Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Kali ini Zahwa tidak memikirkan lagi tentang niatan suaminya yang ingin berpoligami, dia hanya fokus mencari tahu dan mengingat ingat apa kesalahannya sehingga membuat suaminya kembali berubah bersikap dingin padanya. Zahwa memilih membantu pekerjaan karyawannya, mencari hiburan dan mencoba melupakan semua masalah sejenak.
Sementara di apartemen Sarah nampak baru pulang dari rumah orang tuanya, semalam dia memutuskan menginap dirumah orang tuanya, karna tak ingin Anton datang menemuinya. Sarah duduk termenung disofa dia berusaha mengingat kembali kejadian kemarin, bagaimana bisa Anton tiba tiba memintanya untuk menikah sementara Anton sudah beristri. Sarah berniat membuka kembali butiknya agar dirinya memiliki kesibukan, dia berfikir sejenak lalu ia menghubungi beberapa orang di ponselnya dan meminta mereka untuk membantunya mempersiapkan segala sesuatu yang ia perlukan untuk membuka butiknya kembali. Sarah mengambil kembali kunci mobil yang ia letakkan di atas meja, dan pergi menuju butik lamanya yang sudah ditutup dan akan dibuka kembali.
Lagi lagi Anton kembali ke kantor dengan perasaan kesal dan nampak terlihat wajahnya sangat penuh dengan amarah. Dia membolak balik laporan kerja yang ada diatas meja kerjanya lalu mengusap wajahnya dengan kasar, nampaknya Anton sama sekali tidak bisa konsentrasi mengerjakan pekerjaannya, ia menutup kembali semua laporan dan laptopnya lalu memutuskan untuk pergi keluar.
Di tokonya Zahwa terlihat ceria hari ini, Lina dan teman temannya berhasil membuat Zahwa tertawa bahagia dengan lelucon mereka, Zahwa di buat terlena dan lupa akan semua masalah masalah yang sedang menghantuinya. Tapi sayang entah mengapa waktu selalu terasa begitu singkat untuk seseorang yang sedang merasakan bahagi, sehingga membuat Zahwa tersadar untuk kembali pulang. Namu karna telah mendapat angin segar dari teman temannya, kali ini Zahwa pulang dengan penuh semangat karna dia ingin segera bertemu dengan suaminya dan menanyakan atas perubahan sikap Anton yang kembali dingin.
Aku akan mengajak mas Anton bicara malam ini, aku harus tahu kenapa dia berubah lagi begini, aku merasa tah pernah membuatnya kesal, jadi rasanya dia bukan marah pada ku. batin Zahwa mencoba menyamangati dan menenangkan dirinya sendiri.
Zahwa pun pulang dengan membawakan kue untuk mertuanya, karna selama menikah Zahwa memang belum pernah membawakan mertuanya kue buatannya sendiri, tapi kali ini Zahwa membawakan kue hasil karya terbarunya. Sesampainya dirumah Zahwa menyalami dan menyerahkan kue yang ia bawa untuk mertuanya, dan dengan senang hati mertuanya menerina kue pemberian Zahwa.
Setelah mandi dan sholat, agar tidak bosan menunggu suaminya pulang, Zahwa pun turun menuju dapur, dia membantu pekerjaan pembantu memasak dan menyiapkan semuanya untuk makan malam, namun harap Zahwa sia sia karna sama seperti kemarin sampai waktu menjelang maghrib Anton belum juga pulang.
Setelah sholat maghrib, semuanya berkumpul di meja makan untuk makan malam, dan lagi lagi kedua mertuanya heran karna Anton tidak ikut makan malam bersama mereka.
"Dimana Anton Za, kenapa tidak ikut makan.?" tanya mama Melinda kepada Zahwa, ia heran karna Anton tidak muncul untuk makan .
"Mas Anton belum pulang ma dari kantor" jawab Zahwa dengan tersenyum padahal ia juga berusaha menutupi ke khawatirannya.
"Pa, apa ada tugas proyek baru di kantor Anton." mama Melinda berusaha menanyakan ke pada suaminya.
"Sepertinya tidak ada ma." Jawab pak Gunawan.
Lalu semuanya mulai makan. Setelah makan Zahwa memutuskan untuk masuk kedalam kamar. Ia berusaha menghubungi suaminya tapi sama sekali tidak ada jawaban dari Anton. Zahwa meletakkan hp nya di atas kasur dan ingin menuju kamar mandi, namun sebelum ia sampai dikamar mandi, hp nya tiba tiba berbunyi, Zahwa pun berbalik badan dan mengurungkan niatnya untuk ke kamar mandi. Setelah melihat panggilan masuk, Zahwa pun tersenyum dan mengangkat panggilan di telponnya.
"Hallo, Assalamualaikum bu." Ucap Zahwa dan ternyata yang menelpon adalah ibunya di kampung.
"Waalaikum salam nak, bagaimana kabar mu nak." ibunya bertanya.
"Alhamdulillah Zahwa baik baik saja bu, gimana kabar ibu dan ayah, apa semua baik baik saja bu." ucap Zahwa.
" Alhamdulillah ayah dan ibu juga baik baik saja, tapi akhir akhir ini ibu selalu kepikiran dengan mu nak, apa benar kamu baik baik saja Za." tanya ibunya dengan penuh kelembutan, bagai mana pun batin seorang ibu akan merasakan jika terjadi sesuatu kepada anak anaknya.
"Iya bu, Zahwa benar baik baik saja disini, Alhamdulillah semuanya memperlakukan Zahwa dengan baik." ucap Zahwa, dia tidak ingin menceritakan apa pun masalahnya karna tidak ingin orang tuannya jadi khawatir.
Setelah selesai mengobrol dengan ibunya ditelpon, Zahwa kembali meneruskan niatnya untuk berwudu dan sholat isya, setelahnya pun ia kembali mengaji sampai larut malam sambil menunggu suaminya pulang. Setelah jam menunjukkan pukul sebelas malam Zahwa mendengar ketukan di pintunya, ia merasa heran karna jika itu suaminya kenapa harus mengetuk dulu, Zahwa pun mengakhiri ngajinya dan mendekati pintu kamarnya.
tok tok tok...
"Iya sebentar" ucap Zahwa sambil berjalan menuju pintu. Dan setelah membukanya.
"Maaf mengganggu non." ucap sopir kantor itu.
Zahwa terkejut karna yang mengetuk pintu kamar ternyata sopir dari kantor yang sedang memapah Anton yang terlihat mabuk.
"Ada apa ini pak." tanya Zahwa bingung, dan mencoba membantu sopir itu membawa Anton menuju kasur.
"Tadi ada yang menelpon saya non dan meminta untuk menjemput tuan di salah satu bar, karna nampaknya tuan mabuk berat." Ucap sopir itu menjelaskan.
"Kalau begitu terima kasih pak." ucap Zahwa.
"Iya sama sama non." jawab sopir itu, lalu membalikkan badan ingin kembali keluar. Tapi langkahnya terhenti ketika Zahwa memanggilnya lagi.
"Pak" panggil Zahwa lagi dan berusaha mendekat pada sopir itu.
"Iya non" jawab sopir dengan membalikkan badannya.
"Pak, tolong jangan beri tahu papa dan mama ya, atas kejadian ini." ucap Zahwa dengan sedikit menolehkan kepalanya ke pada Anton yang sedang tertidur, ia mencoba memberi isyarat bahwa yang dimaksud adalah suaminya yang mabuk.
"Baik non." Ucap sopir itu, dia sudah mengerti dengan ucapan Zahwa.
"Kalau begitu saya permisi pulang dulu non." Ucap sopir itu lagi lalu pergi meninggalkan Zahwa.
"Baik pak, terima kasih." ucap Zahwa lagi lalu menutup pintu kamarnya.