NovelToon NovelToon
Trial Of Marriage

Trial Of Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Romansa / Pernikahan rahasia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Coffeeandwine

Jae Hyun—seorang CEO dingin dan penuh perhitungan—menikahi Riin, seorang penulis baru yang kariernya baru saja dimulai. Awalnya, itu hanya pernikahan kontrak. Namun, tanpa disadari, mereka jatuh cinta.

Saat Jae Hyun dan Riin akhirnya ingin menjalani pernikahan mereka dengan sungguh-sungguh, masa lalu datang mengusik. Youn Jung, cinta pertama Jae Hyun, kembali setelah pertunangannya kandas. Dengan status pernikahan Jae Hyun yang belum diumumkan ke publik, Youn Jung berharap bisa mengisi kembali tempat di sisi pria itu.

Di saat Jae Hyun terjebak dalam bayang-bayang masa lalunya, Riin mulai mempertanyakan posisinya dalam pernikahan ini. Dan ketika Seon Ho, pria yang selalu ada untuknya, mulai menunjukkan perhatian lebih, Riin dihadapkan pada pilihan: bertahan atau melepaskan.
Saat rahasia dan perasaan mulai terungkap, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang harus melepaskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Coffeeandwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A Night In Myeongdong

Sesampainya di Myeongdong, suasana langsung berubah menjadi lebih hidup. Deretan lampu neon berkilauan di sepanjang jalan, menciptakan kontras indah dengan langit malam yang mulai menggelap. Udara dingin terasa menyusup ke dalam mantel, tapi Riin justru semakin bersemangat. Matanya berbinar seperti anak kecil yang baru pertama kali mengunjungi taman hiburan.

Jae Hyun, yang sejak tadi hanya memperhatikannya, akhirnya melepas jasnya dan menyampirkannya di tubuh Riin. "Kau akan kedinginan kalau begini terus," gumamnya, tangannya menyesuaikan posisi jas agar menutupi tubuh mungil istrinya dengan sempurna.

Riin menoleh dan tersenyum jahil. "Oh? Ternyata suamiku ini perhatian juga, ya?" godanya.

Jae Hyun menghela napas, matanya menatap Riin dengan penuh perhitungan. "Kalau aku tidak peduli, aku tidak akan repot-repot mengikutimu ke sini setelah makan malam mewah yang seharusnya cukup untuk membuat kita langsung pulang dan tidur," balasnya santai, meskipun dalam hati ia benar-benar tidak ingin istrinya jatuh sakit.

Riin terkikik lalu berjalan mendahului Jae Hyun menuju deretan kedai makanan yang berjejer rapi. Tangannya menggenggam tusuk dakkeoji saus pedas yang baru saja ia beli, sementara mulutnya sibuk menikmati setiap gigitan dengan ekspresi puas.

"Apa seenak itu?" Jae Hyun akhirnya bertanya ketika melihat Riin hampir menutup mata saking menikmatinya.

Riin mengangguk cepat. "Aku sudah ingin makan ini sejak siang tadi, dan sekarang aku benar-benar puas!" katanya penuh semangat, lalu menyodorkan makanannya ke arah Jae Hyun. "Kau mau coba?"

Jae Hyun melirik makanan yang hampir setengah habis itu, lalu menggeleng pelan. "Tidak, aku masih kenyang," tolaknya halus. Namun, alih-alih menolak sepenuhnya, ia justru mengangkat tangannya untuk menyeka saus yang menempel di sudut bibir Riin dengan ibu jarinya.

Riin terdiam sejenak, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat. Tapi Jae Hyun, seperti biasa, tetap tenang seolah tidak sadar bahwa gerakan kecilnya itu memiliki efek besar pada istrinya.

"Lain kali katakan saja padaku kalau kau ingin makan sesuatu," ucapnya, mengabaikan pipi Riin yang mulai memerah.

Riin mencoba mengembalikan ekspresi santainya dan segera mengajukan permintaan lain. "Kalau begitu, setelah ini belikan aku es krim, ya?"

Jae Hyun mengangkat alisnya. "Setelah makan malam mewah dan makan jajanan pedas, kau masih ingin es krim? Apa kau tidak takut sakit perut?"

Riin mengerucutkan bibirnya, memasang ekspresi merajuk yang selalu berhasil melemahkan hati Jae Hyun. "Justru itu aku butuh es krim sebagai penawarnya," jawabnya santai.

Jae Hyun menatapnya dengan tatapan skeptis, lalu menghela napas pasrah. "Baiklah, aku akan menurutimu. Aku tidak ingin kau merajuk lagi seperti tadi."

Mendengar itu, Riin langsung tersenyum puas. Ia kembali berjalan mendahului Jae Hyun, yang kini hanya bisa menggeleng pelan sambil mengawasi langkah istrinya dengan penuh perhatian. Namun, tatapannya tiba-tiba berubah serius saat melihat Riin sesekali memijat pinggangnya. Ia tahu betul itu bukan kebiasaan normal Riin.

"Riin~a, ikut aku sebentar," ucapnya tiba-tiba.

"Hah? Kemana?" Riin menatapnya bingung.

Tanpa menjawab, Jae Hyun menggenggam tangan istrinya dan membawanya ke sebuah toko sepatu di sudut jalan. Begitu masuk, Riin mengernyit, merasa bingung dengan tindakan suaminya.

Di dalam, aroma kulit sepatu yang baru langsung tercium. Riin masih bingung dengan tindakan Jae Hyun, tapi ia menurut dan duduk di sofa panjang sementara Jae Hyun berbicara dengan pramuniaga.

Pramuniaga wanita yang melayani Jae Hyun tersenyum ramah. "Apakah istri Anda sedang hamil?" tanyanya sambil memilihkan sepatu yang nyaman. "Aku melihat dia beberapa kali memijat pinggang dan mengusap perutnya. Dulu aku juga seperti itu saat sedang hamil muda," jelas pramuniaga itu sambil tersenyum.

Jae Hyun terdiam sejenak, menatap Riin dari kejauhan. Sebuah pemikiran singkat melintas di kepalanya. 'Mungkinkah...?'

Namun, ia segera menepisnya. Jika memang itu benar, ia yakin Riin pasti akan mengatakannya.

"Istriku tidak hamil," jawabnya akhirnya, lalu menambahkan dengan nada lebih lembut, "Tapi aku anggap itu sebagai doa baik."

Setelah membayar, Jae Hyun kembali ke tempat Riin dan tanpa berkata apa pun, ia berjongkok di hadapan istrinya, lalu dengan perlahan melepas sepatu hak tinggi Riin. Tangannya yang hangat terasa nyaman saat menyentuh pergelangan kaki Riin, membuatnya sedikit tersentak.

"Kau tidak perlu melakukan ini, aku bisa menggantinya sendiri," gumam Riin, merasa canggung.

"Diamlah, aku tahu kau pasti pegal," balas Jae Hyun santai. Ia bahkan memijat pelan betis Riin sebelum membantunya mengenakan sepatu baru itu. "Bagaimana? Nyaman?"

Riin menggerakkan kakinya sedikit dan tersenyum. "Sangat nyaman. Terima kasih, Jae Hyun~a."

Jae Hyun menatapnya dengan penuh kelembutan. "Lain kali, jika merasa tidak nyaman, jangan menahannya sendiri. Kau bisa mengatakannya padaku."

Riin tidak menjawab, cukup terkejut dengan ucapan suaminya . Ia hanya menatap Jae Hyun dalam diam, merasakan sesuatu yang hangat menjalar di dadanya. "Bagaimana kau bisa tahu kalau aku merasa tidak nyaman?"

Jae Hyun menatap Riin dengan sorot mata tajam namun penuh perhatian. "Kau terus memijat pinggangmu sejak tadi," ucapnya pelan. "Dan aku melihat kau hampir terjatuh barusan."

Ia berhenti sejenak, memperhatikan ekspresi Riin yang mulai bingung. Kemudian, dengan senyum tipis yang nyaris menggoda, ia menambahkan, "Oh, dan satu lagi..." Matanya berkilat geli. "Pramuniaga tadi sempat bertanya apakah kau sedang hamil."

Riin menatapnya kaget. "Apa?"

Jae Hyun mengangkat bahu ringan, masih mempertahankan senyum tipisnya. "Katanya, kau terus memijat pinggang dan mengusap perutmu, seperti wanita hamil muda yang merasa pegal."

Riin membelalak sebelum akhirnya terkekeh pelan. "Aku hanya kekenyangan dan sedikit pegal, bukan hamil," ujarnya.

Jae Hyun hanya mengangguk kecil, tapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lain_sesuatu yang belum berani ia katakan. Perasaan khawatir jika prasangkanya hanya akan membuat istrinya_juga termasuk dirinya_harus menelan rasa kecewa sekali lagi.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!