NovelToon NovelToon
Gara-gara Mantan

Gara-gara Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Berbaikan
Popularitas:60k
Nilai: 4.9
Nama Author: nenah adja

"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."

"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.

"Kadal burik," jawab Kanya asal.

"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mempertahankan Ego

Seperti biasa Alan akan melihat Kanya dari jauh. Berdiri di sana meski melihat hanya sekilas sebab Kanya pun tak selalu ada di luar rumah. Melihat pelataran rumah Kanya masih kosong menandakan jika Kanya belum pulang. Alan memutuskan menunggu seperti biasa di balik pohon besar di sebrang rumah Kanya.

Setelah beberapa saat menunggu, Alan melihat Kanya dan motornya, namun saat melihat Kanya di bonceng seorang pria, dia tak bisa tak mengeryit.

Kanya turun dari motornya setelah melepas helmnya, begitu pun pria yang membonceng Kanya. Saat Alan melihat wajah si pria Alan tak bisa tak mengepalkan tangannya.

Joe.

Tunangan Kanya.

Alan melihat Kanya masuk ke dalam rumah, sementara Joe menunggu di kursi teras. Saat Alan menatap dengan mata tajamnya, saat itu juga Joe pun melihat ke arahnya. Pria itu bahkan menyeringai dengan menyebalkan.

Tak berapa lama Kanya kembali dan mereka pun kembali bersiap dengan menaiki motor Kanya.

Darah Alan terasa mendidih, dengan gigi yang gemelutuk, dia menahan amarah saat melihat Kanya berpegangan di pinggang Joe.

Tidak ada yang salah sebenarnya, sebab mereka adalah pasangan tunangan. Hanya saja Alan merasa terbakar cemburu.

Lalu dia teringat pertemuannya dengan Joe di bandara.

"Jadi, kamu bersedia?"

Alan menghentikan langkahnya, dan menoleh kembali pada Joe. "Apa maksud kamu?"

"Kamu bersedia untuk tidak muncul lagi di depan Kanya?"

Alan mengepalkan tangannya. Dia berjanji pada Kanya untuk tak menggangunya lagi, bahkan meski hatinya ingin, dia tak bisa membuat Kanya sakit kembali. Terlebih Kanya kini sudah memiliki tunangan, yaitu pria yang kini berdiri di depannya.

Alan tak menjawab dan memilih melanjutkan langkahnya untuk pergi. Namun baru satu langkah dia pergi suara Joe kembali terdengar.

"Sayang sekali kalau gitu. Sepertinya keputusan Kanya untuk gak berbalik ke masa lalunya sudah benar."

"Apa maksudmu?"

"Aku rasa Kanya memang bodoh, karena tak bisa melupakan pria pengecut sepertimu."

"Kau! Bagaimana bisa kau bicara seperti itu tentang, Anya!" Alan meraih kerah Joe.

"Kenapa? Itu kenyataannya. Lagi pula kau juga tak seperti bicaramu. Bilang tidak bisa melupakan tapi tidak memperjuangkan?"

"Apa yang kamu inginkan dengan bicara seperti ini? Kamu jelas tunangan Anya!" Alan bahkan merelakan sebab Kanya memohon padanya agar dia tak mengganggunya lagi.

Joe melepas tangan Alan di kerahnya. "Aku beri waktu untuk memperjuangkan Kanya lagi! Jika tidak, jangan salahkan aku jika dia jatuh cinta padaku."

Alan tertegun, bahkan saat Joe sudah pergi dia masih berdiri disana.

Mengingat bagaimana Joe bicara, membuat Alan berpikir Kanya masih memiliki perasaan untuknya, dan Joe memberinya kesempatan untuk dia bisa kembali. Tapi sekarang nyatanya pria itu kini datang ke Bali untuk menemui Kanya. Atau dia terlalu lambat untuk bergerak, lalu seperti kata Joe, Kanya akan jatuh cinta padanya?

Alan mengerjapkan matanya, saat membayangkan Kanya benar-benar jatuh cinta pada Joe.

Sial, tidak akan dia biarkan itu terjadi. Lalu sekarang, apakah sudah saatnya dia mengejar Kanya kembali. Apakah dia berani menghadapi Kanya? Muncul di depan mantannya itu lagi, setelah apa yang dia lalui? Lalu bagaimana jika Kanya kembali menolaknya?

Oh tidak!

Terlalu banyak yang Alan takutkan. Namun rasa takut kehilangan Kanya lebih besar. Hingga Alan membulatkan tekad untuk mulai kembali mendekati Kanya.

Namun sebelum itu ada satu hal yang harus Alan lakukan sebelum benar-benar mendekati Kanya kembali.

Jadi Alan membuka ponselnya untuk memesan tiket pesawat menuju Jakarta.

...

Kanya pulang di malam hari setelah mengantar Joe kembali ke hotel. Saat memasuki pelataran, Kanya tak bisa tak mengeryit saat melihat rumah sebelah nampak ramai beberapa orang keluar masuk membawa barang.

Mengingat itu rumah Alan, rasa penasaran Kanya muncul. Jadi dengan langkah pelannya Kanya menghampiri pekerja yang tengah memasukan barang- barang satu persatu ke dalam rumah tersebut.

"Permisi, Bli. Ada yang pindah?" tanya Kanya.

"Saya kurang tahu, saya cuma di suruh antar barang. Permisi." Kanya mengangguk mempersilakan mereka melanjutkan pekerjaan.

Kanya masih disana beberapa saat memperhatikan rumah Alan yang terbuka, namun sama sekali tak melihat Alan di dalamnya.

Benarkah Alan akan menetap disana. Atau ada pemilik lain yang menempati rumah itu?

....

Sudah tiga hari Kanya melihat rumah Alan di isi perabot. Namun dia belum mendapati tanda- tanda rumah tersebut berpenghuni.

Hari ini hari libur, namun Kanya tak memiliki kegiatan apapun selain diam di rumah. Dan entah kenapa dia justru ingin terus melihat ke rumah sebelah.

Entah kenapa Kanya berharap disana benar-benar Alan.

Sambil terus memperhatikan rumah yang nampak kosong itu, Kanya membersihkan rumahnya mulai dari kaca jendela, plafon hingga tanaman hias yang sudah lama tak ia urus sebab kesibukannya.

Dia seperti sedang sibuk, namun sebenarnya dia hanya mencari alasan agar bisa melihat ke rumah sebelah, berharap bisa melihat penghuninya. Apakah benar-benar Alan? Atau penghuni baru?

Setelah lama dia disana, dan tak menemukan apapun, Kanya menghela nafasnya, menyadari hal bodoh yang dia lakukan. Kenapa di berharap itu Alan. Padahal jelas Alan tak akan mengganggunya lagi seperti satu bulan ini pria itu tak terlihat dimana pun. Dia yang meminta Alan pergi, kenapa dia kini ingin melihat kembali pria itu.

Benarkah apa yang di katakan Joe. Jika dia hanya sedang menyiksa perasaan masing-masing. Mungkin karena jelas Kanya merasakan hal itu. Perasaannya tersiksa.

Lima tahun tak bisa melupakan bukankah perasaannya terlalu kuat? Lalu sekarang dia bersikap seolah telah melupakan Alan dengan meminta pria itu menjauh, sementara dirinya sendiri bertunangan dengan Joe. Meski hanya sebuah tunangan yang dia dan Joe rancang untuk menghindari orang tua mereka terus menjodohkan mereka. Tapi dia berhasil membuat Alan sakit hati dan benar-benar mengalah untuk menjauhinya.

Lalu kenapa sekarang dia berharap itu Alan?

Apakah dia benar-benar tak bisa lepas dari perasaannya? Apakah dia hanya ingin mempertahankan egonya karena sakit hatinya. Karena itu meminta Alan menjauh?

Kanya melempar kain lap yang dia pegang dengan kasar. Bisa- bisanya dia menginginkan hal itu.

"Bodoh, kamu Kanya, sudah benar pria itu gak datang lagi."

Kanya kesal pada dirinya sendiri. Kenapa separuh hatinya masih berharap pada Alan. Padahal jelas luka yang pria itu torehkan masih membekas. Meski Alan juga korban keegoisan keluarganya, tapi hatinya juga merasakan sakit karenanya.

Kanya memutuskan masuk ke dalam rumah, lebih baik dia menghabiskan waktunya untuk menonton drama kesukaannya, dari pada memikirkan hal yang tidak penting.

Baru saja membuka pintu hendak masuk Kanya justru di kejutkan dengan suara pecahan di rumah sebelah.

Bukankah tak ada orang disana?

Tapi, barusan terdengar jelas kalau suara pecahan itu dari rumah Alan.

Kanya tak ingin mati penasaran. Jadi dia memutuskan untuk pergi kesana dan mengetuk pintu.

"Ada orang di dalam?" Kanya terus mengetuk pintu.

"Permisi!" ketukan itu kini berubah menjadi gedoran. Namun tak adanya jawaban sama sekali membuat Kanya berhenti.

"Aku pasti udah gila," ucapnya dengan kesal. Bisa- bisanya dia mengira rumah itu berpenghuni, padahal jelas- jelas tak ada orang di sana.

Kanya berbalik hendak pergi, namun dia menghentikan langkahnya saat mendengar suara pintu terbuka.

Kanya menoleh cepat, dan tertegun saat melihat seorang pria di depannya.

"Anya?"

"Kamu?" Kanya tak bisa tak terkejut melihat pria di depannya. Bagaimana tidak, wajahnya sangat mengerikan dengan banyak memar, juga tangannya yang memegang tongkat, sebab sebelah kakinya di balut perban.

1
Myfuture
bisa bisanya mereka.....aduuuh/NosePick//NosePick//NosePick/
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rahmawati
gentle jg Alan berani dateng utk minta maaf dan minta diberi kesempatan utk dekati kanya lagi
Siti Zaid
Alan..teruskan merayu kanya dan juga keluarga kanya...mungkin luluh pada Alah yang ikhlas dan bersungguh2...🤗
mom's Abyan
ini kakak sama papa anya juga kocak bnget🤩
Mira Esih
lha nego pa diskusi si bang
Jeng Ining
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ini arga dn papa malah ngobrol kocak dah😂😂😂
yuning
Arga sama papanya kocak 😁😁
Nana Colen
badas kau akan,,, tapi tetep aja aku dongkol sama kalakuanmu
Saadah Rangkuti
sabar Alan, terus kasih effort lebih
kiya
tetangga ku cintaku judule😆
Nana Colen
mantap betul doanya... badas kanya
Nana Colen
hahaha seru nihhh keluarga kocak end sengklek 😍😍😍😍
Anonymous
aq dukung sialan skrg/Grin/
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
sabar ..... masih ada kah stok sabarnya 😅
Rabiatul Addawiyah
semangat Alan buat Anya buka hatinya utk mu
Jengendah Aja Dech
❤️
Myfuture
Alan Kamu pasti bisa /Hey//Hey//Hey//Hey//Hey/
Siti Zaid
Lanjut lagi author..semangat💪💪💪
yuning
pelan pelan Alan, kalau jodoh gak akan kemana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!