NovelToon NovelToon
Mahira

Mahira

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Pengganti
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: santi damayanti

“Aku kecewa sama kamu, Mahira. Bisa-bisanya kamu memasukkan lelaki ke kamar kamu, Mahira,” ucap Rangga dengan wajah menahan marah.
“Mas Rangga,” isak Mahira, “demi Tuhan aku tidak pernah memasukkan lelaki ke kamarku.”
“Jangan menyangkal, kamu, Mahira. Jangan-jangan bukan sekali saja kamu memasukkan lelaki ke kamar kamu,” tuduh Rukmini tajam.
“Tidak!” teriak Mahira. “Aku bukan wanita murahan seperti kamu,” bantah Mahira penuh amarah.
“Diam!” bentak Harsono, untuk kesekian kalinya membentak Mahira.
“Kamu mengecewakan Bapak, Mahira. Kenapa kamu melakukan ini di saat besok kamu mau menikah, Mahira?” Harsono tampak sangat kecewa.
“Bapak,” isak Mahira lirih, “Bapak mengenalku dengan baik. Bapak harusnya percaya sama aku, Pak. Bahkan aku pacaran sama Mas Rangga selama 5 tahun saja aku masih bisa jaga diri, Pak. Aku sangat mencintai Mas Rangga, aku tidak mungkin berkhianat.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mh 14

Pak Dasuki tak tahan dia langsung pergi meninggalkan rumah Pak Harsono, Ibu Wati mengikuti dari belakang.

Rangga terdiam tubuhnya gemetar.

“Dasar lelaki sok polos, kamu sudah menghancurkan dua putriku?” geram Pak Harsono.

“Kalau kamu sudah meniduri Ratna kenapa kamu tidak memutuskan Mahira dan menikah dengan Ratna, sekarang Ratna rusak, Mahira kabur, kamu lelaki bajingan” bentak Harsono.

“Pak, jangan sakiti Mas Rangga, bapak juga sama kan, bertahun-tahun menyakiti ibu dan aku” ucap Ratna kesal.

Pak Harsono melihat Ratna dengan nyalang dia merasa bersalah pada Ratna karena memberi kehidupan kurang layak pada Ratna selama 15 tahun makanya selama 6 tahun ini Ratna dimanja oleh Harsono untuk menebus segalanya, naas dia malah mengabaikan Mahira.

Sekarang dua putrinya hancur, 1 dirusak pria brengsek, 1 lagi dia usir hanya karena emosi, dan hal yang paling bodoh dia lakukan adalah menikahkan Mahira dengan pria asing yang tidak dia teliti asal usulnya.

Pak Harsono kesal dia melangkah keluar rumah.

“Bruk” pintu ditutup keras.

Pesta masih berlangsung orkes dangdut semakin ramai.

“Eh Pak Harsono mari sini” ucap Pak Maryanto.

Pak Harsono datang menuju mereka.

Pak Harsono duduk dan melihat biduan sedang bernyanyi.

“To pesankan anggur merah sama bir 5 kerat lah pusing aku.”

Maryanto matanya membulat “Kenapa lu kambuh?”

“Berisik lu, cepatan apa,”

“Ok bos.”

Kemudian Maryanto menelepon seseorang, dia melihat Pak Harsono dengan pandangan aneh.

“Kenapa lu ga di dalam aja temenin anak lu, kasihan anak lu pasti tertekan dengan pernikahan ini” ucap Maryanto.

“Oh berarti warga belum tahu kehamilan Ratna, baguslah,” ucap Pak Harsono dalam hati.

“Ada suaminya, biarlah, biar mereka akrab” jawab Pak Harsono.

Tak lama kemudian mobil pick up datang membawa beberapa krat mobil.

Semua orang berkerumun mendekati meja Pak Harsono.

Dan Pak Harsono kembali pada kebiasaan dia waktu muda, minum-minum sampai mabuk.

“Sayang bawa aku ke mar dong” ucap manja Ratna pada Rangga.

“Malam ini aku dipukuli bapakku dan bapak kamu, badanku sakit semua.”

“Makanya jadi lelaki itu yang gentel dong” kesal Ratna “Kenapa kamu ga jujur kalau sudah tidur denganku.”

Rangga menjambak rambutnya sendiri “Jujur saja sebrengseknya aku, aku juga ingin punya istri baik.”

“Oh kamu anggap aku bukan istri baik ha” ucap Ratna kesal.

“Emang pantas kamu mengaku jadi istri baik, andai saja kamu tidak sering menggodaku” keluh Rangga.

“Oh kamu menyalahkanku ha, setelah aku memberikan semuanya padamu, bukankah kamu yang selalu curhat padaku, kamu selalu mengeluh padaku kalau Mahira itu kolot, kalau Mahira itu tidak cinta sama kamu karena tidak mau kamu cium,” ucap Ratna kesal.

“Tahu, ah, aku pusing” ucap Rangga.

“Sudahlah, yang penting kamu sekarang suamiku, sekarang bawa aku ke kamar, atau aku sebarkan video ini ke tempat kerjamu,” ancam Ratna.

Rangga kesal tapi dia takut akhirnya bangun dan membopong Ratna ke kamar.

“Yang lembut dong, di perutku ada anak kamu” lirih Ratna manja.

“Ah, bener ada anakku, setelah anakku lahir aku akan menceraikannya” pikir Rangga dalam hati.

..

..

Di kontrakan Doni

Mahira termenung seorang diri, menangis, makan, menangis, makan hal itu terus berulang, hampir semua buah-buahan di kulkas habis.

Mahira matanya berat lelah karena banyak makan dan menangis.

“Mahira sayang bangun” ucap Doni.

“Apa sih lu sayang-sayang” jawab Mahira kaget Doni ada di depannya.

“Ih makin cantik deh kalau ngambek.”

Pipi Mahira merona.

“Dasar gombal pasti semua cewek kamu gombalin ya.”

“Engga sayang, aku hanya gombal sama kamu sayang, kamu adalah istriku, cintaku satu-satunya.”

“Mahira” lirih Doni mendekatkan wajahnya ke arah Mahira.

“Mau apa lu” ucap Mahira.

“Mahira” muka Doni semakin dekat.

“Apa” lirih Mahira napasnya tak beraturan jantungnya berdebar.

Bibir Doni dan Mahira menyatu.

Mahira napasnya sesak tak bisa bernapas.

“Lepaskan Doni,” teriak Mahira.

Mahira terlonjak kaget.

“Ah, mimpi” ucap Mahira menyentuh bibirnya.

“Ih, nyebelin banget sih, kenapa lagi sedih begini malah mimpi cowok nyebelin kaya dia.”

Mahira bangun, mengucek matanya.

“Astagfirullah” ucapnya “siapa yang makan buah segini banyak.”

Mahira menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Apa ada genderuwo, atau pria buncit berewokan” gumam Mahira.

Mahira melihat pintu depan masih terkunci.

“Masih terkunci artinya ga ada yang masuk.”

Kemudian dia mengingat kejadian sebelum tidur.

“Masa sih aku makan segini banyak” gumam Mahira.

Mahira bangkit merapikan bekas buah yang berserakan di mana-mana, lalu menyibakkan hordeng dan ternyata sudah pagi.

“Cukup Mahira, cukup move on Mahira, jangan sedih” ucap Mahira mensugesti dirinya.

Mahira membuka pintu lalu membuang bekas buah yang dia makan ke tong sampah.

Mahira menghirup udara pagi yang segar. “Aku harus sekolah, ya sekolah ketemu guru-guru yang menyayangiku dan murid-murid yang rese,” Mahira tersenyum.

“Dunia aku datang,” gumam Mahira menyemangati dirinya.

Mahira masuk kembali ke kontrakan lalu masuk ke kamar tidur, dan mandi di toilet kamar tidur.

Dia menyentuh bibirnya. “Mimpi tapi kenapa begitu nyata” gumamnya.

“Kemana sih lu, kang,” Mahira menggelengkan kepala. “Ah tidak aku tidak kangen sama kamu.”

Setelah mandi Mahira berdandan tipis-tipis. Dia mengeluarkan seluruh bajunya dari ransel dan memindahkan ke lemari yang ada di kamar.

“Wow rapi juga dia dalam menyusun baju” gumam Mahira melihat susunan baju yang rapi.

Mahira mengunci pintu kamar lalu keluar kontrakan.

Memesan ojek daring. “Ah ternyata 30 menit dari sini” gumamnya.

“Bisa terlambat aku” katanya.

Tak lama kemudian ojek daring datang, Mahira naik ojek daring.

Mahira membayangkan dirinya akan mendapatkan pelukan hangat dari semua guru karena bersimpati sama dia. Mahira kemarin melihat grup WA sekolah dan media sosial sekolah tidak ada satu pun yang membahas dirinya. Dan Mahira tahu kalau teman-temannya datang ke pernikahan dia karena lihat siaran langsung Anto.

35 menit perjalanan akhirnya sampai di SMK Nusantara, SMK pariwisata jurusan tata boga, perhotelan dan tata busana.

Mahira berlari kecil. Mahira tersenyum melihat Bu Retna sedang ada di gerbang menyambut para siswa yang datang, sebuah rutinitas salaman pagi antara guru dan murid.

Mahira tersenyum di depan Bu Retna kemudian mengulurkan tangan.

“Cepat masuk sudah terlambat” ketus Bu Retna.

“Deg” perasaan Mahira langsung tak enak.

“Kenapa biasanya dia baik padaku, ada apa ya” pikir Mahira.

Mahira berjalan menuju ruang guru namun dia ragu, selain sudah terlambat Mahira juga takut sikap guru yang lain sama kaya Bu Retna.

Akhirnya Mahira melangkah menuju kelas 12 E jadwal mengajar dia di sana, selain itu dia juga wali kelas di sana.

Bel berbunyi tanda masuk jam belajar, Mahira langsung masuk ke kelas.

“Ibu” teriak para siswa berlarian pada Mahira kemudian memeluk Mahira.

“Ada apa dengan kalian” ucap Mahira, dia juga terharu, biasanya muridnya suka membuat dia kesal dan suka mengerjai dia karena wajah Mahira yang lebih mirip siswa ketimbang guru.

Tidak ada yang menjawab, mereka hanya memeluk kemudian kembali ke bangku masing-masing untuk melakukan doa pagi.

Mahira duduk di kursi guru. Baru saja Mahira akan memimpin doa pagi.

“Assalamualaikum.”

Mahira melihat sumber suara ternyata Ibu Fany.

“Maaf Ibu Mahira, sebelum doa pagi ini ada murid baru pindah.”

Mahira menganggukkan kepala, lalu muncullah seorang siswa dari belakang Ibu Fany.

Mata Mahira terbelalak melihat pria itu.

“Doni,” gumamnya.

1
puspa endah
ceritanya bagus thor susah di tebak
puspa endah
teka teki banget ceritanya👍👍👍👍 lanjut thor😍😍😍
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
partini
oh seperti itu
puspa endah
lanjut thor👍👍👍
puspa endah
banyak teka tekinya thor😄😄😄. siapa lagi ya itu....
anak buah doni kah?
puspa endah
woow siapakah Leo?
NP
ga jadi mandi di doni
puspa endah
🤣🤣🤣 lucu banget mahira n doni
partini
Leo saking cintanya sama tuh Kunti Ampe segitunya nurut aja ,,dia dalangnya Leo yg eksekusi hemmmm ledhoooooooooo
partini
sehhh sadis nya, guru ga ada harganya di mata mereka wow super wow
partini
hemmm modus ini mah
partini
apa Doni bukan anak SMA,, wah banyak misteri
puspa endah
wah kereen bu kepsek👍👍👍 hempaskan bu susi, bu anggi dan pak marno😄😄😄😄
partini
Reza takut ma bosnya 😂😂
sama" cembukur teryata
puspa endah
bagus mahira👍👍👍 jangan takut klo ga salah
puspa endah
doni kayaknya lagi menyamar
partini
daster panjang di bawah lutut ga Sampai mata kaki ya Thor
tapi pakai hijab apa ga aneh
NP: q kalo dirumah jg sering kayak itu ..to pake legging lengan pendek
total 3 replies
partini
hemmmm Doni ,, kenapa aku berfikir ke sana yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!