NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Duka

Takdir Di Balik Duka

Status: tamat
Genre:Poligami / CEO / One Night Stand / Janda / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:6.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy Ghina

“Silakan pergi dari mansion ini jika itu keputusanmu, tapi jangan membawa Aqila.” ~ Wira Hadinata Brawijaya.

***

Chaca Ayunda, usia 21 tahun, baru saja selesai masa iddahnya di mana suaminya meninggal dunia karena kecelakaan. Kini, ia dihadapi dengan permintaan mertuanya untuk menikah dengan Wira Hadinata Brawijaya, usia 35 tahun, kakak iparnya yang sudah lama menikah dengan ancaman Aqila—anaknya yang baru menginjak usia dua tahun akan diambil hak asuhnya oleh keluarga Brawijaya, jika Chaca menolak menjadi istri kedua Wira.

“Chaca, tolong menikahlah dengan suamiku, aku ikhlas kamu maduku. Dan ... berikanlah satu anak kandung dari suamiku untuk kami. Kamu tahukan kalau rahimku bermasalah. Sudah tujuh tahun kami menikah, tapi aku tak kunjung hamil,” pinta Adelia, istri Wira.

Duka belum usai Chaca rasakan, tapi Chaca dihadapi lagi dengan kenyataan baru, kalau anaknya adalah ....



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Panggil Papa

Pria itu menghela napas panjang. “Maaf Mah, Adelia sedikit ngambek padaku. Maka dari itu aku tidak bisa ke sini selama beberapa minggu ini, aku harus memberikan perhatian lebih padanya,” jelas Wira berharap mamanya memahaminya.

Mama Maryam mendesis pelan. “Cih, ngambek? Bukankah dia sendiri yang menyetujui pernikahanmu dengan Chaca. Lalu, mengapa jadi beda ceritanya. Jika sejak awal tidak siap, seharusnya tidak usah menyetujui rencana kamu. Mama bisa memakluminya, walau pastinya akan kecewa melihat Chaca membawa Aqila pergi dari mansion ini,” balas Mama Maryam.

Wira mendesah pelan seraya menundukkan kepalanya sejenak.

“Wira, beberapa hari ini Mama baru menyadari, dan amat menyesalinya. Chaca memang bukan dari keluarga yang mampu, justru dia wanita sebatang kara. Seharusnya Mama tidak memaksakannya untuk menikah denganmu hanya demi kehidupan Aqila, penerus keluarga Brawijaya. Chaca satu-satunya menantu Brawijaya, yang tidak banyak macam, tidak pernah menuntut apa pun setelah ia minta dinikahi oleh Ezzar. Dan, ia menerima berapa pun uang yang diberikan Ezzar, bahkan setelah kematian Ezzar pun kita tidak memberikan harta milik Ezzar padanya. Kita sudah amat keterlaluan, Wira,” ujar Mama Maryam dengan suaranya agak bergetar.

“Maka dari itu di saat Chaca meminta izin untuk bekerja di luar, Mama mengizinkan dan akan membujukmu untuk menyetujuinya. Dia hanya minta diperbolehkan untuk bekerja, dia tidak minta uang sepeser pun sama Mama dan Papa. Seharusnya Mama sangat malu pada Chaca, sedangkan Adelia ... hidupnya penuh dengan kemewahan, dan sudah tentunya mendapatkan kasih sayang darimu sebagai suaminya. Jadi ... Wira, jika kamu tidak bisa menjadi suami yang adil buat Chaca, biarlah Chaca bekerja, dan ... jika nanti rumah tanggamu dengan Adelia jadi kacau, l balau karena kehadiran Chaca. Maka, lepaskanlah Chaca. Kita tidak bisa selamanya memaksakan kehendak kita, tapi nanti kita bicara pola asuh Aqila agar tetap bisa kita awasi jika kamu akhirnya bercerai dengan Chaca.”

“Tapi Mah, bukankah Mama dan Papa ingin melihat aku punya anak. Kalau aku menceraikan Chaca, berarti kemungkinan itu tidak ada untukku?” tanya Wira dengan tatapan kecewanya.

Wanita paruh baya itu mengulum senyum getir. “Mama sangat menginginkan melihat kamu punya anak. Namun, lihat kenyataannya, kamu sudah mengabaikan Chaca, kamu lebih mementingkan Adelia. Kamu tidak bisa bersikap adil. Setidaknya kalau kamu memang tidak mencintai Chaca, berusahalah berikanlah sedikit perhatian kamu untuknya. Dan, buat Adelia, tolong ingatkan dia jangan bersikap egois. Jika saja dia bisa memberikan kamu anak, pernikahan keduamu tidak akan pernah terjadi. Tapi, keluarga kita butuh penerus untuk melanjutkan perusahaan keluarga kita saat kita sudah semakin menua. Bahkan, ketika kita telah tiada. Sekarang semuanya ada di tanganmu sebagai kepala rumah tangga. Sekali lagi Mama ingatkan jika tidak mencintai Chaca, jangan sakiti dia, sebaiknya kamu menjauh dan beri ruang untuknya,” tutur Mama Maryam.

Wira tercenung, semua perkataan mamanya bertentangan dengan hatinya.

Dirasa sudah cukup memberikan wejangan pada putra satu-satunya, ia lantas beranjak dari duduknya untuk meninggalkan kamar Wira.

“Pikirkanlah apa yang Mama katakan barusan, mumpung pernikahan kamu masih seumur jagung. Agar tidak banyak masalah lagi ke depannya,” pinta Mama Maryam sebelum membuka pintu. Wira masih terdiam dan terpaku.

Setelah beberapa menit Mama Maryam keluar dari  kamarnya. Wira meraup wajahnya dengan kasar, lalu beranjak dari duduknya. Isi kepalanya terasa penuh, dan hatinya tidak terima saat Mama Maryam meminta untuk menceraikan wanita yang baru saja ia nikahi. Dan belum pernah merasakan berumah tangga seutuhnya dengan Chaca.

Dengan langkah kakinya yang tegas, Wira keluar dari kamarnya dan melangkah menuju kamar Chaca yang ada di ujung lorong.

***

Pria itu mendesah pelan setibanya di depan kamar istri keduanya. Sebelum ia memutar hendel pintu, ia menatap daun pintu itu dengan tarikan napasnya dalam-dalam. Dan, rupanya pintu kamar Chaca tidak tertutup rapat, suara Aqila merengek minta susu botol pun terdengar jelas.

“Sabar Sayang, ini Mama lagi buatkan susunya,” sahut Chaca yang kini sedang berdiri dekat nakas, dengan kedua tangannya yang sibuk memasukkan bubuk susu ke dalam botol susu.

Wira yang sudah berdiri di ambang pintu menatap punggung wanita itu dengan tatapan yang tidak bisa ia artikan, lalu tatapan teralihkan ke atas ranjang di mana Aqila semakin merengek-rengek.

Pria itu kembali melangkah perlahan-lahan mendekati ranjang. “Sayang, anak cantiknya Papa kenapa menangis?” Suara Wira yang lembut mampu menghentikan rengekan Aqila, begitu juga dengan gerakan Chaca. Wanita itu tampak terkejut melihat suaminya berada di dalam kamarnya. Mengapa ia bisa tidak mendengar pintu terbuka, inilah yang ada di benak Chaca.

“Om!” seru Aqila dengan merentangkan kedua tangannya, seakan ingin minta digendong oleh Wira.

Wajah tegas dan dingin itu tiba-tiba tersenyum hangat, lalu mengendong putri kecil itu. “Jangan panggil Om lagi, ya. Panggil Papa,” pinta Wira sembari mengusap pipi Aqila yang sempat basah karena menangis. Kemudian mengecup gemas pipi Aqila.

Aqila yang sebenarnya sudah sempat tidur dan terbangun karena haus, menatap bingung.

“Papa. Ini Papanya Aqila,” tunjuk Wira pada dirinya sendiri.

“Pa-pa.” Aqila mengejanya pelan-pelan. Sementara Chaca masih terdiam di depan nakas, dengan hati yang amat pilu.

***

Aqila, balita cantik itu, tampak senang berada dalam gendongan Wira. Ia berceloteh riang dengan bahasa bayinya, tangannya yang mungil sesekali menyentuh wajah Wira, seolah sedang mengenali kembali sosok yang kini dipanggilnya Papa. Wira tersenyum tipis, mengusap rambut halus putri kecil itu dengan penuh kasih sayang.

"Aqila suka Papa, ya?" goda Wira dengan suara lembut, sementara bayi itu hanya tertawa kecil.

Chaca yang baru saja memberikan botol susu kepada anaknya hanya menatap mereka dengan ekspresi dingin. Meski dalam hatinya ada secuil kehangatan melihat interaksi antara Wira dan Aqila, namun ia enggan menunjukkannya.

"Pak Wira sudah selesai? Kalau sudah, silakan kembali ke kamarmu," ucap Chaca tanpa basa-basi.

Wira menoleh, menatap Chaca dengan mata yang sulit diartikan. "Saya hanya ingin menghabiskan waktu dengan anak kita. Apa itu salah?"

"Anak kita?" Chaca tertawa kecil, namun penuh sindiran. "Sejak kapan Pak Wira menganggap Aqila sebagai anakmu? Sejak kapan Anda peduli?"

Wira menghela napas, menatap Aqila yang kini mulai mengantuk dalam gendongannya. "Sejak saya menikahimu, berarti Aqila adalah anak saya juga. Saya telah menjadi bagian dari hidup kalian."

Chaca mendengus pelan, lalu bangkit dari tempatnya dan berjalan menuju sofa panjang. Ia duduk di sana dengan tangan terlipat di dada, matanya menatap lurus ke depan. "Pak Wira bisa bilang begitu ... pasti karena baru saja ditegur Mama Maryam. Kalau Mama Maryam tidak menegur Pak Wira pasti tetap mengabaikan kami, kan? Tapi, tak mengapa, saya tidak menuntut atau minta perhatian dari Anda. Bahkan, saya lebih senang tidak bertemu dengan Pak Wira, kalau bisa untuk selamanya,” ujar Chaca dengan santainya.

Bersambung ... ✍️

Halo Tante dan Om online, kenalin ini Baby Aqila, anaknya Mama Chaca dan Papa????

1
Hanifah Ifah
bikin aku curiga nih si Wira sableng 😁
RatuElla11: halo kak, mampir juga yuk kekaryaku "Istri Simpanan Pemuas Tuan Eden."
total 1 replies
Yeni Fitriani
pd akhirnya hati yg tulus dan pasrah pd jln kebaikan lah yg jd pemenang ya chaca tulus ikhlas baik nerimo ing pandum jd menang
RatuElla11: halo kak, mampir juga yuk kekaryaku "Istri Simpanan Pemuas Tuan Eden."
total 1 replies
Yeni Fitriani
bener2 nyesek jd chaca punya suami kaya raya mertua kaya tp slama 3 th pernikahan nya dia tdk perna di ksh uang cm ditanggung makanya sj...
Yeni Fitriani
sebenarnya cinta wira utk chaca itu begitu dalam tetapi dia terpaksa jd org munafik supaya tetap bisa melihat chaca ada di dekatnya.....wira cinta chaca tp keadaan wira sdh beristri istri hasil perjodohan dari papanya....lalu wira memperkosa chaca karna cinta dan melimpahkan tanggung jawab thdp ezzar....wira menguatkan hatinya melihat chaca dinikahi ezzar agar wira bs tetap melihat chaca dan anaknya.
Yeni Fitriani
wira picik sejak awal.....dia memperkosa chaca tp .melimpahkan tanggung jawab pd ezzar hanya karna dia tdk ingin menghancurkan rmh tangganya bersama adel.
Galih Pratama Zhaqi
hmmm koyoke yg dl perkosa chaca itu Wira bukan Ezza adeknya, sedngkang Chaca tak tau itu siapa karena keadaan gelap gulita,
RatuElla11: halo kak, mampir juga yuk kekaryaku "Istri Simpanan Pemuas Tuan Eden."
total 1 replies
Yeni Fitriani
mengerikan hidup bersama orkay kek gitu...mereka sprti psikopat semua
Yeni Fitriani
cm nebak aja hehe wlopun ceritanya sdh end tp tetap pen nebak meskipun tebaknya nanti mungkin salah gpp.....tebakku klo aqila anak chaca tsb bukan anak ezzar melainkan anak dr wira....yup besar kemungkinan yg merkosa chaca di kamar ezzar adalah wira.
Yeni Fitriani: baru baca dan nebak dan ternyata lebih dr 25 komentar yg sama kek komentku🤣🤣aqila anaknya wira bukan anak ezzar
total 1 replies
Ken L
baiknya Adelia masuk RS Jiwa aja biar Cacha tenang hidupnya
RatuElla11: halo kak, mampir juga yuk kekaryaku "Istri Simpanan Pemuas Tuan Eden."
total 1 replies
Ken L
bagus ceritanya...semangat Thor
Galih Pratama Zhaqi
oo ini ceritanya si wiro sableng krn blm baca jd aku baca ya thor , 🤭
Dewa Rana
Adelia oon, aneh, egois
Muna Junaidi
Jangan jangan yg perkaos itu pak wra
Muna Junaidi
Mommy g aku hadir🥰🥰🥰
hj suyani
Trimakasih Author ditunggu cerita yg lain
Nazwa Naura P.I_8C_19
jangan ² anaknya Wira bukan ezzar
hj suyani
lanjut chaca buka hati mu
hj suyani
raih cita2 ya mbak chaca ke sempatan ada
hj suyani
trimakasih cerita bagus banget
hj suyani
Selamat menyambut kebahagiaan buat kluarga kecil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!