih dress itu kemudian membawanya ke kamar mandi.
Alina menggantung dress seksi tersebut kemudian ia pun memulai ritual mandinya. Gadis itu kembali terisak di bawah pancuran air shower yang kini membasahi seluruh tubuh polosnya.
Ia merasa tubuhnya begitu kotor dan menjijikkan. Ia bahkan tidak tahu siapa yang sudah mengambil kesuciannya.
"Ya, Tuhan! Maafkan aku, aku sudah berusaha untuk menjaga kehormatanku selama ini. Namun, hari ini kesucianku direnggut oleh seseorang yang sama sekali tidak aku kenal," lirih Alina sambil memukul-mukul tubuhnya sendiri.
Cukup lama Alina mengguyur tubuhnya di bawah pancuran air dan membersihkannya dengan sabun secara berulang-ulang, hingga Alina sendiri tidak tahu sudah berapa puluh kali ia mencuci tubuhnya.
Alina yang merasa kedinginan, akhirnya memutuskan menghentikan ritual mandinya dan segera berpakaian. Ia terpaksa mengenakan dress seksi milik Imelda itu kembali. Dress sial yang sudah membuat hidupnya hancur dalam satu malam.
Selesai berpakaian, Alina segera meninggalkan hotel itu dengan membawa serta uang yang tadi ia temukan di atas nakas. Sekarang tujuannya adalah kediaman Imelda, musuh yang bertopeng sebagai sahabat.
Setibanya di sana, Imelda menyambut kedatangan Alina dengan wajah malas. Walaupun begitu, Imelda masih mempersilakan gadis malang itu untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Kamu benar-benar tega, Mel! Sebenarnya apa salahku hingga kamu tega melakukan hal ini kepadaku? Selama ini aku menganggapmu sebagai sahabat terbaik bahkan lebih dari itu, kamu sudah seperti saudaraku sendiri, Mel!" kesal Alina dengan air mata yang terus merembes dari pelupuk matanya.
Imelda tersenyum sinis mendengar ucapan gadis itu. "Apa? Sahabat kamu bilang? Sahabat dari Hongkong?! Seorang sahabat tidak akan pernah menghancurkan kebahagiaan sahabatnya, Alina!" bentak Imelda dengan mata membelalak menatap Alina.
"Apa maksudmu?!" Alina menautkan kedua alisnya. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Imelda saat itu.
"Semua orang sudah tahu, Alina! Satu sekolah juga sudah tahu bahwa kamu sudah jadian sama Chandra, 'kan?! Di mana hatimu saat kamu mengaku sebagai seorang sahabat, padahal kamu sendiri tahu bahwa selama ini aku begitu mencintai Chandra," sahut Imelda. Kini mata gadis itu mulai berkaca-kaca.
"Ya Tuhan, Imelda. Jadi kamu melakukan hal keji ini hanya karena Chandra? Kamu keterlaluan, Mel. Aku tidak rela, benar-benar tidak rela!" Tubuh Alina bergetar hebat dan ia kembali terisak.
Imelda tersenyum puas melihat kehancuran Alina. "Sekarang kita impas, Alina. Kamu sudah hancur dan Chandra pun pasti akan merasa jijik kemudian menjauhimu."
Alina mengangkat kepalanya dan menatap Imelda lekat. "Asal kamu tahu, Imelda. Aku dan Chandra tidak memiliki hubungan apapun. Ya, aku akui beberapa hari yang lalu Chandra menyatakan perasaannya kepadaku tetapi aku menolaknya. Kamu tahu kenapa? Karena aku tidak memiliki perasaan apapun terhadap lelaki itu dan aku juga tahu bahwa selama ini kamu begitu tergila-gila kepadanya!"
Imelda kembali tersenyum sinis. "Terserah apa katamu, Alina. Karena saat ini aku sudah tidak mempercayai kata-katamu lagi."
"Oh ya, hampir saja aku lupa. Soal uang yang ada di tanganmu, sebaiknya kamu bawa saja semuanya. Bukankah kamu butuh uang itu untuk biaya pengobatan Ibumu?" lanjut Imelda sambil menyilangkan kedua tangannya ke dada.
Alina masih menutup bibirnya rapat, tetapi tatapannya tetap tertuju pada Imelda, gadis yang sudah menjual dirinya kepada lelaki hidung belang hanya karena masalah sepele.
"Ya, aku memang membutuhkan banyak uang, Imelda. Namun, bukan seperti ini caranya. Kamu sudah menjerumuskan aku ke dunia yang begitu menjijikan," kesal Alina sambil menyeka air matanya.
"Hari ini bisa saja kamu bilang begitu, Alina. Tapi, besok-besok aku yakin kamu pasti akan berterima kasih padaku," jawab Imelda sambil tertawa lepas.
Imelda menghentikan tawanya kemudian membuka pintu dengan lebar. "Sekarang pergilah, Alina. Mulai sekarang aku bukanlah sahabatmu lagi, ingat itu!"
Alina melangkahkan kakinya keluar dari rumah mewah milik mantan sahabatnya itu. Baru beberapa langkah keluar dari pintu, Imelda membanting pintunya dengan keras hingga Alina pun sempat terperanjat dibuatnya.
"Kamu benar-benar kejam, Imelda. Aku harap Tuhan membalaskan perlakuanmu padaku. Hanya gara-gara Chandra, kamu menjual diriku kepada lelaki hidung belang," gumam Alina seraya melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.
***