AREA DEWASA+
"Sudah ku bilang, kalau memang jodoh ku pasti tidak akan kemana!" ucap Marvel sambil memandang wanita yang selama ini menghilang entah kemana.
Sejak sekolah menengah atas, Kiran tidak pernah menduga jika ia akan di sukai oleh seorang pria yang terpaut usia dua belas tahun darinya.
Kiran sangat risih, gadis ini tidak suka dengan tatapan Marvel yang suka melihat dirinya dengan penuh nafsu.
Marvel, seorang pria tampan yang harus rela pernikahannya kandas di saat usia pernikahannya baru berjalan satu hari. Bukan tanpa alasan, semua itu di karenakan mantan istri Marvel tiba-tiba menggugat cerai dan lebih memilih pergi bersama laki-laki lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Berhubung rumah Gama dan Kiran tidak terlalu jauh, ia mendapatkan kabar jika yang terjadi pada Kiran semua itu di sebabkan oleh Desi dan Sika.
Gama merasa bersalah karena sudah tidak percaya pada Kiran. Gama kemudian pergi mencari Kiran, menghubungi nomor Kiran tapi tidak bisa.
"Di mana kau Kiran, maafkan aku yang sudah tidak percaya pada mu!" ucap Gama merasa bersalah.
Gama kembali melajukan motornya, berkeliling kota untuk mencari Kiran. Begitu juga dengan Marvel yang sibuk mengarahkan beberapa anak buahnya untuk mencari Kiran. Tapi, keduanya sama-sama mendapatkan hasil yang nihil.
Huft,....
Marvel menarik nafas panjang, pria ini telah kehilangan semangatnya sekarang. Kiran telah hilang entah pergi ke mana. Tidak ada satu jejak pun yang menunjukan di mana Kiran selain rekaman cctv terakhir di ujung jalan pada malam saat Kiran di usir.
"Jika aku mendapatkan mu, tidak akan ku lepaskan. Bahkan aku tidak akan mengizinkan mu untuk bertemu dengan ayah mu yang bajingan itu!" ucap Marvel geram.
Marvel marah, pria ini membanting ponselnya hingga hancur berantakan. Tidak ada momen yang terekam sebagai kenangan. Bahkan, Marvel sendiri tidak memiliki foto Kiran. Hanya kenangan manis, saat gadis itu selalu berceloteh menolak dirinya. Sungguh, Marvel sangat merindukan mulut lamis Kiran.
Sedangkan Kiran, gadis ini sibuk bekerja. Menata hidup sebatang kara, melupakan apa yang sudah terjadi pada dirinya meskipun itu sangat sakit terasa.
Tempat baru, pekerjaan baru dan teman baru, Kiran berharap ia bisa mencari kebahagiaannya sendiri.
Sebulan, dua bulan dan tiga bulan telah berlalu. Kiran masih tetap berada di kota M, masih tinggal di kontrakan dan bekerja di cafe seperti biasa. Kiran sedikit menutup diri, ia enggan menceritakan latar belakang keluarganya jika ada temannya yang bertanya.
Sedangkan Hasan, ia sudah memaafkan Desi dan Sika. Tiga bulan sudah ia menjadi pengangguran, kesana kemari mencari keberadaan Kiran. Yang tabungan mulai menipis, Desi mulai protes pada suaminya.
"Sampai sekarang kau belum bekerja juga. Kebutuhan kita semakin banyak, belum lagi biaya kuliah Sika. Tidak ada habisnya mencari Kiran, Kiran dan Kiran,...!"
Hasan menatap tajam ke arah Desi, hampir setiap hari mereka bertengkar.
"Semua karena ulah mu!" sentak Hasan, "kalau untuk makan aku masih sanggup memberi mu makan. Masalah kuliah Sika, aku sudah tidak sanggup lagi. Suruh anak mu itu bekerja paruh waktu!"
"Gak, aku gak mau!" seru Sika, "apa kata teman-teman jika aku kerja sambil kuliah?"
"Kalau kau malu ya sudah, berhenti kuliah!" ucap Hasan dengan nada tinggi.
"Ibu,....!" Sika merengek.
"Tidak bisa begitu dong, masa depan Sika masih panjang. Kenapa kau jadi lepas tanggung jawab seperti ini?"
"Sika masih punya ayah, kenapa dia tidak meminta pada ayahnya saja?"
"Kau pikir gampang?" Desi menyentak.
"Aku sudah mengorbankan masa depan Kiran demi masa depan Sika. Kenapa kalian sangat menuntut banyak dari ku hah?"
"Kiran lagi,...kiran lagi...!"
Desi mengajak anaknya pergi, siang malam hanya di habiskan dengan beradu mulut saja. Hasan pengangguran, sudah kesana kemari melamar pekerjaan tapi tak ada satu tempat pun yang mau menerimanya bekerja. Marvel memang jahat, ia sudah memberikan peringatan kepada perusahaan besar, menengah dan kecil untuk memboikot Hasan.
Tidak hanya Marvel, Fani juga merasa kehilangan atas Kiran. Banyak kenangan bersama Kiran yang membuat Fani tidak akan pernah melupakan gadis itu. Meskipun sekarang toko kuenya sudah memiliki karyawan di tambah lagi berkat bantuan Marvel, sekarang toko kue Fani semakin di kenal banyak orang.
Gama juga sama, ia masih suka mencari info tentang Kiran. Perasaan bersalahnya tidak bisa mengembalikan Kiran. Entahlah, apakah Kiran akan mau berteman dengan dirinya jika mereka kembali bertemu.
Sejak kehilangan Kiran dalam hidupnya, sikap Marvel kembali berubah dingin. Jeff sangat mengerti dengan perasaan bosnya ini. Setelah bercerai dari istrinya dulu, sikap Marvel juga seperti ini. Pertemuan singkat dengan Kiran bisa membuat hati Marvel mencair, tapi sekarang kembali lagi.
"Di mana Marvel?" tanya Dona pada Jeff, ia tidak mendapati anaknya di ruang kerja.
"Ada di dalam kamar bu," jawab Jeff sopan.
Huft,....
Dona menarik nafas panjang, hampir setiap hari Marvel berada di kamar pribadi di dalam ruang kerjanya.
Krek,...
Dona membuka pintu, ia mendapati Marvel sedang tidur.
"Mau sampai kapan kau seperti ini Marvel?" tanya Dona lesu.
"Sampai Kiran ketemu mah!" jawab Marvel dengan suara pelan.
"Kiran sudah menghilang selama tiga bulan. Mungkin dia bukan jodoh mu, cari yang lain saja nak!"
"Hati, kalau sudah jatuh pada tempat yang tepat, maka ia akan setia menetap. Begitu kata Author mah. Seperti itu lah hati Marvel sekarang!"
"Tapi, nyatanya kau dan dia tidak berjodoh."
"Sekarang mungkin tidak berjodoh mah, mana tahu besok atau tahun depan aku akan kembali berjodoh dengan Kiran!"
"Jangan begitu yakin dengan harapan yang kau bangun Marvel. Kau pernah kecewa, mamah tidak ingin kau kecewa untuk kedua kalinya."
"Kecewa dan bahagia itu berjalan seiringan mah. Jika kita berani jatuh cinta, berarti kita sudah siap untuk kecewa!"
Jika sudah begini, Dona tidak bisa berbuat banyak. Marvel sangat keras kepala, apa pun keputusan yang ia buat tidak bisa di ganggu gugat.
"Jeff, jaga bos mu. Kalau dia tidak mau makan, suapi saja!" pesan Dona sebelum pergi.
"Siap bu,...!" sahut Jeff.
Tak berapa lama Dona pergi, Marvel keluar dengan wajah lesu.
"Jeff, ayo pergi...!" ajak Marvel.
"Kemana bos?"
"Main-main ke toko kue Fani, siapa tahu ada Kiran di sana."
Demi kebahagiaan bosnya, Jeff menurut saja. Mereka pergi ke toko kue, Fani sudah tidak heran lagi dengan kedatangan Marvel dan Jeff di sana.
"Bos mu itu kekurangan pekerjaan atau bagaimana sih?" tanya Fani dengan suara pelan, "setiap hari datang ke toko kue ku, bantu jualan. Gimana cara menggajinya?"
"Yang ada dia menggaji mu, biarkan saja. Lebih baik dia begitu dari pada di kantor hanya tiduran tidak jelas," sahut Jeff.
"Orang kaya gini amat kalau gabut. Cewek mah masih banyak di luar sana."
"Namanya juga cinta!" seru Jeff.
"Kiran mana tahu kalau dia di cintai om bewoknya sampai seperti ini. Menghilang kok lama banget!"
"Namanya juga sakit hati, wajar jika Kiran pergi melenyapkan diri."
"Gama juga masih suka mencari kabar tentang Kiran. Aku yakin, dia merasa paling bersalah karena sudah tidak percaya pada Kiran."
"Dia kan bodoh!" ucap Jeff dengan entengnya, "hanya melihat satu kesalahan tanpa mendengar penjelasan dan tidak ingin mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Beda sama bos, yang lebih pintar!"
hhhh ayah macam apa itu, kok lah sama kyk ayah q..
😓
gitu lihat sinopsis nya sama kyk aq sama suami yg jarak umur 12th..
langsung penasaran sama ceritanya 🤭..
tp bagus juga loh, unik malah orang bisa jd hafal..