Diumurnya yang ke 27 tahun, Afra belum terpikir untuk menikah apalagi dengan kondisi ekonomi keluarganya yang serba kekurangan. Hingga suatu hari disaat Afra mengikuti pengajian bersama sahabatnya tiba-tiba sebuah lamaran datang pada Afra dari seorang pria yang tidak ia kenal.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa Afra akan menolak atau mernerima lamaran pria tersebut?
Siapa pria yang melamar Afra?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Pagi harinya, Afra sudah bersiap-siap untuk pergi ke sebuah pengajian bersama dengan Hilya, Afra berjalan kaki untuk sampai di halte dekat rumahnya dan ia segera menuju tempat acara yang ada di lapangan kota.
Tak butuh waktu lama, Afra pun sampai di tempat acara dan ia segera mencari keberadaan Hilya, "Ra," panggil Hilya ketika melihat Afra.
"Masyaallah, cantik banget kamu," ucap Afra.
"Bisa aja, yaudah ayo masuk," ucap Hilya.
"Ramai ya acaranya," ucap Afra ketika mereka memasuki area tersebut.
"Namanya juga pengajian Ra, belum lagi yang ngasih tausiyah itu seorang Kyai yang begitu di segani di negeri ini," ucap Hilya dan diangguki Afra.
Tempat duduk dalam pengajian ini, bagian depan diisi oleh pria dan perempuan berada paling belakang. Sedangkan, Afra dan Hilya saat ini duduk di baris keempat dari depan pada bagian perempuan, itupun karena Hilya yang begitu gesit hingga mereka mendapat tempat duduk di bagian depan.
Mereka dengan antusias mengikuti proses pengajian tersebut dengan penuh khidmat, ketika pengajian akan berakhir Kyai Firdaus memanggil seorang pria yang entahlah Afra tidak mengenalnya, Kyai Firdaus meminta agar pria tersebut melantunkan ayat-ayat Alquran.
Begitu pria tersebut melantunkan ayat-ayat Alquran, Afra tersentuh mendengarnya bahkan tanpa terasa Afra sampai menangis mendengarnya. Setelah pria tersebut selesai melantunkan ayat-ayat Alquran, acara pun selesai dan para peserta yang ada disana pun berhamburan.
"Masyaallah, aku tersentuh dengarnya tadi," ucap Afra.
"Iya, aku juga. Mana tadi ganteng lagi," ucap Hilya.
"Astaghfirullah Hilya, jaga pandangan kamu apalagi kamu mau nikah loh," ucap Afra.
"Astaghfirullah, maaf khilaf. Gak lagi deh, tapi pria tadi siapa ya?" tanya Hilya.
"Aku juga gak tau sih, udahlah gak usah dipikirin. Ayo kita pergi cari minum, haus banget aku," ucap Afra dan diangguki Hilya.
Saat tengah sibuk mencari minuman untuk mengatasi dahaganya tiba-tiba seorang anak perempuan datang menghampiri Afra dan Hilya, "Ada apa sayang?" tanya Afra dan mensejajarkan tubuhnya dengan anak perempuan tersebut.
"Ini ada minuman buat Kakaknya," ucap anak perempuan tersebut.
"Buat Kakak?" tanya Afra dan diangguki anak perempuan tersebut.
"Dari siapa?" tanya Afra.
"Gak tau, Kak," jawab anak perempuan tersebut.
Afra tentu saja merasa heran, siapa yang memberikan minuman ini pada anak kecil tersebut. "Terimakasih ya," ucap Afra dan diangguki anak perempuan tersebut lalu anak perempuan tersebut berlari entah kemana.
"Ehem, ada pengagum rahasia nih," goda Hilya.
"Apa sih, gak ada. Ini kamu mau minum apa gak?" tanya Afra.
"Boleh?" tanya Hilya.
"Ini ada dua minumannya Hilya," ucap Afra dan Hilya tertawa karena puas menggoda Afra yang saat ini wajahnya sudah merah layaknya kepiting rebus.
***
Disisi lain, seorang pria yang sejak tadi memperhatikan seorang perempuan yang tak jauh darinya, ia hanya melirik sedikit perempuan tersebut. Sejak ia melantunkan ayat-ayat Alquran di atas panggung, netra pria tersebut memperhatikan perempuan tersebut hingga selesai acara pria tersebut kembali di pertemukan dengan perempuan yang menangis ketika ia melantunkan ayat-ayat Alquran diatas panggung.
Pria tersebut melihat jika perempuan itu tengah mencari sesuatu dan pria itu pun reflek mengambil air minum lalu memanggil Icha anak dari Kakaknya, "Icha, Ayah minta tolong ya sama Icha. Ini minumannya Icha kasih ke Kakak yang pakai gamis cokelat," ucap pria tersebut.
"Kakak yang itu ya, Yah?" tanya Icha dengn menunjuk perempuan yang pria tersebut maksud.
"Iya, tapi nanti kalau Kakaknya bilang dari siapa, Icha bilang aja Icha gak tau ya," ucap pria tersebut.
"Iya, Yah," ucap Icha dan memberikan air minum tersebut pada perempuan yang ia maksud yaitu Afra yang berdiri tak jauh darinya.
"Iz," panggil seorang perempuan dengan menggunakan cadar.
"Iya, Mbak," jawab pria tersebut.
Pria tersebut bernama Faizan Akbar Faturrahman atau biasa di panggil Faiz, ia merupakan anak dari Kyai Fauzan Faturrahman dan Bu Nyai Fatimah Marwa. Faiz sendiri tidak tinggal di kota ini, ia hanya berada di sini karena sahabat Kyai Fauzan yaitu Kyai Firdaus pulang dari umrah lalu mengadakan pengajian secara besar-besaran bahkan Faiz sendiri terkejut ketika disuruh oleh Kyai Firdaus untuk melantunkan ayat-ayat Alquran tadi.
Faiz bukanlah anak tunggal, Faiz memiliki seorang Kakak perempuan yang telah menikah dan memiliki dua anak, Kakaknya bernama Fadila Zahira atau biasa di panggil Hira dan suaminya bernama Muhammad Ilham Ardiansyah, anak pertama Hira bernama Aisyah Zaskia Zawiyah yang berumur 9 tahun dan anak keduanya yaitu Muhammad Kenandra Ardiansyah yang berusia 4 tahun.
"Kamu lihat Icha gak?" tanya Hira.
"Itu Mbak," ucap Faiz dan menunjuk Icha yang saat ini menghampiri mereka.
"Darimana aja Icha, sayang?" tanya Hira.
Faiz memberikan kode pada keponakannya itu untuk tidak mengatakan yang sebenarnya dengan menggelengkan kepalanya. Namun, sayang Icha tidak mengerti maksud gelengan tersebut hingga Icha pun memberitahukannya pada Hira.
"Tadi, Ayah minta Icha buat ngasih minum ke Kakak cantik, Umi," ucap Icha dengan polosnya.
Ya, meskipun Icha bukan anak dari Faiz. Namun, Icha dan juga Kenan memanggil Faiz dengan sebutan Ayah, itupun Faiz yang memintanya dan tentu saja setelah mendapat persetujuan dari Ayah dan Ibu dari Icha dan Kenan lalu juga dari Umi dan Abi nya Faiz.
"Kakak cantik? siapa?" tanya Hira dan menatap Faiz, namun sayangnya Faiz sudah pergi meninggalkan mereka.
"Dasar Faiz! Icha, dimana Kakak cantiknya?" tanya Hira.
"Tadi ada disana Umi, tapi sekarang gak ada," ucap Icha.
"Yaudah, ayo kita ke Abi ya. Kita juga kasih tau Jid sama Jiddah ya," ucap Hira dan diangguki Icha.
Disisi lain, Faiz pun akhirnya berhasil pergi dari sang Kakak sebelum Kakaknya akan bertanya-tanya tentang perempuan yang dimaksud Icha.
"Alhamdulillah, akhirnya bisa pergi juga," gumam Faiz.
Saat tengah berjalan menghampiri Abi dan Umi nya tiba-tiba Rizky salah satu kenalannya menghampiri Faiz, Rizky merupakan lulusan dari pondok pesantren milik keluarga Faiz karena itu Rizky mengenal Faiz.
"Masyaallah Gus, suara Gus tadi bagus sekali," ucap Rizky.
"Terimakasih atas pujiannya, kamu belum pulang?" tanya Faiz.
"Belum, aku nunggu calon sama temennya," ucap Rizky.
"Kamu mau menikah?" tanya Faiz.
"Insyaallah, doakan ya Gus," ucap Rizky.
"Pasti, saya doakan semoga pernikahan kamu dan calon kamu berjalan lancar dan rumahtangga kalian di berkahi Allah," ucap Faiz.
"Amin Ya Allah, terimakasih Gus," ucap Rizky dan diangguki Faiz.
Saat mereka tengah mengobrol tiba-tiba suara salam terdengar dari belakang Faiz, Faiz pun menolah dan betapa terkejutnya ia ketika melihat dua perempuan yang berada disana, dimana salah satu perempuan itu adalah Afra, perempuan yang tadi ia beri minum melalui Icha.
'Kenapa mereka disini? apa jangan-jangan perempuan itu adalah calon istrinya Rizky?'
.
.
.
Bersambung.....
mantaaaabh
lanjut ka elaaaa 👍🏻🌹🌹
semangaaaaaaats 💪🏻💪🏻🌹🌹
dasar cocote Ra pada ada akhlaknya
lanjut ka elaaaaa 👍🏻🌹🌹🌹
semangaaaaaats 💪🏻💪🏻
senewen q jadinya
lanjut ka elaaaaaaa
semangaaaaaats 💪🏻💪🏻