NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Dipaksa Menikahi CEO Dingin Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: lilyxy

Dijual oleh ayah tirinya pada seorang muncikari, Lilyan Lutner dibeli oleh seorang taipan. Xander Sebastian, mencari perawan yang bisa dinikahinya dengan cepat. Bukan tanpa alasan, Xander meminta Lily untuk menjadi istrinya agar ia bisa lepas dari tuntutan sang kakek. Pernikahan yang dijalani Lily kian rumit karena perlakuan dingin Xander kepadanya. Apa pun yang Lily lakukan, menjadi serba salah di mata sang suami. Xander seakan memiliki obsesi dan dendam pribadi pada hidupnya. Bagaimanakah nasib Lily yang harus menjalani pernikahan dengan suami dinginnya? Haruskah ia bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilyxy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Jangan lupa janjimu untuk membawa gadis itu ke hadapan kakek besok, Xander. Dengan menunjukan semua surat nikah ini, tentu saja kakek tidak akan langsung percaya kalau kamu sudah benar-benar menikah." suara itu memecah keheningan.

"Bisa saja kamu menyuap pegawai kantor catatan sipil itu untuk memalsukan semua dokumen-dokumen ini. Kakek harus memastikan dengan mata kepala kakek sendiri kalau kamu dan wanita itu benar-benar nyata, baru kakek akan percaya." Pria itu memperingatkan.

"Tapi juga tidak akan semudah itu kamu bisa merebut kepercayaan kakek, mengingat selama ini kamu tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun. Kakek akan memperhatikan setiap gerak-gerik kalian berdua. Setelah itu, baru kakek akan memutuskan bahwa istri dan pernikahanmu ini benar-benar asli atau hanya rekayasa," ucapnya.

Xander, yang saat ini berada di kediaman sang kakek yang bernama Arthur Sebastian itu pun harus kembali menghadapi tekanan dari sang kakek mengenai istri.

Ya, semua itu memang salahnya. Dia sempat asal bicara saja kalau dalam waktu satu pekan, dia pasti akan membawa seorang istri ke hadapan Arthur.

Sedangkan saat ini, posisinya terjepit mengingat Lily tidak lagi berniat meneruskan perjanjian itu. Namun, Xander berharap Lily akan merubah keputusan setelah dia menekannya dengan berbagai cara.

"Ah, Kakek. Kakek tenang saja. Kak Xander adalah pria yang selalu teguh dengan ucapannya. Besok dia pasti akan membawa istrinya ke sini. Iya' kan, Kak?" tanya sebuah suara wanita yang manis.Pemilik suara itu adalah Selena yang merupakan adik kandung Xander. Dia selalu berusaha membela sang kakak di depan kakeknya. Walau diam-diam dia terkekeh geli.

Selena tahu kalau Xander punya alasan tersendiri kenapa masih sendiri di usia yang tidak muda lagi. Semua itu adalah karena Xander belum bisa melupakan Lily yang merupakan sahabat masa kecilnya.

Namun, kini Selena penasaran dengan wanita yang akan dibawa menghadap sang kakek. Seperti apakah sosok perempuan yang mampu menggeser sosok Lily yang sudah menghilang entah kemana.

"Cucu perempuan Kakek. Kapan kamu datang?" tanya Arthur tergerak membelai kepala Selena penuh sayang.

"Baru saja, Kakek. Pekerjaanku hari ini tidak banyak. Aku bisa pulang lebih awal." Selena tersenyum lembut.

"Baguslah. Kakek senang bisa melihatmu sore ini. Temani kakek nanti ke ruang baca kalau kamu tidak lelah ya," pintanya.

"Siap, Kakek. Tapi, apa urusan kakek dengan Kak Xander sudah selesai?" tanya Selena menatap keduanya bergantian.

"Tentu saja sudah. Kita hanya tinggal menunggu realisasi ucapannya besok malam. Tolong siapkan makan malam terbaik untuk menyambut kakak iparmu itu besok, Selena. Hias taman belakang dan letakkan meja panjang di sekitar kolam berenang. Kita akan makan malam di sana bersama Xander dan istrinya," perintah Arthur.

"Siap, Kakek! Serahkan semuanya pada Selena Sebastian! Aku adalah ahlinya," ucap Selena sambil berlagak memberikan gerakan hormat pada sang kakek. "Tapi, Kakek. Apa kita tidak akan membuat acara resepsi besar-besaran untuk pernikahan Kak Xander?"

"Tidak," sela Xander cepat. Membuat selena dan Arthur langsung menoleh ke arahnya. Maksudku... tidak sampai ayah dan ibu kembali dari Eropa."

"Ya, kakakmu benar, Selena. Tentu saja kita akan mengadakan pesta besar-besaran setelah ini. Seluruh dunia harus tahu kalau ternyata kakakmu itu normal dan bisa memiliki istri." Arthur setengah menggoda. Selena tertawa keras mendengar ejekan sang kakek untuk kakaknya. Pria itu memang selalu mati kutu kalau sudah dihadapkan pada wanita, bahkan yang paling cantik sekalipun.

'Shit!' umpat Xander dalam hati.

Dia juga tidak tahu kenapa semua orang menganggapnya tidak normal hanya karena dia tidak pernah terlihat menggandeng seorang wanita.

"Oh ya, Kakek. Jangan lupa cucu laki-laki seperti keinginan kakek," bisik Selena yang masih bisa didengar dengan jelas oleh Xander.

"Ah, ya. Tentu saja, Selena. Kakek akan meminta lima cucu laki-laki darinya. Kekayaan keluarga Sebastian terlalu banyak untuk dibagi walau kamu melahirkan sepuluh anak sekalipun. Untuk itu, kakek akan meminta banyak cucu darinya."

'Double Shit!'

Xander mengumpat berkali-kali mendengar keinginan sang kakek di dalam hatinya. Dia sama sekali tidak menyangka kalau sang kakek ternyata tidak menginginkan satu cucu laki-laki, melainkan lima.

Jelas Xander merasa gugup sekarang. Dia berharap mendapatkan kabar baik dari Dario yang sedang membuntuti Lily menemui pendonor sum sum tulang belakang tersebut.

Xander melirik ke arah jam tangan dan sudah pukul tujuh malam, tapi asisten kepercayaannya itu belum juga menghubunginya, yang membuat Xander semakin panik.

"Ah, aku sangat setuju Kakek. Aku sangat ingin memiliki keponakan. Kalau kakek menunggu cucu dariku, sepertinya masa itu masih akan lama. Aku akan menikah di umurku yang ke tiga puluh. Untuk itu, sebaiknya kakek tekan saja kak Xander dan istrinya agar bisa melahirkan anak setiap tahun," ucap Selena yang dihadiahi lirikan tajam sang kakak.

"Lagi pula, umur kak Xander sudah tiga puluh tujuh tahun, Kek. Dia harus membuat istrinya berproduksi setiap tahun. Kalau tidak, aku khawatir dia akan dipanggil kakek oleh anak-anaknya kelak. Hahaha!" Selena sangat suka menggoda sang kakak.

Rasanya Xander ingin membungkam mulut kompor adik perempuannya itu. Selena yang masih berumur 22 tahun itu sangat pandai bicara di hadapan sang kakek.

Sedangkan, kakek yang dia hormati itu, begitu mudahnya percaya dengan ucapan Selena. Dia akan mendengar segala celoteh sang adik yang seringkali menyudutkannya.

"Ayo, Kakek. Sekarang saja aku temani kakek ke ruang baca. Kak Xander harus pulang ke mansion nya. Bukankah malam ini adalah malam pertamanya? Biarkan dia menghabiskan waktu di dalam kamar bersama istri khayalannya itu."

Selena kembali menyindir. Kakek Arthur pun terkekeh mendengar ledekan Selena untuk Xander. Sedangkan, Selena membantu sang kakek berdiri dari duduknya lalu menuntunnya ke ruang baca.

Selena seolah enggan percaya kalau Xander sudah menikah. Maka tidak mengherankan, kalau Selena dan Arthur menunggu siapa yang akan dibawa sang kakak esok hari.

Sepeninggal Arthur dan Selena, Xander merogoh kantong jasnya dan mengambil ponselnya di sana. Menekan nomor Dario dan menempelkan benda pipih tersebut di telinga.

"Bagaimana?" tanya Xander tanpa basa-basi.

Saat ini posisinya juga terdesak oleh tekanan sang kakek dan ejekan sang adik. Ia benar-benar ingin membuktikan pada dua orang itu kalau dia memang sudah menikah dan memiliki istri.

Malam pertama?

Mengingat ejekan itu membuat Xander berdecih. Ia pastikan akan membuat banyak tanda di tubuh Lily kalau wanita itu kembali, lalu memamerkannya pada Selena.

Xander ingin sekali membungkam mulut adik perempuannya yang seolah sengaja mengejeknya terus menerus. Apalagi karena Selena tahu bahwa dirinya belum bisa melupakan Lily.

"Nona Lily sudah berbicara panjang lebar dengan pendonor tersebut, Tuan. Sesuai permintaan Tuan, pendonor itu tetap teguh meminta biaya dua ratus ribu dolar untuk sumsum tulang belakang yang akan dia berikan."

Xander menyeringai puas mendengar informasi tersebut. "Lalu, bagaimana tanggapan gadis itu?"

"Nona Lily tidak bisa berbicara apa-apa lagi selain berkata akan menghubungi pendonor itu kalau sudah mendapatkan uangnya. Dan saat ini, dia sedang duduk di Klaim pinggiran tepi sungai Hudson. Mungkin sedang berpikir keras dari mana mendapatkan uang-uang tersebut, Tuan." Dario menjelaskan apa yang dia lihat.

"Salah satu rentenir yang Tuan minta untuk menagih hutang padanya juga sudah siap dan tinggal menunggu aba-aba dari saya agar bisa segera beraksi. Saya rasa, setelah ini Nona Lily tidak akan memiliki pilihan lain dan segera menghubungi Tuan." Dario sangat yakin dengan rencananya.

Semakin lega saja Xander mengetahui kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dia yakin Lily akan mendatanginya segera. Seolah keberuntungan sedang berpihak padanya.

"Bagus, Dario. Aku akan menunggu saat itu tiba. Terus awasi pergerakan gadis itu!"

**

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut bagus sayang upnya lama doubel up thor
Leo Picisan
gk selesai cerita ny
Reni Anjarwani
lanjut thor
Seriati Purba
Biasa
Reni Anjarwani
up yg banyak thor mumpung lg anget2 nya epusodenya
Reni Anjarwani
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!