Pendekar Naga Api

Pendekar Naga Api

Bimasena

  Di sebuah dusun , yang bernama dusun jati .terlihat 5 orang anak laki laki berumur sekitar 11 Tahunan sedang asik bersantai di bawah pohon besar berdaun lebat .

  Salah seorang di antara mereka menunjuk kepada seseorang anak laki laki yang seumuran dengan mereka .

 " faruk ,coba lihat disana ada si pecundang sedang lewat !" seru nya dengan raut wajah senang.

  " hehehehe, kebetulan sekali ia lewat sini , kemarin ia beruntung bisa lolos , namun hari ini aku pastikan ia akan menerima pukulan dari ku " ucap salah satu anak yang bertubuh paling besar dari kelima anak itu .

  Dia adalah Faruk. Anak seorang yang cukup terpandang di dusun itu , ia mempunyai bakat ilmu Kanuragan yang cukup tinggi di banding anak anak seusia nya yang lain , ayah nya telah mengirim nya untuk belajar ilmu Kanuragan sejak lima tahun Lalu di sebuah perguruan gagak hitam .

 " Cepat tangkap dia ,jangan sampai lolos atau kalian yang bakal aju hajar " ucap Faruk pada teman teman nya .

empat orang anak laki laki itu langsung berlari menuju anak itu , mereka menyergap nya dua dari depan dan dua orang dari belakang ,tanpa perlawanan mereka berhasil meringkuk anak itu dengan mudah .

 " Pegangin dia " ucap Faruk .

Faruk langsung melayang kan tinju nya kearah perut anak laki laki itu .

 " bak ,,buk ,"

 " dasar tak berguna kau Bima , jika kau tidak punya bakat untuk apa kau hidup di dunia ini !" bentak Faruk ,sambil meludah ke wajah anak yang di panggil nya bima .

  Para teman teman nya yang memegangi bima tertawa , Bima memang selalu jadi bulan bulanan mereka hampir setiap hari .

  Bima yang dipukul Faruk jatuh menimpa tumpukan kayu . Bimasena atau sering di panggil bima tersebut hanya bisa diam menahan rasa sakit di pinggang dan punggung nya entah udah berapa kali ia menahan rasa sakit akibat ulah Faruk dan teman temannya .

  Bima tidak bisa berbuat apa apa , ingin rasa nya ia mengadu pada kedua orang tua nya , tapi apa daya orang tua nya hanyalah sepasang suami istri miskin yang tidak bisa berbuat apa apa , apalagi,mereka semua tidak menguasai ilmu Kanuragan

 " Bima anak ku , ayah hanya bisa bilang sabar nak .kita ini orang miskin tidak akan bisa melawan mereka , jika kau ingin melawan mereka kau harus menjadi kuat , bagaimanapun cara nya " ucap ayah nya bima .

 Bima hanya dimn menunduk mendengar ucapan ayah nya , ia tahu kehidupan keluarga nya tidak seberuntung keluarga yang lain di dusun nya , oleh karena itu ia berjanji tidak akan mengadu lagi pada orang tua nya .

 " Aku harus jadi lebih kuat !" tekad bima dalam hati .

Bima menatap wajah ayah nya lekat , ia melihat sosok ayah yang tegar dan bertanggung jawab pada keluarga nya , meski mereka hidup sangat susah tapi ia tidak pernah mendengar kedua orang tua nya itu mengeluh .

  Mereka selalu tersenyum, walaupun hidup dalam penderitaan

 " genta , kirun , cepat angkat dia " perintah Faruk .

 Kedua teman nya atau lebih tepat nya mungkin anak buah nya langsung mengangkat kedua lengan Bima .

  " Bukk " kembali Faruk melayangkan pukulan nya , bima hanya bisa diam , Faruk melayang kan pukulan nya berkali kali

  Bima akhir nya jatuh tersungkur, saat dua pukulan tepat mengenai ulu hati nya hingga ia kesulitan untuk bernafas. tanpa mengaduh sedikit pun bima memegangi ulu hati nya yang sakit .

  " Hahahaha, inilah akibat nya kamu jika tidak mempunyai ilmu Kanuragan , selama nya kau akan jadi pecundang , untuk apa lagi kau hidup di dunia ini "

  Mendengar ucapan Faruk , Bima tampak sangat marah " Aku bukan pecundang " lirih bima .

  " Hahahaha, pecundang tetap lah pecundang, meski kau berlatih ratusan tahun kau tidak akan bisa menjadi sekuat aku " ucap Faruk sombong.

 " Ayo , tinggal kan saja dia " perintah Faruk .

 Dengan rasa puas , Faruk pergi di ikuti oleh keempat teman nya ,

  Bima dan kedua orang tua nya adalah penduduk dusun jati , keluarga nya dan sebagian besar penduduk dusun bisa di bilang tidak beruntung karena tidak bisa mempelajari ilmu Kanuragan. faktor ekonomi adalah salah satu penyebabnya.

  Karena sebagian besar penduduk nya hidup dalam garis kemiskinan, hanya ada beberapa saja penduduk di dusun itu yang belajar ilmu Kanuragan , mereka adalah penduduk yang memiliki kekayaan cukup , karena biaya masuk untuk belajar ilmu Kanuragan di satu perguruan saja biaya nya sangat tidak sedikit.

  Dan untuk bima bukan hanya faktor ekonomi saja yang mempengaruhi nya , namun juga karena ucapan salah seorang tetua perguruan gagak hitam mengatakan bahwa bima tidak akan bisa mempelajari ilmu Kanuragan karena bima memiliki aliran darah dan detak nadi yang tidak beraturan yang mengakibatkan tubuh bima tidak bisa menyimpan tenaga dalam .berbagai ramuan juga tidak bisa menyembuhkan kondisi tubuh bima yang aneh itu .

  Karena bagi mereka yang ingin berlatih ilmu Kanuragan harus mempunyai detak nadi dan aliran darah yang baik ,

  Bima berusaha bangun , ia berjalan tertatih Tatih kembali menuju rumah nya , badan nya serasa sakit semua , ia mengambil sebuah ranting kayu yang cukup besar untuk membantu nya menopang tubuh nya .

  Dalam perjalanan pulang nya Bima melewati sebuah reruntuhan kuil Kuno yang terdapat di dalam hutan , ia masih merasakan perih di ulu hati nya , ia pun singgah di reruntuhan kuil itu , ia duduk di atas sebuah batu yang tidak terlalu besar .

 Bima memandang ke sekeliling nya , tatapan nya berhenti pada sebuah batu yang sedikit terlihat seperti ada sesuatu di bawah nya , ia pun me fokus kan mata nya kearah Batu itu , ia melihat seperti ada sebuah kitab yang seperti nya sengaja di sembunyikan di bawah batu itu .

  Karena rasa penasaran nya , ia berdiri dan berjalan mendekati batu itu , dia sedikit melihat sebuah kitab bersampul merah keemasan , dengan sisa tenaga nya perlahan ia mencoba menggeser batu yang tidak terlalu besar itu .

  Tangan nya mengambil kitab itu , namun tiba tiba ia merasakan panas dan sakit seperti di gigit sesuatu.

  Meski sakit ia masih terus berusaha mengambil kitab itu , mata bima terbelalak saat melihat seekor hewan seperti ular tapi memiliki kepala seperti naga , berukuran jari kelingking dan berwarna merah menyala panjang nya sekitar dua jengkal , ular aneh itu melingkar di samping kitab itu.

Bimasena hendak mengusir ular aneh itu , ia meraih Ranting pohon yang ada di dekat nya , saat ia memalingkan wajah nya kembali ia melihat ular aneh itu sudah tidak berada di tempat nya lagi . Bima yang tampak bingung melihat sekeliling nya mencari keberadaan ular aneh itu .

Namun ia tidak melihat lagi keberadaan ular aneh yang sempat menggigit tangan nya itu ,lalu ia mengambil kitab bersampul merah keemasan itu , membersihkan nya dari debu yang menempel.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!