Persahabatan dua generasi.
Antara seorang pemuda dengan seorang kakek tua pensiunan pegawai negeri.
Lucunya, sang kakek tidak mengetahui bahwa sahabatnya sebenarnya seorang CEO dari perusahaan terkenal.
Persahabatan yang telah terjalin beberapa tahu itu sangat terjalin erat hingga akhirnya, di penghujung akhir hayatnya, sang kakek meminta sahabatnya untuk menikahi cucu satu satunya.
Akankah sang CEO akan menuruti permintaan sahabatnya untuk menikahi cucunya yang ternyata adalah sekretaris yang bekerja dengannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta..
"Lebih.. sepuluh milyar lebih isinya.." Riri meralat.
Mereka melihat Asha dengan tak percaya.
Asha masih bengong melihat deretan angka di depannya.
"Ambil berapa..?" Asha melihat Della.
Della melihat Riri.
"20 juta.." Jawab Riri cepat.
Akhirnya dengan beberapa kali transaksi, Asha sudah memegang uang 20 juta di dalam tasnya
Mereka keluar dari ATM Center masih dengan sedikit termenung, seakan masih tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya, sesekali Della dan Riri melihat Asha yang juga tak jauh kaget dari mereka.
"Asha..siapa tunangan kamu itu..?"
"Iya ceritakan kepada kami semuanya.."
"Melihat cincin ini dan isi kartu itu, kami semakin yakin kalau tunangan kamu bukan orang sembarangan.."
"Kamu bukan wanita simpanan pejabat kan..?"
"Kamu bukan simpanan om om kan..?
"Ayo ceritakan kepada kami.."
Asha melihat Della dan Riri.
"Maaf teman teman, sekarang belum saatnya aku memberitahu kalian..tapi suatu saat nanti kalian pasti akan tahu.."
"Dan yang paling penting aku tidak seperti yang kalian tuduhkan tadi, aku bukan wanita simpanan.."
"Baiklah..kalau itu kami percaya, aku tahu kamu tidak seperti itu.."
"Tapi dia sudah memberimu uang sebanyak itu, dan masih mengizinkanmu bekerja..?"
"Seharusnya dia melarang kamu bekerja, karena pemberiannya saja sudah lebih dari cukup.."
"Dengan uang sebanyak itu kamu sudah tidak usah bekerja lagi, kamu tinggal duduk santai saja dirumah dan menghabiskan semua uangnya."
Asha tersenyum.
"Sudah..sudah.. sebaiknya kita berbelanja sekarang, hari sudah semakin sore.."
Mereka segera membeli sebuah gaun untuk Asha, tak lupa juga dengan sebuah tas dan sepatu, setelah itu mereka segera kembali ke kediaman Della, karena akan berdandan disana dan berangkat ke pesta nanti malam bersama.
***
Pesta yang dilangsungkan di sebuah hotel itu, sudah akan dimulai, ternyata Devan datang dengan digandeng oleh Angel, kedatangan mereka disambut oleh banyak orang yang didominasi oleh semua karyawan kantornya.
"Kalian sangat serasi sekali.." Puji beberapa orang.
Angel tersipu malu, tidak mau melepas gandengan tangannya dari Devan, sementara Devan hanya tersenyum kecil dengan perasaannya yang sedikit kecewa, dia tidak tahu kalau Catherine juga mengundang Angel ke pestanya dan mau tidak mau akhirnya mereka harus datang bersama.
Devan terus melihat sekeliling, mencari keberadaan Asha yang belum nampak olehnya, dia tidak mau Asha melihat dirinya yang ternyata datang bersama Angel, apalagi Angel yang sama sekali tidak mau melepaskan gandengannya. Devan tahu, jika Asht melihat mereka seperti ini pasti akan sangat membuatnya sakit hati, dan tentu saja juga akan membuat dirinya merasa bersalah.
"Aku kesana dulu sebentar.." Devan melepaskan gandengan tangan Angel.
"Kemana..?"
"Asistenku.." Devan menunjuk Nando.
Angel mengangguk. Dia melanjutkan percakapan dengan beberapa orang yang menyapanya.
Devan menghampiri Nando.
"Mana Asha..?"
Nando melihat sekeliling namun kemudian menunjuk pelan ke suatu arah, menunjuk Asha yang baru saja datang.
"Itu Asha.. Cantik sekali.." Ucap Nando terpana.
Devan membalikkan badannya.
Devan tak kalah terpana melihat Asha yang baru saja datang terlihat sangat cantik dengan gaunnya yang berwarna hitam, rambut hitam panjangnya yang dibiarkan tergerai tidak seperti biasanya.
Hampir semua orang yang melihat kedatangan Asha juga terpana dan pangling dengan penampilannya seperti halnya Gio yang beberapa kali menelan ludahnya.
Angel juga tak kalah kaget, dia tak percaya sekretaris tunangannya bisa menjadi secantik itu dan seakan mengalahkan pamornya sekarang, Angel terlihat kesal karena mendengar semua orang yang hampir memujinya.
Devan yang sedang melihat Asha kaget karena tiba-tiba Angel sudah menggandeng tangannya lagi dengan manja.
"Kenapa sekretaris juga diundang..?"
"Aku kira ini pesta buat orang kalangan atas saja.." Gumam Angel pelan namun Devan masih bisa mendengarnya jelas.
"Semua orang kantor diundang, Catherine bukan orang yang membedakan status dan jabatan.." Jawab Devan kesal.
Angel kaget mendengar jawaban Devan.
"Maaf bukan itu maksudku..baiklah..mari kita menyapanya juga.." Angel menarik Devan.
Devan kaget.
"Tidak usah..aku tidak mau.."
Tapi Angel memaksa, dia menarik Devan hingga tepat berada di depan Asha, juga Riri dan Della.
Asha kaget melihat Devan yang menghampirinya bersama dengan Angel tunangannya
Asha melihat tangan mereka yang bergandengan erat.
"Kamu cantik sekali.." Angel tersenyum ramah kepada Asha.
Asha hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Saya sebagai tunangan bos kamu, ingin mengucapkan banyak terima kasih karena kamu sudah banyak membantu pekerjaan calon suami saya.."
Devan melihat Asha dengan getir, melihat senyumannya yang terlihat sangat dipaksakan.
"Sudah tugas saya sebagai sekretarisnya.." Jawab Asha pelan.
Angel tersenyum, melihat Asha dari bawah sampai atas dengan angkuh, namun tiba-tiba dia tak sengaja melihat cincin dijari manisnya.
"Owh..kamu sudah bertunangan atau menikah..?"
Asha dan Devan terkesiap kaget.
"Dia sudah bertunangan.." Jawab Della cepat
"Wah..selamat ya..aku senang mendengarnya.."
Asha tersenyum.
"Kapan pernikahannya..?"
"Mungkin sebentar lagi.." Jawab Riri kali ini dengan sok tahu.
Angel melihat Devan.
"Semoga kita dulu ya sayang.." Ucap Angel dengan manja.
Devan terdiam tidak menjawab, terus mengalihkan perhatiannya ke arah lain.
"Kami permisi dulu.." Asha pamit dan pergi diikuti oleh Della dan Riri dibelakangnya.
Nando yang melihat semua kejadian itu dari kejauhan merasa prihatin kepada Asha.
Pesta sudah dimulai.
Pesta berlangsung dengan meriah, semua orang bergembira, namun lain halnya dengan Devan dan Asha, mereka tampak suram sambil sesekali saling mencuri pandang.
Devan merasa sangat bersalah melihat Asha yang terlihat jelas bersedih namun tetap berusaha untuk selalu ceria dan tertawa.
Nando menghampiri Devan.
"Maaf pak..klien kita yang kemarin baru saja menghubungi saya dan mengajak kita bertemu secepatnya.."
Devan terlihat kaget.
"Ada beberapa hal penting yang ingin dia perjelas dalam surat kontrak, dia ingin bertemu sekarang karena akan kembali lagi ke negaranya malam ini juga.."
Angel yang mendengar terlihat kecewa.
"Maaf aku harus pergi, kamu pulang minta dijemput supir saja ya.."
"Baiklah.." Jawab Angel pasrah.
Devan berjalan dengan diikuti oleh Nando dibelakangnya.
"Dimana mereka mau bertemu..?"
"Di kamar 202 pak.."
"Kenapa di dalam kamar..?" Tanya Devan heran melihat Nando.
***
Asha membuka pintu perlahan, Nando baru saja menghubunginya dan memintanya datang ke kamar ini karena katanya dia tiba-tiba sakit dan membutuhkan bantuannya.
Asha masuk perlahan, dia menutup pintu namun dia kaget karena tiba-tiba seseorang di balik pintu menarik tangannya kemudian memeluknya.
Devan memeluk Asha erat, sangat erat, seakan tidak mau melepasnya lagi.
pikir tdi bnran jetua gangster ...