NovelToon NovelToon
Rumah Yang Tak Lagi Utuh

Rumah Yang Tak Lagi Utuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Cintapertama
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aure Vale

Bagaimana rasanya ketika suami yang Aurel selalu banggakan karena cintanya yang begitu besar kepadanya tiba-tiba pulang membawa seoarang wanita yang sedang hamil dan mengatakan akan melangsungkan pernikahan dengannya? Apakah setelah ia dimadu rumah yang ia jaga akan tetap utuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aure Vale, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian Dua Puluh Enam

Sejak tadi pagi Aurel mengalami kram di perutnya, ia sampai berkali-kali menelpon Erven tapi suaminya itu tidak kunjung mengangkat telponnya, Aurel terisak, ia sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit di bagian perutnya, ia sendiri tidak mengetahui mengapa perutnya bisa sampai sesakit ini, rasa takut mulai menghantui dirinya, sebagai seorang calon ibu untuk anak pertamanya, Aurel tentu saja merasakan ketakutan itu, ia takut bayi yang di dalam kandungannya kenapa-napa.

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Aurel menelpon seseorang dari pilihan terakhirnya, Erven tidak mengangkatnya, ia juga tidak mau menganggu mertuanya, jadi ia memutuskan untuk menelpon editornya yang merangkap sebagai sahabatnya.

"Halo, Assalamu'alaikum, Yasmin!" setelah telponnya diangkat, Aurel langsung mengucapkan salam.

"Boleh datang ke rumah aku gak?" tanya Aurel lirih setelah ia mendengar jawaban salam dari sebrang telpon.

"Aku juga gak tahu kenapa tiba-tiba pagi ini perut aku sakit banget, kamu tolong datang ya, mas Erven tidak bisa dihubungi, padahal ini weekend," ujar Aurel kembali meringis begitu merasakan remasan kuat pada perutnya.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Aurel menaruh ponselnya di atas kasur, telpon dengan Yasmin masih tersambung, hanya saja Aurel tidak bisa menahan rasa sakit yang kembali menyerang perutnya.

Ia ingin menekan bagian sakit di perutnya, hanya saja keadaannya yang sedang hamil membuat ia membatalkan niat itu.

Aurel mencoba merebahkan diri di atas ranjang dan tidur menyamping, rasanya Aurel ingin menangis ketika rasa sakit itu semakin menjadi-jadi.

"Ya Allah, ada apa ini?" lirih Aurel memeluk perut buncitnya sendiri.

Tidak lama setelah itu terdengar suara ketukan dari luar pintu kamar, Aurel ingin bersuara untuk memberitahu siapapun yang sedang mengetuk pintu itu agar mereka masuk saja, tapi ia sendiri tidak sanggup untuk bersuara keras, jadi hanya suara lirihan mirip bisikan yang pada akhirnya keluar dari bibirnya.

"Aurel, ini aku, Yasmin," teriak seseorang di balik pintu, ia bahkan mengetuk pintu dengan tidak santainya.

Yasmin yang mungkin tidak bisa menunggu lebih lama, ia langsung membuka pintu kamar itu dan barulah ia dapat melihat keadaan Aurel yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Ya ampun, Aurel," teriak Yasmin terkejut melihat kondisi Aurel yang sedang memeluk perut buncitnya sendiri.

Yasmin langsung keluar kamar dan memanggil semua ART yang sedang berkerja agar datang ke kamar majikan mereka.

Mendengar suara teriakkan Yasmin yang terdengar panik itu, mereka semua langsung menghentikan aktifitas mereka dan berlari menghampiri Yasmin.

"Ada apa, Bu Yasmin?" tanya salah satu dari mereka.

"Bi, bantu aku bawa Aurel ke dalam mobil ya, dia harus segera di bawa ke rumah sakit," pinta Yasmin yang langsung diangguki ketiganya.

Yasmin meringis pelan, ketika tubuhnya perlahan-lahan dibantu untuk berdiri, keempatnya saling bekerja sama membawa Aurel turun ke bawah dan membantunya masuk ke dalam mobil.

Butuh sekitar sepuluh menit agar mereka dapat membawa Aurel duduk nyaman di dalam mobil, karena Aurel yang tidak kuat menahan sakit di perutnya sering kali berhenti ketika berjalan, dan akhirnya dengan inisiatif dari salah satu ART di sana, agar Aurel dapat berjalan cepat untuk sampai ke mobil, ia membawa dorongan untuk membawa banyak barang, setelah Aurel sampai di tangga paling bawah mereka bersama-sama membantu Aurel untuk menaiki dorongan beroda empat itu, setalah Aurel berdiri dengan nyaman diatasnya, mereka sedikit berlari untuk sampai di depan teras rumah.

"Salah satu dari kalian ikut aku ya, buat jaga Aurel di belakang!" perintah Yasmin.

Bi Marni yang kebetulan berada di posisi paling depan diantara ART yang lainnya segera masuk ke dalam mobil milik Yasmin dan duduk di sebelah Aurel yang masih meringis kesakitan.

"Kalian jaga rumah,"

Keduanya mengangguk, lalu setelah berpamitan kepada dua ART itu, Yasmin langsung menancap gas keluar dari halaman rumah Aurel.

Yasmin sengaja membawa Aurel ke rumah sakit tempat Aurel chek up kandungan, ia tahu karena ia sudah tiga kali mengantar Aurel check up, dan ini mungkin yang keempat kalinya ia mengantar Aurel dengan kondisi yang tidak baik.

Yasmin melirik perut Aurel dari kaca spion di depannya, perut temannya itu sudah sangat besar, bahkan diusia kandungannya yang baru berumur tujuh bulan, dan beberapa hari lagi akan menginjak delapan bulan, itu memang hal wajar karena Aurel mengandung dia bayi sekaligus, jadi tidak heran jika perutnya sudah terlihat sembilan bulan.

Yasmin membawa mobilnya ke area pintu masuk UGD, lalu ia keluar dari dalam mobilnya dan berteriak meminta para perawat di sana untuk membantu dirinya membawa Aurel karena keadannya sangat darurat.

Dua perawat perempuan yang memang sedang bertugas jaga meja jika ada pasien gawat darurat langsung mengangguk dan berlati ke satu ruangan, tidak lama mereka masuk, mereka langsung keluar dengan mendorong brangkar rumah sakit bahkan dua perawat pria yang ikut serta dengan dua perawat tadi.

Dengan sigap kedua satu perawat pria itu mengangkat tubuh Aurel dari dalam mobil dan menidurkannya di atas brangkar, Yasmin langsung meminta bi Marni agar mengikuti para perawat itu sedangkan dirinya akan memarkirkan mobilnya terlebih dahulu.

Setelah mobilnya terparkir rapih di tempat parkir, Yasmin segera menyusul bi Marni ke depan ruang UGD.

"Bi, sudah masuk?" tanya Yasmin menghampiri Marni yang sedang berdiri di depan pintu berwarna gading.

Bi Marni menoleh, "sudah Bu, sudah ada dokter juga yang masuk untuk memeriksanya," beritahu bi Marni.

Yasmin mengangguk lega, ia mendudukkan dirinya di bangku yang ada di depan ruang UGD. Ia juga berusaha menelpon Erven, karena ia memang menyimpan nomor suami Aurel itu. Tapi telponnya pun tidak kunjung diangkat padahal telponnya tersambung.

Kemana pula suami Aurel itu, mengapa telponnya tidak diangkat, padahal istrinya di sini sedang membutuhkan ia di sisinya.

_________________________________________

Jangan lupa like ya guysss, tinggalkan jejak kalian juga dengan komen di bawahhh!

1
Sanda Rindani
aurel oon bertahan
Dian Fitriana
update
Nur Hayati
alasan buaya buntung
Lala lala
capeknya...ud bab 30 msh menye2.
bye bye aja lah
Soraya
klo masih nerima maaf nya aku keluar thor
Yeni Astriani
yang dikatakan Yasmin benar untuk apa pertahankan erven lebih baik cerai dan pergi jauh bersama kedua anakmu, cinta boleh tapi jangan jadi wanita bodoh aurel
Soraya
Aurel jgn bodoh krna cinta
Soraya
ternyata oh ternyata
Soraya
klo q jd Aurel mending pisah gak usah juga ksh tau klo hamil
Soraya
Erven munafik katanya gak cinta
Soraya
katanya cuma nolong gak cinta tp perhatiannya ke jihan kok berlebihan
Soraya
Aurel aja yg bodoh
Soraya
knp Aurel gak cari tau ke benerannya apa benar klo Jihan dilecehkan
Soraya
gak masuk di akal nolong cuma alibinya aja dasar buaya
Soraya
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!