NovelToon NovelToon
Kolor Sakti

Kolor Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Spiritual / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:41.4k
Nilai: 5
Nama Author: aiza041221

Seorang pria yang mendapat warisan leluhur setelah diceraikan oleh istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aiza041221, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

Hari demi hari berlalu, dan beberapa hari terakhir ini, Suparman merasa sangat gelisah. Kegelisahannya terjadi ketika Hasan yang merupakan suami Jaenab, kembali ke desa dan Burhan yang merupakan suami Nina, pulang dari luar negeri.

Ditambah lagi, sejak Mona dilamar oleh Sarmin, Suparman memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Mona. Dia tidak ingin menjadi duri bagi kebahagiaan sahabatnya.

Saat tengah asik menikmati segelas kopi panas dan sebatang rokok di teras rumahnya, tiba-tiba Sarmin dan Jarot datang dengan motor mereka.

" Man. Bagaimana dengan persiapan besok malam? Apakah kamu sudah berhasil mengumpulkan uang untuk modal. Kalau kamu belum berhasil mengumpulkan uang? Kami sepakat untuk patungan untuk menambah modal, ya walaupun tidak seberapa." ucap Jarot begitu duduk di samping Suparman, sedang Sarmin langsung masuk kedalam rumah untuk membuat kopi.

" Untuk masalah modal semuanya sudah teratasi, kalian tinggal menemaniku saja besok malam? Karna bagaimanapun aku pasti membutuhkan dukungan kalian." balas Suparman sambil menyeruput kopinya.

" Kalau masalah itu kamu tenang saja, Man? Aku dan Sarmin pasti akan selalu mendukungmu. Bahkan kalau perlu, kita bawa semua pemuda didesa untuk mendukungmu." balas Jarot sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

" Man, apa rencanamu dengan tanah yang dibeli dari Abah Rojak? Kalau aku boleh memberikan saran, lebih baik bangun kamu kontrakan atau kos-kosan saja. Aku mendengar kabar dari orang di kantor, akan ada universitas baru yang lokasinya dekat dengan tanah itu," ujar Sarmin sambil keluar dari rumah membawa dua gelas kopi panas.

" Serius kamu, Min? Darimana kamu mendengar berita itu? Kalau benar-benar dibangun universitas disana pasti akan sangat ramai, belum lagi masih ada SMA dan SMP yang juga tidak jauh dari sana. Wahhh.. kalau benar-benar dibangun universitas. Kamu untuk besar, Man." seru Jarot dengan antusias.

Jarot sebenarnya sama sekali tidak meragukan apa yang dikatakan oleh Sarmin, terlebih lagi karena Sarmin bekerja di kantor kecamatan. Yang pastinya sudah mendengar kabar tersebut jauh sebelum orang biasa seperti mereka tau.

" Kemarin, Pak Camat menyampaikan dalam rapat bahwa proses pembangunan akan dimulai akhir bulan ini. Semua surat perizinan telah selesai, tetapi memang belum diumumkan ke publik. Hal ini dilakukan agar harga tanah di sana tidak langsung melonjak, sehingga memberikan waktu sekitar dua minggu bagi para pejabat untuk mencari lahan yang dijual di sana demi keuntungan pribadi," ujar Sarmin sambil menyalakan sebatang rokok.

Suparman hanya mendengar penjelasan dari Sarmin dengan seksama, dia sadar bahwa tanah miliknya yang dia beli dari Abah Rojak. Kini pasti akan mengalami peningkatan harga yang cukup besar.

Suparman yakin bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memulai usaha. Dia setuju dengan Sarmin bahwa membangun kost-kostan merupakan solusi dengan risiko kegagalan yang minim.

Namun, dia memutuskan untuk menunggu dan memastikan bahwa pembangunan universitas di lokasi tersebut benar-benar telah dimulai sebelum dia mulai membangun kost-kostan.

" Bagaimana Man? Apa kamu setuju dengan ideku. Kamu tenang saja aku dan Jarot pasti akan membantu dengan semaksimal mungkin." tanya Sarmin memastikan.

" Aku setuju dengan idemu, tetapi membangun kost-kostan juga memerlukan modal yang cukup besar. Lagipula aku sekarang sedang fokus untuk melakukan perjudian besok. Jika aku mendapatkan kemenangan besar dalam perjudian besok. Kemenangan itu bisa aku gunakan sebagai modal membangun kost-kostan." balas Suparman sambil menyeruput kopinya hingga tuntas.

" Kamu benar, Man. Sebaiknya kita fokus menyelesaikan satu masalah dulu. Jika kita memikirkan terlalu banyak masalah sekaligus, semuanya bisa berantakan," sahut Jarot yang setuju dengan pendapat Suparman.

Mereka bertiga terus berdiskusi serius tentang rencana menghadiri acara perjudian besok malam. Ketiganya terus mengobrol dengan santai, hingga tanpa terasa tiga jam berlalu tanpa mereka sadari karena saking asiknya mengobrol.

" Man, aku pulang dulu, ya. Perutku sudah sangat lapar. Sudah lebih dari tiga jam kita di sini, tapi kamu belum juga menawarkan makan." ucap Sarmin tersenyum masam.

" Hehehe.. kamu tau sendiri kalau aku sekarang sendirian? Aku makan saja tiap hari di warung Nina." balas Suparman santai.

" Jarot, ayo kita pulang. Suparman sudah tidak paham dengan kode yang kita berikan." seru Sarmin sambil berjalan menuju ke motornya.

" Dasar Sarmin. Maunya gratisan saja. Kami pulang dulu Man?" pamit Jarot sambil berjalan menyusul Sarmin.

Setelah kepergian kedua sahabatnya, Suparman yang sudah mulai lapar pergi ke warung Nina, langsung masuk kedalam rumah untuk membuat mie rebus dan dua butir telor.

" Masak-masak sendiri, mandi-mandi sendiri. Tidur pun sendiri..! Beginilah nasib duda, mau apapun sendiri..." oceh Suparman sambil memasak mie rebus.

Setelah mie rebus yang di masak matang, tanpa membuang waktu lagi dia langsung menyantapnya dengan lahap, hanya butuh waktu tidak sampai lima menit bagi Suparman untuk menghabiskan semangkuk mie rebus yang dia buat.

Baru saja ia menaruh mangkuk kosong ke dapur, tiba-tiba suara motor berhenti di depan rumahnya, tidak berselang lama suara wanita memanggil namanya.

" Man, kamu dirumah tidak?" sapa sang wanita memanggil Suparman.

Suparman yang cukup tidak asing dengan suara wanita diluar rumahnya, dengan penuh semangat langsung berjalan ke arah pintu, dia tidak menyangka gadis yang sudah beberapa hari tidak menghubunginya kini justru datang kerumah.

" Masuk Sari..! Aku tidak menyangka Kamu datang kemari, ternyata kamu masih ingat jalan ke rumahku." ujar Suparman sambil tersenyum manis saat melihat sari yang terlihat cantik dengan seragam kerjanya.

" Aku sebenarnya dari kemarin ingin kemari Man? Cuma akhir-akhir ini banyak kerjaan jadi tidak sempat kemari, untung hari ini pulang cepat jadi aku sempatkan untuk kesini." balas Sari dengan senyum manisnya.

" Owhhhgggg.. kamu duduk dulu, aku buatkan minum terlebih dahulu." ucap Suparman sambil berjalan menuju dapur.

Setelah membuat segelas teh manis hangat untuk Sari dan segelas kopi panas untuk dirinya, Suparman kembali keruang tamu.

" Maaf Sari, adanya cuma teh hangat." ucap Suparman sambil meletakkan segelas teh hangat dan kopi panas di meja, lalu dia duduk disamping Sari.

" Tidak apa-apa, Man. Ini saja sudah lebih dari cukup," balas Sari sambil bangkit dan pindah ke pangkuan Suparman.

Hingga wajah mereka saling bertatapan dengan intens, Suparman cukup terkejut dengan tindakan Sari, namun dia juga merasa senang dan tanpa ragu melingkarkan tangannya ke pinggang Sari.

" Man, kemarin setelah kamu pulang dari rumahku, apakah kamu sempat bertemu dan berkelahi dengan Toni dan anak buahnya?" tanya Sari dengan serius sambil menatap wajah tampan Suparman.

" Apakah dia mengadu kepadamu?" tanya balik Suparman sambil tersenyum manis.

" Bukan dia yang mengadu, tetapi bapakku mendengar kabar itu dari warga desa saat ronda malam. Katanya mereka mendapatkan informasi A1 dari anak buah Toni yang kamu hajar." balas Sari sambil tersenyum manis.

" Apakah kamu marah jika aku menghajar Toni? Pria yang mengaku menjadi kekasihmu." ujar Suparman dengan wajah serius.

" Hufff, buat apa aku marah? Kalau aku marah tidak mungkin aku datang kemari dan seperti ini, seharusnya dengan aku seperti ini, kamu sudah tau perasaanku." balas Sari sambil menatap wajah tampan Suparman dengan senyum manisnya.

" Tetapi bagaimana kalau aku seperti Samson sang penakluk. Apakah kamu mau berbagi suami dengan wanita lain." sahut Suparman sambil tersenyum penuh arti.

" Dasar lelaki, selalu tidak cukup dengan satu wanita. Jika kamu ingin memiliki lebih dari satu istri, kamu harus menjadikanku istri pertama." balas Sari tegas.

Suparman begitu terkejut mendengar perkataan dari Sari, dia tidak menyangka kalau Sari akan setuju dengan persyaratan darinya. Bagi dia tidak masalah siapa yang menjadi istri pertamanya kelak. Karna baik Sari maupun viola sama-sama cantiknya.

" Sari, bolehkah aku menciummu?" pinta Suparman dengan wajah penuh harap.

Tanpa berkata apa-apa, Sari mendekatkan wajahnya ke wajah Suparman. Mendapat lampu hijau dari Sari, Suparman tak membuang waktu lagi dan segera menciumnya dengan penuh kelembutan.

Mereka berdua larut dalam suasana romantis yang tercipta. Bahkan saat Suparman meminta untuk menikmati buah mangga yang dibawanya, Sari hanya bisa mengangguk tanda setuju.

Suparman sangat menikmati rasa khas dari buah mangga ranum milik Sari. Meskipun ukurannya tidak sebesar buah milik Mona atau Jaenab, hanya sebanding dengan milik Viola, Suparman tetap menyukainya.

" Man, sepertinya sudah cukup. Kalau mau lebih, kamu harus melamarku dulu," bisik Sari sambil menahan tangan Suparman yang hendak memasuki area persawahan miliknya.

" Baiklah, Minggu depan aku akan datang kerumah untuk melamarmu? Aku harap kamu tidak menolaknya ." balas Suparman sambil tersenyum penuh cinta.

" Benarkah..?" ucap Sari dengan wajah terkejut.

Sari benar-benar tidak menyangka kalau Suparman akan langsung melamarnya, tetapi dibalik rasa terkejutnya tersimpan perasaan senang mendengar apa yang Suparman katakan.

" Tentu saja..! aku tidak akan main-main dengan perkataanku." balas Suparman sambil tersenyum penuh cinta.

Sari yang begitu bahagia tanpa basa-basi langsung mengajak Suparman kembali untuk beradu bibir dan lidah dengan lebih mesra dari sebelumnya, bahkan sari tidak sungkan-sungkan lagi untuk mengeluarkan suara suara merdunya saat Suparman menikmati buah mangga yang di bawa.

" Man, aku pulang dulu ya? Sudah hampir jam lima, bapak juga sudah mengirim pesan." ucap Sari sambil merapihkan pakaiannya.

" Baiklah, jangan lupa bilang sama bapak dan ibumu. jika malam Minggu besok aku akan datang kerumah untuk melamar anaknya yang cantik ini." balas Suparman sambil tersenyum penuh cinta kepada Sari.

" Aku tunggu kedatanganmu mas duda mesum." balas Sari sambil berjalan keluar dari rumah Suparman.

1
Budiarto Taman Roso
cuma segitu aja udah ?
koq banyak ya novel yg tiba tiba stop ga tau akhirnya....
kadang" nyesel mulai baca yg begini..
maung luang
thor kapan updatenya kok lama amat.../Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
A. H. Daniel
mantap
Nahran Min Laban
rumpik ya......pakne parminn...anake parman.............🤣🤣🤣🤣
kak so
🤦‍♂️
kak so
😎
kak so
🔥🔥
😎
kak so
👉💨💦💦💦💦💥💦💦💦💥
kak so
trio icikiwir lu Dul....yg sawah dan ladang nya pada lu garap...🤣🤣🤣
kak so
libas Man....🤜💥. pendekar kolor sakti beraksi...🤜💨💥💥💥💥💥
kak so
🔥
kak so
😎
kak so
🤭
kak so
🔥🔥
😎
mantap bener tuh kolor Dul... yg punya Sistim aja minggir..🤣🤣🤣
kak so
🔥
👍
kak so
👉💨💦💦💦💦💦💦💥
pendekar angin barat
tamat...
kak so
🤦‍♂️....ga salah sedot kah....🤭
kak so
🕶
kak so
🤔...pas ngopi lu bilang belum gajian.. tiba dilapak judi..lu dah kalah 5 juta aja..🤦‍♂️. piye toh min..min...🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!