Arkan, seorang pria kaya dan berkuasa dengan kepribadian yang dingin dan suka mengontrol orang lain, terjebak dalam permainan cinta dengan Aisyah, seorang wanita muda yang cantik dan berani. Aisyah memiliki tujuan tertentu untuk Arkan, dan ia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya.
Arkan memiliki rencana untuk Aisyah, tetapi seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Aisyah. Ia mulai mempertanyakan perasaan dirinya sendiri dan mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam hatinya.
Aisyah sendiri juga memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh Arkan. Ia memiliki tujuan untuk membalas dendam kepada orang yang telah menyakiti keluarganya, dan Arkan menjadi bagian dari rencananya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhamad Wirdan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Arkan dan timnya bergerak dengan hati-hati melalui koridor gelap markas Maestro. Mereka telah mempersiapkan diri untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi, tetapi mereka tidak tahu apa yang menanti mereka di dalam.
"Rachel, bagaimana situasinya?" Arkan bertanya melalui komunikasi internal.
"Sudah siap, Tuan," jawab Rachel. "Kami telah menemukan lokasi Maestro. Dia berada di ruang utama."
Arkan mengangguk, meskipun dia tahu Rachel tidak bisa melihatnya. "Baiklah, mari kita mulai."
Dengan senjata yang siap, Arkan dan timnya bergerak menuju ruang utama. Mereka berhati-hati, tidak ingin terdeteksi oleh orang-orang Maestro.
Ketika mereka tiba di depan pintu ruang utama, Arkan memberi isyarat kepada timnya untuk siap. Dengan satu gerakan cepat, Arkan membuka pintu dan timnya menyerbu masuk.
"Serbu!" teriak Arkan.
Timnya bergerak dengan cepat, menyerang orang-orang Maestro yang tidak siap. Arkan memandang sekeliling, mencari Maestro. Dan kemudian, dia melihatnya. Maestro berdiri di tengah ruangan, dengan senyum percaya diri di wajahnya.
"Selamat datang, Arkan," kata Maestro. "Aku telah menunggu kamu."
Arkan memandang Maestro dengan mata yang dingin. "Aku akan membuatmu membayar untuk apa yang telah kamu lakukan," kata Arkan.
Maestro tertawa. "Kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan aku," katanya. "Aku memiliki kekuatan yang tidak kamu ketahui."
Arkan memandang Maestro dengan mata yang tajam. "Kita lihat saja," kata Arkan.
Dengan itu, pertempuran sengit pun dimulai. Arkan dan timnya melawan orang-orang Maestro, sementara Arkan sendiri menghadapi Maestro. Pertempuran yang akan menentukan nasib mereka semua.
Pertempuran sengit antara Arkan dan timnya melawan orang-orang Maestro terus berlanjut. Arkan sendiri menghadapi Maestro, yang memiliki kemampuan luar biasa.
Maestro menggunakan kekuatannya untuk menyerang Arkan dengan gelombang energi yang kuat. Arkan dengan cepat menghindar dan membalas dengan serangan balistik yang tepat sasaran.
Pertempuran antara keduanya sangatlah intens, dengan keduanya saling menyerang dan bertahan. Arkan menggunakan semua kemampuan yang dia miliki untuk menghadapi Maestro, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa mengalahkan Maestro sendirian.
Tiba-tiba, Rachel datang membantu Arkan, menyerang Maestro dengan serangan yang cepat dan akurat. Arkan memandang Rachel dengan mata yang berterima kasih.
"Kita harus mengalahkan dia!" teriak Arkan.
Rachel mengangguk, dan bersama-sama mereka menyerang Maestro dengan serangan yang lebih kuat. Maestro terkejut dengan kekuatan mereka, tetapi dia tidak menyerah.
Dengan kekuatan yang luar biasa, Maestro menyerang Arkan dan Rachel dengan gelombang energi yang sangat kuat. Mereka berdua terlempar ke belakang, jatuh ke tanah.
Arkan memandang ke atas, melihat Maestro berdiri di atasnya, dengan senyum percaya diri di wajahnya. "Kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan aku," kata Maestro.
Arkan memandang Maestro dengan mata yang dingin. "Kita lihat saja," kata Arkan.
Dengan kekuatan yang tersisa, Arkan menyerang Maestro dengan serangan terakhir yang sangat kuat. Maestro terkejut, dan untuk pertama kalinya, dia terlihat ragu-ragu.
Arkan memanfaatkan kesempatan itu, dan dengan satu serangan terakhir, dia mengalahkan Maestro. Maestro jatuh ke tanah, tidak bisa bergerak lagi.
Arkan berdiri, memandang Maestro dengan mata yang dingin. "Sudah berakhir," kata Arkan.
Tiba-tiba, Nadya muncul di samping Arkan, dengan senyum di wajahnya. "Terima kasih, Arkan," kata Nadya.
Arkan memandang Nadya dengan mata yang hangat. "Aku senang kamu aman," kata Arkan.
Dan dengan itu, Arkan, Nadya, dan Rachel berdiri bersama, sebagai pemenang. Mereka telah mengalahkan Maestro, dan sekarang mereka bisa hidup dengan damai.