NovelToon NovelToon
THE CHEF STORY

THE CHEF STORY

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Cintamanis / Konflik etika / Fantasi Wanita / Transmigrasi / Orang Disabilitas
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Delia Ata

Bagaimana jika jiwa seorang Chef dari dunia moderen abad 25 yang cantik, kaya-raya, berstatus lajang, serta menguasai banyak tehnik beladiri, terbangun ditubuh seorang gadis diera dinasti kuno 3000 tahu lalu.

Liu Liyan, gadis cantik yang amat dimanja oleh ayah & kedua kakak lelakinya. Kadang suka berbuat sesuka hati, keras kepala & juga urakan.

Tapi setelah menikah, ia harus menjani hidup miskin bersama suaminya yang tampan tapi cacat.

Belum lagi ia harus dihadapkan dengan banyaknya konflik keluarga dari pihak suaminya.

Beruntung ibu mertua & adik ipar amat baik serta begitu menyayanginya, mendukung juga mempercayai.

Apakah ia bisa menggunakan keterampilannya didunia modern, untuk membantu keluarga suami juga keluarga kandungnya sendiri..?

Bagaimana lika-liku kehidupannya didunia yang serba kuno tanpa internet & listrik..?

Mari ikuti kisah Chef Claudia diera dinasti Song & menjadi Liu Liyan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delia Ata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Xiao Muli Berulah

"Jalang sialan..!"

Umpat nenek Gong, begitu Xiao Muli selesai mengadu.

Badai amarah bergemuruh, menggulung kewarasan nenek Gong. Ia melompat dari kursi goyang, menunjuk sengit kearah rumah keluarga cabang kedua.

"Jalang tidak tahu diri..! kalau bukan karena aku, apa bisa dia menikah dengan lelaki cacat itu..? kalau bukan karena kemurahan hatiku, mana mungkin dia bisa menjadi bagian keluarga Xiao yang terhormat ini..?"

Xiao Muli menunduk, menyembunyikan senyum licik penuh ambisi kepuasan.

"Dulu menjilatku, memanfaatkan kebaikkanku dan sekarang mau melupakan aku tanpa ada balas budi, keparat."

"Nenek, kita harus bagaimana sekarang..? semua penduduk desa membicarakan nenek karena jalang itu. Padahal kalau bukan karena nenek, mana bisa mereka menyimpanan perak dan emas ..?"

"Jalang kecil berhati hitam, semoga langit mengirimkan petir untuk menyambar tubuh murahannya itu."

Dada nenek Gong kembang kempis, wajah tuanya merah padam dengan nafas terengah karena emosi berlebihan.

"Apa kita mau membiarkan jalang Liu itu menindas keluarga kita..? mempermalukan nenek yang sudah begitu baik kepadanya..?"

Xiao Muli terus menghasut, memasang wajah perduli dengan netra sedih namun penuh kilatan benci.

Semakin dikompori, semakin meledak-ledak amarah nenek Gong.

"Ibu dan menantu sama saja, sama-sama pembawa sial Jalang murahan...!"

Maki nenek Gong berapi-api, sembari menghentakkan kaki kelantai berulang kali.

Tuan Xiao yang sedang duduk disudut ruangan, diam menonton menyesap arak dicawan.

Sedangkan nyonya Mei yang masih terbaring diranjang kamar, cuma bisa menggeram marah, mengepalkan tangan mengingat bagaimana sadisnya ia dihajar dan dipermalukan Liu Liyan.

Xiao Muli mendengus dengan bola mata berputar jijik.

Neneknya ini cuma bermulut pedas saja, memaki sesuka hati dibelakang orangnya.

Coba kalau berhadapan langsung, ciut seketika nyalinya.

Kalau berani, coba datangi tersangkanya.

Mengutuk, berteriak dirumah tanpa diketahui orang yang dimaksud, buat apa.

Cuma merugikan diri sendiri dengan tensi darah naik kekepala.

Xiao Muli menunduk, memilin jari jemarinya dan mulai mengeluarkan airmata buaya.

"Nenekku begitu baik, tapi karena Liu Liyan itu namamu jadi tercemar. Aku sebenernya sangat ingin membalasnya, tapi dia istri sepupuku. Aku juga gadis yang belum menikah, tidak bisa bertindak gegabah, aku harus menjaga reputasiku."

Suara isakan terdengar begitu alami, membuat nenek Gong terenyuh.

"Arwah para leluhur keluarga kita pasti tidak akan tenang, karena orangtua yang bijaksana dikeluarga ini ditindas dan remehkan. Nenek, apa kau mau diam saja..?"

Xiao Muli memeluk tubuh neneknya, tangisnya dibuat sepilu mungkin.

Tapi jika diperhatikan, wajah gadis itu justru sedang menyeringai jahat.

"Sekarang rubah itu bisa berbuat sesuka hati, dimasa depan bukan tidak mungkin dia akan menancapkan pisau tajam kejantungmu. Nenek, perempuan pembawa sial itu sudah menginjak harga dirimu."

"Jalang itu, berani sekali dia..!"

Nenek Gong melepaskan dekapan Xiao Muli, menggulung lengan bajunya, mengangkat rok dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya, ia gunakan untuk menunjuk kedepan.

"Lihat saja, aku akan menghajarmu sampai mati hari ini. Aku akan mengajarimu bagaimana cara menjadi menantu yang baik, jalang sialan..!"

Ocehan yang mengiringi langkahnya menuju kerumah keluarga cabang kedua.

Xiao Muli tersenyum puas, menghapus airmata buayanya dengan elegant. Dikibaskan lengan bajunya, lalu mengekori nenek Gong.

Tuan Xiao acuh, cuma melirik istri dan cucunya sembari tersenyum miring.

Lengkingan suara cacian nenek Gong, mengundang banyak atensi warga.

Desa Hutong tidak begitu besar, cuma dihuni tak lebih dari 200 kepala keluarga. Apapun yang terjadi, semua orang akan cepat mengetahui.

Bahkan jika jarum jatuh kelantai saja, bunyinya bisa langsung didengar diseantero desa.

Awalnya cuma Xiao Muli yang berada dibelakang nenek Gong. Lama-kelamaan malah bertambah banyak saja.

Nenek Gong semakin jumawa, melihat begitu banyak orang dibelakangnya.

Ketakutan yang semula bercokol didada, kala mengingat betapa sadisnya Liu Liyan menghajar menantu bungsunya. Lenyap tak bersisa.

Suasana desa pun berubah ramai. Keriuan mengudara bersama iring-iringan yang dikomandoi nenek Gong.

Sudah macam karnaval yang menampilkan para kesatria menuju medan pertempuran. Cuma kurang zirah dan pedang ditangan.

Nenek Gong berjalan dengan garang, diikuti hampir semua penduduk desa.

Tak lama, gerombolan itu sampai juga dirumah keluarga cabang kedua.

Guo Xiao yang mendengar keributan, langsung keluar untuk melihat.

Dahinya mengkerut, mata sipitnya mengecil. Dalam benaknya bertanya-tanya, ini ada apa sebenarnya.

Guo Xia maju empat langkah, yang langsung disambut makian nenek Gong.

"Perempuan jalang, pembawa sial..!"

Nenek Gong berlari, menerjang Guo Xia.

"Aaa, ibu...!"

Jerit Guo Xia memegangi tangan nenek Gong yang menjambak rambutnya.

Xiao Muli mendelik, kenapa malah Guo Xia yang dihajar.

"Perempuan laknat, tidak tahu balas budi. Entah dosa apa yang sudah aku lakukan dikehidupan sebelumnya, sampai bisa mendapatkan menantu sepertimu."

"Ibu, ini sakit...!"

Semakin Guo Xia berontak, malah makin kencang jambakan dirambutnya.

Liu Liyan dan Yue yang sedang didapur bersama kedua tamunya, langsung terbirit-birit keluar membawa spatula.

Nenek Gong melepaskan cengkramannya, bersiap untuk menampar Guo Xia.

Tapi ada yang aneh. Tiba-tiba saja tubuhnya terbang kesamping lalu terhempas keras ketanah.

"Sialan, siapa yang berani---

Mata nenek Gong membulat sempurna, begitu juga Xiao Muli dan semua penduduk desa.

Xiao Yun, lelaki yang dirumorkan tidak akan bisa bangun dari tempat tidur. Sekarang berdiri gagah melindungi ibunya.

"Kau---

Tunjuk nenek Gong "cucu kurang ajar, beraninya kau melepar nenekmu sendiri."

Mata elang Xiao Yun menggelap "lalu aku harus diam saja melihatmu menindas ibuku..?"

"Di----

"Apa kau lupa kalau keluargaku sudah terpisah darimu..?" tanya Xiao Yun menyela ucapan nenek Gong.

"Cucu durhaka..!"

"Disaat kau mengusir kami, dihari itu juga aku bukan cucumu lagi."

Nenek Gong meraung, memukul tanah lalu beralih kedadanya.

"Lihat, cucu yang aku besarkan dengan kasih-sayang, sek----

"DIAM...!" bentak Xiao Yun.

Nenek Gong terjingkat, badannya gemetar ngeri. Bulu kuduknya berdiri, wajah Xiao Yun kini menjelma bak iblis kematian.

"Sebelum aku memotong lidahmu, cepat pergi dari rumahku."

"Kau----

"Apa perlu aku mematahkan kakimu lalu melemparmu sampai kerumah utama..?"

Suara menggelegar Xiao Yun, menggema nyaring memenuhi udara. Menciptakan angin dingin namun tajam, menusuk tulang menguliti keberanian.

Nenek Gong panik gelagapan.

Begitu Xiao Yun mendekat, cepat-cepat nenek Gong menyeret tubuhnya mundur. Sebelum akhirnya bangkit berlari pontang-panting ketakutan, membelah kerumunan orang didepan pagar.

Xiao Yun menatap nyalang wajah-wajah yang berkumpul digerbang rumahnya.

Xiao Muli bergidik ngeri, begitu matanya bertemu dengan wajah gelap mengerikan Xiao Yun.

Gadis itu pun berbalik, berlari kencang menyusul neneknya.

Aksi saling dorong menyalahkan dilakukan oleh para warga, sebelum mereka bubar kembali kerumah masing-masing.

Mulai sore ini, tranding topik gosip didesa Hutong perihal kesembuhan kaki Xiao Yun.

Meski tangan pria itu masih diapit papan penyangga, tapi penduduk desa yakin. Tak lama lagi Xiao Yun akan sembuh dan bisa mengikuti ujian prefektur.

1
Lala Kusumah
crazy up dong Thor 🙏🙏🙏
Lala Kusumah
ngiler dendeng sapi sama jando uuuuhhhh sedapnya 🤤🤤🤤
Gedang Raja
Luar biasa
Lala Kusumah
wah tambah lagi bisnis mu Liu Liyan, kereeeeeennn 👍👍👍
Lala Kusumah
waaaah ada visual Liana ga ??? jadi penasaran pengen lihat 🤔🤔🤔
Lala Kusumah: ok deh 👍
total 2 replies
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
semangat buat karya nya
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
tetangga yang baik
Lala Kusumah
akhirnya mereka pindah, syukurlah 🙏🙏👍👍
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
mantap ceritanya 💪
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
keren banget
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
gak sabar sama konflik nya
Datu Zahra
Bagus dan seru 🫰
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
semangat buat karya nya 💪😍
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
heheheh Liyan untung banyak segera otw kaya💪😍
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
liyan keren banget, jadi ngiler deh
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
semangat Liyan💪💪💪
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
keren banget ceritanya 😍
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
seru banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!