NovelToon NovelToon
Fake Antagonist

Fake Antagonist

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Isekai / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Chicklit
Popularitas:507.6k
Nilai: 5
Nama Author: Joy Jasmine

Ayla Navara, merupakan seorang aktris ternama di Kota Lexus. Kerap kali mengambil peran jahat, membuatnya mendapat julukan "Queen Of Antagonist".

Meski begitu, ia adalah aktris terbersih sepanjang masa. Tidak pernah terlibat kontroversi membuat citranya selalu berada di puncak.

Namun, suatu hari ia harus terlibat skandal dengan salah seorang putra konglomerat Kota Lexus. Sialnya hari ini skandal terungkap, besoknya pria itu ditemukan tewas di apartemen Ayla.

Kakak pria itu, yang bernama Marvelio Prado berjanji akan membalaskan dendam adiknya. Hingga Ayla harus membayar kesalahan yang tidak diperbuatnya dengan nyawanya sendiri.

Namun, nyatanya Ayla tidak mati. Ia tersadar dalam tubuh seorang gadis cantik berumur 18 tahun, gadis yang samar-samar ia ingat sebagai salah satu tokoh antagonis di dalam novel yang pernah ia baca sewaktu bangku kuliah. Namun, nasib gadis itu buruk.


“Karena kau telah memberikanku kesempatan untuk hidup lagi, maka aku akan mengubah takdirmu!” ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 ~ Mencari Keberadaannya

Alice yang tidak tahu apa-apa tetap mengikuti arah yang sebenarnya salah. Setelah melihat Alice yang sudah lumayan jauh, Sylvia kembali memutar petunjuk arah ke arah yang benar dan memasang kembali tanda peringatan.

"Haha, kena kau gadis bodoh!" gumamnya senang.

.

.

.

Semua peserta telah berbondong-bondong kembali ke perkemahan, mereka mengumpulkan hasil perburuan mereka pada panitia.

"Cy, apa kau lihat Sylvia?" tanya Haven panik, pasalnya ia telah kembali ke hutan namun tidak menemukan jejak Alice di sana.

"Nona Sylvia, itu di sana." Lucy menunjuk pada Sylvia yang tengah berkumpul bersama teman-temannya.

"Sylvia, dimana Alice?" tanya Haven to the point setelah sampai di depan gadis itu.

"Mana aku tahu, dia sendiri yang mau berpencar seorang diri. Aku saja ditinggalnya."

"Apa? Alice seorang diri?" Haven terlihat panik, ia berlari ke arah panitia. Bermaksud untuk melaporkan hilangnya sang sahabat.

Aldric yang melihat kepanikan Haven merasa tidak enak, ia pun mengikuti Haven dari belakang.

"Pak, ada yang hilang dalam perburuan barang," lapor Haven begitu saja tanpa mengucapkan salam atau apapun sebagai sopan santun lagi.

"Apa? Siapa?"

"Alice ... Alice Lawrence."

Bak tersambar petir di sore hari, Edric menjadi linglung sejenak. Nama gadis itu berhasil mempengaruhi konsentrasinya. Sementara Aldric yang berada di belakang Haven langsung berbalik arah, ia berlari kembali ke dalam hutan diikuti oleh Malvin. Haven yang menyadari itu juga segera berlari mengikuti langkah sang sahabat.

"Perhatian semuanya, ada seorang dari kalian semua yang dinyatakan hilang. Jadi saat ini, para pria akan di bagi menjadi dua bagian. Sebagian ikut saya untuk terjun kembali ke dalam hutan untuk mencari keberadaan Alice Lawrence, dan sebagian tetap di tenda untuk menjaga keamanan di sini."

"Aku titip mereka padamu," ujarnya sebelum pergi pada Nico, salah satu dosen sekaligus sahabatnya. Nico pun mengangguk dan Edric mulai melangkah diikuti oleh sebagian mahasiswa.

"Haha, bagus sekali si bodoh itu menghilang. Aku jadi tidak perlu lihat muka jeleknya lagi," ucap Lissa sembari tertawa, bercerita bersama teman-temannya. Sylvia yang mendengar dari kejauhan tersenyum miring namun hanya sekilas saja sebelum ada yang menyadari.

Sementara di dalam tenda, Lucy tengah menangis. Ia merasa sangat tidak berguna saat ini. Percuma ia memegang sabuk hitam taekwondo, jika menjaga sang nona saja tidak bisa. Ia memang belajar beladiri hanya untuk melindungi Alice, karena Alice yang dulu selalu diremehkan.

"Tenanglah, Cy. Aku yakin Alice akan baik-baik saja," ujar Kiara yang sedari tadi diam, raut wajahnya juga terlihat gelisah.

"Tidak, aku tidak bisa diam saja. Aku harus pergi mencari Alice," gumam Lucy dan segera bangkit.

Kiara yang melihat Lucy keluar dari tenda ingin ikut. Ia juga khawatir jika terjadi sesuatu pada Alice. Namun keduanya harus menahan rasa kesal di saat mereka dilarang keluar dari area perkemahan oleh panitia yang tersisa.

.

.

.

Sementara di dalam hutan Alice sedang kebingungan. Hari sudah mulai gelap, namun ia masih belum menemukan jalan pulang. Entah kenapa sejak kemarin ia terus nyasar.

"Tunggu, seharusnya yang nyasar kan Olivia, bukan aku. Jadi, kenapa aku yang nyasar?" gumamnya kesal seorang diri. Mengambil ponselnya untuk menelpon juga tidak berguna karena tidak ada sinyal yang memadai.

"Sial ... sial. Kenapa nasib sial Olivia jadi pindah padaku sih?" umpatnya seraya bergidik, melihat lebatnya hutan yang sudah mulai gelap dan terasa menyeramkan.

"Ck ... Alice, dari reaksi tubuhmu, kau itu sangat penakut sekali," gusar Ayla seraya melirik kesana kemari. Dia sendiri yang takut namun malah menyalahkan reaksi tubuh Alice.

"Huh, untung aku bawa senter," gumamnya lega seraya membuka ransel kecil yang ia bawa.

Di sisi lain Edric, Aldric, Haven dan yang lainnya masih terus menyisir hutan dengan cemas.

"ALICE..."

Begitu banyak teriakan yang menggema memanggil nama gadis itu, berharap akan ada jawaban. Sementara hari sudah semakin gelap, mereka yang awalnya memang ingin membantu kini sudah mulai bersungut-sungut.

"Yang tinggal di perkemahan enak ya. Tidak seperti kita yang harus berperang sama rumput gini, mana sepertinya mau hujan lagi," gerutu seorang pria yang dijawab anggukan oleh temannya.

Entah ucapan adalah doa atau apapun itu, baru saja pria itu berucap air sudah mulai menetes. Angin menerjang pepohonan, menjadikan suasana seperti akan terjadi badai.

"Kalian semua kembali duluan!" titah Edric. Ia tidak mau semakin banyak mahasiswanya yang berada dalam bahaya.

Mendengar perintah sang pembina, mereka mulai berbondong-bondong kembali ke perkemahan. Namun tidak dengan Aldric, Haven dan Malvin. Mereka masih bertahan ditempat, dan masih terus memanggil nama Alice.

"Kalian juga pulang!" Edric berkata dengan datar.

"Tapi, Kak, eh Pak ... ." Belum sempat Aldric melayangkan protes, ia sudah disuguhi tatapan dingin nan tajam dari sang kakak.

"Pokoknya aku tidak akan kembali sebelum Alice ku temukan," ujar Aldric kekeh, tidak peduli meski akan menerima amukan Edric.

Ia berlalu dan menyusuri hutan semakin dalam, lebih dalam dan melewati batas yang telah ditentukan panitia. Namun cuaca benar-benar tidak mendukung, semakin lama angin semakin kencang. Hujan pun semakin deras pula. Dahan-dahan kering yang patah juga terdengar jelas.

Suasana ini membuat malam yang gelap semakin terasa kelam dan menakutkan. 'Semoga dia tidak kenapa-napa,' batin Aldric gelisah. Ia tidak gentar sedikitpun meski Malvin dan Haven terus menariknya kembali.

"Al, nanti kita lanjutkan pencarian Alice. Sekarang terlalu berbahaya Al," ujar Haven yang diangguki Malvin. Mereka berdua berusaha menarik Aldric kembali, namun Aldric merasa tidak rela jika harus menyerah.

Di sisi lain, Alice tengah kedinginan. Ia sedang berteduh di sebuah gua yang begitu gelap, satu-satunya penerang baginya adalah senter yang kini telah redup entah karena kemasukan air atau baterainya yang habis.

Tas ranselnya pun telah basah semua, padahal ia membawa sebuah cardigan. Sedangkan ponsel, ia tidak ingin menggunakannya untuk jaga-jaga kalau tiba-tiba ia membutuhkannya.

Sementara itu, Edric yang telah terpisah dari Aldric, Haven dan Malvin kini tengah mengikuti jejak yang ditinggalkan Alice. Alice memang meninggalkan jejak karena yakin akan ada orang yang datang mencarinya. Ia memutus gelang gioknya dan melemparnya satu per satu saat ia sadar tengah nyasar hingga ia sampai di gua.

"Bertahanlah, gadis kecil!" pintanya lirih sembari mengusap air hujan yang terus menetes di wajahnya. Entah kenapa hilangnya Alice membuatnya resah dan gelisah.

Rasanya ia akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga, entah perasaan semacam apa itu. Tapi jujur saja, ia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya sejak kepergian seseorang.

Setelah kurang lebih lima belas menit mengikuti jejak, Edric pun melihat ada sebuah gua dari kejauhan. Dengan tidak sabarnya ia berlari kesana, hatinya mengatakan bahwa gadis kecil itu pasti ada di dalam.

Dan benar saja, Alice tengah duduk bersandar di dinding gua dalam keadaan tidak sadarkan diri. Entah itu tertidur atau pingsan. Edric segera menghampirinya, "Alice... Alice Lawrence. Bangun!" ucapnya seraya menepuk-nepuk pipi gadis itu. Pipi yang terasa dingin saat ia raba.

Namun Alice tidak kunjung bangun, tubuhnya gemetar, menandakan bahwa ia sedang kedinginan. "Apa yang harus aku lakukan?" gumam Edric bingung.

Sekali lihat ia sudah tahu penyebab Alice sampai kedinginan seperti itu. Pasti karena pakaiannya yang basah. Kini ia yang biasanya tenang, cerdas dan selalu bisa mencari jalan keluar menjadi bingung plus linglung.

Ia tidak memiliki hubungan apapun dengan gadis ini, tidak mungkin kan ia boleh melucuti pakaian orang seenaknya. Tapi jika terus dibiarkan maka bisa membuat gadis itu sakit nantinya.

Ah, entahlah. Mungkin para readers bisa beri jalan keluar untuk Babang Ed?😂

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

1
wardah
Luar biasa
Ryan Jacob
semangat Thor
embun senja
Luar biasa
adel
👍🏻
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Nurul Inayah Kasrul
keren banget thor...bener2 plot twice...olivia ternyata/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fiyaa
🤣🤣🤣🤣 darier kamu bisa aja
Noorjamilah Sulaiman
mantap
Noorjamilah Sulaiman
Lumayan
MashMellow🍭
dor dor dor dor
tembak tembak tembak
🤣🤣🤣
MashMellow🍭
permulaan, lpas tu kan akan jadi posesif x tentu pasal🤣🤣🤣 barulah ada claim ini tunanganku🤣🤣🤣
Ari Randz
mari mulai berkhayal dan berpusing2 ria /Grin//Grin//Grin//Silent/
Ari Randz
Luar biasa
rosemarie
ini ga ada s2 nya kah
Joey: Ada di profil Author ya😊
total 1 replies
Wulan
mmmmmmmm
Sri Yati
omo omooooo....
kanjeng_ribet
ceritanya sangat bagus, aku sampai terbawa suasana kadang ikut nangis kadang ikut tertawa❤️❤️
Joey: Terima kasih ulasannya❤️❤️. Jangan lupa mampir di karya baru author ya. "Istri Amnesia Tuan G"
total 1 replies
Nur Lela
luar biasa
Hikam Sairi
mampir
kriwil
udah ganti jiwa masih aja gemetar kasih setrum yang kenceng biar kaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!