NovelToon NovelToon
Pewaris Untuk Tuan Kejam

Pewaris Untuk Tuan Kejam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Meylani Putri Putti

Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.

Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.

Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.

Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.

Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Galau

Leon tiba di kantor dan langsung mendaratkan bokongnya di kursi kebesaran, kemudian menghela nafas panjang sambil memijit pelipisnya.

Jiwa dan raganya terasa begitu lelah. Selama kehilangan Yura, Leon tak bisa tidur nyenyak dan beristirahat dengan tenang.

Jika sudah teringat akan sang istri, Leon selalu merasakan rindu, ia sungguh menyesal karena sebelum kepergian Yura Leon tak pernah mengatakan perasaannya, bahkan ia terus saja bersikap kasar dan dingin.

Setiap malam Leon minum-minum keras untuk bisa menghibur dirinya. Ini yang kedua kalinya ia merasa kehilangan seseorang yang begitu dicintai.

Leon menoleh ke arah layar smartphone yang menyala.

Langsung saja tangannya menjangkau smartphone tersebut kemudian melihat siapa yang menelponnya.

" Halo daddy," sapa Leon dengan segera.

" Leon, apa kabar kamu? Kenapa kamu gak pernah menelpon daddy? " tanya Tuan Melky.

Leon mengacak-acak rambutnya. Ia sampai lupa untuk menghubungi Daddynya. 

"Iya daddy, seminggu ini aku sibuk, jadi lupa untuk menghubungi daddy."

" Ehm, bisa lupa rupanya punya orang tua," sindir tuan Melky.

" Bukan begitu daddy." Leon coba untuk berkilah.

" Dimana Yura, sudah seminggu ini dia tak menghubungi daddy?"tanya tuan Melky.

" Ehm Yura, Yura sedang tak berada di rumah daddy. Ia sedang berkunjung ke rumah pamannya. " 

" Oh begitu, padahal daddy juga sudah rindu padanya."

Leon semakin bingung, bagaimana menjelaskan pada daddynya.

" Iya daddy setelah Yura pulang nanti, aku akan bawa dia ke villa."

" Iya Leon, daddy menunggu kehadiran kalian."

" Ehm, nanti aku telpon lagi daddy. Saat ini aku sedang sibuk."

Leon pun memutus sambungan teleponnya, kemudian meletakkan handphonenya tersebut di atas meja.

" Huh, aku tak apa yang akan terjadi pada Daddy, seandainya ia tahu jika Yura melarikan diri." 

***

Leon kemudian mengunjungi makam kedua orang tua Yura bersama dengan dua orang detektif.

Mereka mencari keberadaan makam tersebut dengan menanyakan kepada petugas penjaga makam.

" Jika istri anda sebelumnya sering mengunjungi makam ini, maka ada kemungkinan besar jika ia akan kembali mengunjungi makam ini kembali," ucap salah satu detektif.

" Baiklah saya akan menyuruh seseorang untuk bergantian menjaga tempat ini. Siapa tahu istri saya kembali ke sini lagi dalam waktu dekat." 

"Iya seharusnya begitu."

" Menurut anda bagaimana ? Apakah saya harus melaporkan kecelakaan yang mengakibatkan kedua orang tua istri saya meninggal?" tanya Leon pada penasehat hukumnya.

" Sebaiknya anda melaporkan kejadian tersebut. Apalagi tersangka kini berada di tangan anda."

"Tapi jika aku melaporkan kasus tersebut aku juga pasti juga akan tersangkut kasus eksploitasi anak."

"Tapi Tuan, jika anda bisa mengungkapkan kasus ini, istri anda pasti senang dan berterima kasih kepada anda, dan mempertimbangkan kembali hubungan kalian," ucap pengacara tersebut.

" Ehm, baiklah akan aku laporkan kasus itu kepihak yang berwajib."

***

Yura dan Bu Tuti mempersiapkan makan malam untuk mereka semua.

" Bu, kok hampir setiap hari ibu masak sup sih ?"tanya Yura.

" Oh, Dimas memang suka dengan makanan yang berkuah. Jadi jika ada dia setiap hari ibu masak sup. Sup ayam, sup jamur dan sup daging sapi. Kalau gak gitu dia gak banyak makannya."

" Oh begitu, aku juga suka sih Bu, makanan berkuah. Rasanya seger," sahut Yura.

" Supnya biar aku yang masak ya Bu ?"

" Iya, masak saja."

Bu Tuti memperhatikan gerakan Yura yang cukup cekatan dalam memotong sayuran.

" Kamu sepertinya pintar masak Ra, " cetus Bu Tuti.

" Iya Bu, sejak kecil aku ikut bantu-bantu orang memasak di rumah makan dan dari sanalah aku biasanya makan. Paman ku mana peduli aku makan atau gak. Aku juga gak di sekolahannya."

" Ibu sarankan sebaiknya kamu lapor polisi saja Ra, minta perlindungan sama dinas sosial. Karena gak mungkin kamu bersembunyi terus seperti ini." 

 Yura tertunduk. 

" Aku takut Bu." 

" Gak usah takut. Nanti kami bantu dengan pendampingan kuasa hukum, kebetulan bapak juga bekerja di salah satu LBH." 

" Ehm iya Bu. Nanti saya pikirkan dulu. "

" Iya, ibu cuma ngasih saran ke kamu. Karena kamu masih muda, kamu masih bisa mengejar masa depan kamu, kamu harus dapatkan kebebasan kamu Ra," nasehat Bu Tuti.

Yura berpikir sejenak. Memang benar, jika ia tak mungkin bersembunyi terus menerus. Ia juga tak mungkin selama tinggal bersama keluarga Bu Tuti.

Makan malam sudah siap. Yura dan Bu Tuti menata hidang di meja makan .

" Ra, kamu panggil bapak sama Dimas ya. Kalau udah ngobrol mereka suka lupa waktu."

" Iya Bu. "

Yura menghampiri ruang keluarga dimana Dimas dan Pak Iwan sedang mengobrol.

" Ehm Pak, makan malamnya sudah siap. "

Kedua orang tersebut pun langsung menoleh ke arah Yura.

" Oh iya. " 

Keduanya pun bangkit dan berjalan menuju meja makan.

Dimas duduk di samping pak Iwan,sementara Yura duduk di samping Bu Tuti.

Mereka saling berhadapan.

Dimas mengaut nasi kemudian ia langsung menyendok sup buatan Yura kedalam piringnya .

Mereka pun mulai menikmati santapan makan malam tersebut.

" Ehm, sup buatan bunda memang tiada duanya, ini yang bikin aku selalu kangen pulang ke rumah" cetus Dimas seraya tersenyum ke arah Bu Tuti.

Bu Tuti tersenyum simpul.

" Itu bukan ibu yang masak, tapi Yura."

" Oh, aku kira ibu yang masak, tapi masakan sama persis seperti masakan ibu. Sama-sama enak," cetus Dimas lagi 

Yura yang dipuji Dimas langsung tersipu malu.

" Wah kamu pinter masak juga Ra, aku jarang loh menemukan masakan seperti masakan bunda," cetus Dimas lagi.

" Yang bener Mas, coba ayah cicipi." Pak Iwan pun mencicipi sup tersebut.

" Wah iya loh Bu. Rasanya pas seperti masakan ibu," ucap pak Iwan. 

 Bu Tuti dan Yura saling melemparkan senyum.

" Wah, bunda sepertinya punya saingan nih," cetus Bu Tuti ikut menggoda Yura.

Yura yang memang tak banyak bicara hanya tersenyum seraya menundukkan wajahnya yang merona.

***

Makan malam pun selesai. Setelah makan seperti biasa Yura membantu Bu Tuti mencuci piring. 

Yura berada di dapur sendirian, saat itu ia tengah menyusun piring-piring yang sudah di cucinya di rak piring.

" Ra," panggil Dimas, seketika Yura menoleh karena kaget.

Lebih kaget lagi ketika Yura melihat Dimas menyodorkan sebatang coklat impor ke arahnya sambil tersenyum.

" Suka coklat kan ?" tanya Dimas.

" I-iya Mas, suka." 

" Ini untuk kamu," cetus Dimas sambil tersenyum.

Yura dengan sedikit ragu meraih coklat tersebut dari tangan Dimas.

" Ehm terimakasih ya," ucap Yura.

" Sama-sama," ucap Dimas seraya berlalu meninggalkan Yura.

***

Zein dan Tora sedang berada di sebuah club malam. Mereka sedang mengawasi Leon yang sedang mabuk-mabukkan di meja bartender.

" Aku baru lihat bos kacau seperti itu, " ucap Tora sambil menoleh ke arah Leon yang tengah mabuk berat.

" Haha, terang saja Bos kelimpungan. Dia ditinggalkan istrinya pas lagi sayang-sayangnya, " cetus Zein dengan nada mengejek.

" Haha,baru kali ini melihat bos merana karena cinta," timpal Tora.

" Haha, salah sendiri. Aku sudah memperingatkannya untuk menyatakan perasaannya. Tapi dia malah membuat istrinya cemburu!"

" Yah gengsi lah, bukannya si bos sudah bersumpah untuk tidak lagi jatuh cinta. "

" Termakan sumpah sendiri," cetus Zein .

Hahaha 

Mereka pun menertawakan Leon.

Leon begitu merasa tekanan batinnya. Rindu di hatinya sudah begitu menggebu, ia tak sudah tak sanggup lagi menahan kerinduan terhadap istrinya.

" Yura kamu dimana sekarang, kenapa kamu lari dari ku di saat aku membutuhkan mu," ucapnya berkali kali. 

Leon pun kembali meneguk minuman dari botolnya. 

Jika Leon sudah begitu, tak ada yang berani mengganggunya.

Leon terus minum hingga kepalanya pusing dan ia pun tumbang tak sadarkan diri.

" Bro, tuh si bos sudah tumbang tuh."

" Yuk, kita samperin."

Zein dan Tora langsung menghampiri Leon yang sudah tergeletak di atas lantai.

Mereka menopang tubuh Leon yang kemudian membawanya keluar dari tempat tersebut.

Sudah berapa hari ini Leon terus seperti itu, dan mereka selalu setia menjaga dan mengantar Leon kembali pulang ke rumah.

Bersambung dulu gengs.

1
Ratnasihite
Kecewa
Ratnasihite
Buruk
guntur 1609
irgi dan nesa padahal saudara kandung
guntur 1609
jangan blng nanti hideki ni pamanya yura
guntur 1609
rasain loe leon. sok gengsi. dasar bodoh. makan tuh oenyesalan
Wilis Tri Wahyuningtyas
Luar biasa
Wilis Tri Wahyuningtyas
Lumayan
Fatma Arek Magetan
nah gitu dong bu ada tindakan 🤣🤣🤣
Fatma Arek Magetan
ada yg halal minta yg lain golek molo leon 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
@Kepo
.
Eka Bidel
kena sawan ga tuh ?
Eka Bidel
ritual sebelum mencium suami 😍
Holusye Maria
bagus
👑Meylani Putri Putti: terima kasih
total 1 replies
mardiana sari
leon coba selidikin si wana jgn2 papahnya leon di ksh obat palsu masa ga sembuh2? jgn percaya aj
mardiana sari
visualnya dimas dong thor
mardiana sari
masyaallah visualnya cocok sekali ganteng dan cantik aq suka.. suka
Irra Ajahh
usianya sm dengan SiApa y thor
Irra Ajahh: Oke mksih thor
👑Meylani Putri Putti: sama dengan yura kk
total 2 replies
Irra Ajahh
Biasa
an
baguuss
Chifuyu Matsuno
😭😭😭😭kenapa aku ikut mewek thorr terharu sekali aku tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!