Nayla Kamil
18Tahun..
Tok.. tok.. tok..
"Permisi Tuan..bisa tolong berikan bunga ini untuk Tuan yang ada di belakang."
Reymon sanjaya
31 Tahun
"Dasar wanita aneh"bergumam sambil tersenyum tipis.
Siapa yang menyangka pertemuan yang tidak di sengaja itu menjadi awal mula Nayla terjebak dalam cinta yang aneh menurutnya.
perbedaan usia,tahta,harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26- Menciut
Nayla sudah mondar mandir Rey berjanji akan menjemputnya jam 7 malam,bahkan Nayla minta izin untuk pulang lebih cepat dari Cafe,dan kini Nay sudah menunggu hampir satu jam dan Rey belum juga datang,ada apa? Nay khawatir sesuatu terjadi pada Rey.
"Nay kamu dari tadi mondar mandir gak cape apa?" Ibu yang sedang menyiapkan adonan kue untuk pesanan esok hari pun mulai pusing melihat Nay yang gelisah.
"Kok lama ya bu?"
"Ya sabar kali aja macet kan"
"Kak Nay mah lebay" cibir Bima.
"Diem kakak gak ngomong sama kamu"
"Yeh.. begini nih kalo udah ketularan virus bucin, dikit dikit khawatir,dikit dikit gelisah"
"Berisik!! sono belajar yang bener!"
"Ck.." Bima berdecak sambil mencomot pisang goreng di dalam piring "Inget kak, jangan lebay nanti malu maluin depat calon mertua,nati calon mertuanya ilfil,kalo gak dapet restu bisa bahaya.." Bima melengos ke kamarnya sambil tertawa terbahak bahak.
"BIMA.."
"Hahaha apa lagi kalau tau kakak suka teriak teriak" masih terdengar ejekan dari kamar Bima.
"Ibuuu"Nay mengadu pada Ibunya.
"Ya bener itu jangan sampai disana kamu keluarai toa kamu" kekeh Ibu.
"Ih Ibu sama aja kayak Bima" Nay menghentakan kakinya.
Tak lama terdengar bunyi ketukan pintu "Nah tuh dateng kayaknya"
"Ah Ibu aja deh yang buka" pinta Nayla.
"Kenapa gak langsung aja sih Nay"
"Bu aku malu" rengek Nay.
"Ya ampun Nay" Ibu beranjak dan mencuci tangan sebelum membuka pintu.
"Oh nak Rey sudah datang"
"Iya bu,maaf saya telat" Rey mencium tangan Ibu.
"Gak papa,sebentar ya Ibu panggil dulu Nay nya."
Tak lama Nay muncul,dengan memakai gaun yang Rey belikan terlihat cantik dengan make up naturalnya. Nay memang pandai berdandan hingga tak heran Nay pintar mengaplikasikan riasannya.
"Hai" sapa Nay.
"Hai.. ayo kita harus segera berangkat,Ibu pasti sudah menunggu" Nay mengangguk dan mengikuti Rey keluar rumah.
"Kami pergi dulu Bu" kata Rey sopan.
"Ya hati hati,jangan terlalu malam ya pulangnya."
"Baik Bu"
Rey menggenggam tangan Nayla hingga membukakan pintu mobil untuk Nay,dan dirinyapun masuk kedalam mobil bersisian dengan Nayla.
"Selamat malam nona Nay" sapa Bram.
"Malam kak Bram" Bram mulai melajukan mobilnya untuk menuju Rumah besar Ibu Rey,sepanjang jalan Rey hanya diam namun tangannya tak lepas dari tangan Nay, menggenggamnya. Nay merasa aneh dengan situasi ini kenapa sunyi sekali.
"Rey?" Rey diam, Bram bahkan mendengar Nay bertanya pada Rey,namun Rey tak menjawab,Bram tau tuannya pasti masih syok dengan kenyataan yang didapatinya.
"Rey?" Nay sedikit mengguncang tangan Rey yang menggenggamnya agar Rey tersadar dari lamunannya.
"Hmm?" Rey bergumam, lalu melihat kearah Nay. "Kenapa sayang?"
"Harusnya aku yang tanya kamu kenapa?"
"Aku? aku gak apa apa" jawab Rey.
"Dari tadi kamu ngelamun"
"Oh, itu sorry sayang aku lagi banyak pekerjaan jadi kurang konsen" kilah Rey.
"Harusnya kalo lagi sibuk lain kali aja makan malemnya"
"Gak apa, aku juga udah janji sama Ibu"
Nay mengangguk, lalu hening lagi, hingga mobil mereka memasuki gerbang besar,dan yang lebih membuat Nay menganga adalah Rumah tersebut benar benar besar mungkin ada empat lantai hitung Nay, halaman yang Luas,membutuhkan waktu sekitar lima menit dengan mobil,untuk mencapai teras rumah,seketika Nay merasa menciut ia merasa begitu kecil disana.
Rey menuntun Nay hingga memasuki rumah,terus berjalan hingga menemukan sosok wanita cantik nan anggun dengan kebaya,dan rambut tersanggul rapi,Ibu Rey segera menyapa "Le, kamu sudah datang?" Ibu memeluk Rey sambil mengusap punggung Rey sambil tersenyum bahagia.
"Apa kabar bu?" tanya Rey.
"Baik,baik" Ibu menoleh kearah Nay yang tersenyum kearahnya, namun senyum dari Ibu tiba tiba menipis digantikan senyum yang sangat tipis hingga seperti kehilangan kebahagiaan yang begitu besar,dan Nay menyadari itu.
"Bu kenalkan ini Nayla" Rey memperkenalkan Nayla.
Nay tersenyum ramah,sambil mengulurkan tangannya kearah Ibu,dan Ibu pun menyambutnya. "Ya sudah ayo kita makan,ini udah telat loh" Ibu menarik tangan Rey dan meninggalkan Nay di belakang,Nay mematung perasaannya makin menciut melihat reaksi dari ibu dari Rey.
Rey menyadari Nay jauh tertinggal pun menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang "Sayang ayo" Rey kembali kebelakang dan menggenggam tangan Nay, Nay hanya tersenyum.
Sedang ibu memandang dengan tatapan datar.
Dimeja makan sudah tersedia berbagai macam makanan mewah,Meilani menuruni tangga sambil berlari "Kak Nay" Meilani memeluk Nay "Kakak cantik banget"
"Mei jaga sikapmu!" Kata Ibu penuh peringatan.
"Maaf Bu" Meilani nenunduk takut pada ibunya.
Mereka makan dengan hening Nay memakan makanannya seperti sedang menelan batu melihat tatapan Ibu dari Rey yang menusuknya entah mengapa Ibu Rey seperti tak menyukainya.
Setelah makan mereka bertiga berkumpul diruang keluarga sambil minum teh,Mailani sudah masuk ke kamarnya atas perintah Ibunya "Apa pendidikan terakhirmu?" tanya Ibu Rey,pandangannya tak lepas dari Nayla.
"Saya, SMA bu" jawab Nay.
Ibunya menghela nafasnya, "Kamu tau setidaknya istri Rey harus memiliki pendidikan S1"
Jangan lupa Like,Komen dan Votenya.
Terimakasih sudah membaca🙏