Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam Bersama
Lova pamit kepada eyang Sema untuk menuju ke toilet. Ia diantar oleh Kenzo karena keusilan cowok itu.
"Berhenti Ken, gue mau ke toilet bukan mau kabur." melirik Kenzo yang menatapnya dengan senyum jahil. Lova bersilang dada.
Sangat jahil sekali pacarnya itu, tetapi memang tampan, anehnya Lova tidak memiliki perasaan layaknya seorang kekasih, atau Kenzo memang bukan tipenya mau setampan dan sekaya apapun dia.
"Gue mau mastiin, pacar gue yang cantik ini aman sampai ke dalam."
Lova menghela napas dalam, lalu tangan nya dengan sengaja menarik telinga Kenzo, membuat cowok itu mengaduh kesakitan, wajah tengilnya seketika berubah.
"Aw, sakit bebe."
"Makanya jangan usil, pergi atau gue tarik lagi telinga lo," ancam Lova seketika membuat Kenzo memasang wajah takutnya.
Yang sebenarnya terjadi, Kenzo tidak takut sama sekali, ia malah suka melihat Lova dengan mode galaknya, selain mode manja dan centil dari Lova, mode galak juga membuat Lova terlihat cantik dan seksi.
"Fine, gue tunggu di depan bebe." Kenzo berbalil badan untuk pergi, tetapi sebelum itu ia sempatkan memberi kecupan terbang untuk Lova yang tidak membalasnya sama sekali.
"Nggak waras," gumam Lova masuk ke dalam toilet.
Selesai dengan urusan nya di dalam. Lova keluar dari toilet, ia cukup terkejut melihat adanya Serina di sana, namun secepat mungkin Lova mengendalikan ekspresi wajahnya.
Serina melirik Lova sekilas, namun tidak mengatakan apa-apa layaknya tidak kenal dengan Lova, namun bukan Lova namanya kalau membiarkan begitu saja.
Pemeran utama dalam novel ini memang sedikit berbeda, cukup badas. Haha
"Oh iya, bilangin dong ke suami lo." Lova sengaja menjeda ucapan nya agar Serina menghentikan langkahnya dan penasaran.
Berhasil, Serina langsung menghentikan langkahnya ketika Lova mengucapkan kata 'suaki lo'
"Jangan sok kenal, kita di satu tempat karena kamu pacar Kenzo."
Lova terkekeh. Ternyata sangat menyenangkan sekali bermain sedikit dengan Serina, sampai sekarang ternyata Serina masih saja berpikiram negatif tentangnya, tapi benar sih, karena jika untuk masa sekarang ini, akan berbeda dengan masa dulu, Lova benar-benar mempunyai niat tidak baik untuk kehidupan Serina.
"Gue tau, tapi gelang gue masih ada di suami lo, kayanya om Jeriko lupa deh ngembaliin, tolong bilangin ya? Kalau gue yang minta langsung, takutnya dikira pelakor lagi, ups." Lova menutup mulutnya. Lalu berbalik dan pergi dari sana.
Siapa sangka, meski terlihat sangat berani hati Lova sudah berdenyut sedari menatap wajah Serina yang terlihat polos, sangat menyakitkan sekali, wajah itu membuatnya ingat dengan seseorang yang menjadikan hidupnya bagai di neraka.
"Brengsek, bisa-bisanya muka polos gitu punya hati busuk." Lova kembali melangkah keluar, dengan tangan yang menyeka bibir bawahnya secara sensual. Ada misi yang sangat susah untuk Lova taklukan.
Sementara Serina masih terdiam di tempatnya. Tangan nya mengepal kuat, sebenarnya ia tidak seberani itu berhadapan langsung dengan Lova, bahkan Lova salah satu orang yang Serina hindari, tidak disangka saja keluarga suaminya ternyata membuatnya harus sering bertemu dengan Lova.
"Gelang apa maksudnya?" gumamnya.
Serina menatap pantulan dirinya di cermin wastafel. Lalu menghembuskan napas cukup dalam, tangan nya meraba bagian lehernya dengan tatapan lurus pada wajah yang terpampang di depan cermin.
"Aku nggak akan biarin kamu rebut kebahagian dariku Lova."
...****************...
Semua makanan sudah tersaji di atas meja. Keluarga Kenzo dan penghuni rumah eyang Sema ditambah dengan Lova sudah duduk di meja makan. Acara makan malam ini memang bukan keluarga besar keluarga Kenzo seperti sebelumnya ketika di hotel, hanya kedua orang tua Kenzo, eyang Sema, Jeriko, Serina dan juga Lova.
Sedari tadi Lova terus mencuri pandang ke arah Jeriko. Sialan sekali memang laki-laki tampan satu ini, sejak melihatnya tadi, membuat mata Lova tidak bisa untuk berpaling rasanya, meski terdengar aneh, namun faktanya Lova merasa beruntung orang yang mengambil keperawanan nya ialah Jeriko, laki-laki tampan yang sangat susah untuk ditaklukan. Dan akan lebih beruntung lagi jika Lova bisa menjadikan Jeriko menjadi suaminya. Itu memang targetnya sekarang.
Ditatap seperti itu oleh Loga tentu membuat Jeriko tidak nyaman, sedikit risih juga dan pastinya marah, ia juga sesekali memberi tatapan tajam pada Lova, namun yang namanya Lova, hanya ditatap seperti itu oleh Jeriko jelas tidak takut, ia semakin tertantang untuk membuat laki-laki itu merasa tidak nyaman, salahkan saja Jeriko yang tidak mau bertanggung jawab atas kejadian itu.
Sementara Serina mengepalkan tangan nya dengan kuat, ia tidak bodoh, ia sangat tahu jika sedari tadi Lova terus mencuri pandang kepada suaminya, bahkan Serina memergoki keduanya saling menatap satu sama lain. Meski tatapan yang Jeriko berikan pada Lova sangat tajam, tetapi tidak memudarkan tatapan memuja Lova pada Jeriko.
"Mama, mau makan apa?" tawar Serina seketika membuat Jeriko menatap ke arah lain.
"Aku biar ambil sendiri saja, kamu susah ngambilnya Serin," balas beliau.
Posisi duduk Serina memang cukup jauh dengan eyang Sema. Itu sebabnya yang membuat beliau menolak.
"Eyang suka tumis brokoli tidak? Biasanya orang tua sesehat eyang pasti penyuka sayuran."
Lova melirik Serina sekilas, lalu melirik Jeriko dengan senyum tipisnya, namun terlihat sangat jahil sekali. Jeriko yang melihat itu langsung menaik turunkan jakun nya. Pacar keponakan nya ini tidak bisa dianggap sepele.
"Kamu benar Lova, saya memang suka sayuran, semua sayuran saya suka. Tolong ambilkan waha tumis brokoli itu."
Dengan senang hati Lova mengambilkan nya. Membuat Serina menelan ludahnya kasar, keberadaan Lova benar-benar membuatnya terancam.
"Pacar Ken, selain cantik ternyata pengertian juga," puji Kenzo membuat semua tertawa.
Hanya dua orang yang tidak tertawa, Jeriko dan juga Serina.
"Kamu mau diambilin juga?" tawar Lova seketika membuat Kenzo mengangguk dengan semangat.
Kapan lagi Lova menyebutnya 'kamu' meski Kenzo tahu karena mereka sedang bersama dengan orang-orang yang lebih tua, itu sebabnya Lova menyebutnya 'kamu' agar terdengar lebih sopan, tetapi meski begitu baik Kenzo atau pun Lova selama ini tidak mempermasalahkan hal seperti itu, toh tidak begitu penting menurut mereka. Jika sedang berdua atau bersama dengan teman-teman kampus mereka, sebutan 'lo-gue' itu akan kembali lagi.
"Baru pacaran aja udah pada bucin, gimana kalau udah nikah ya pah?" goda Yesi dengan senyumnya.
"Kalau udah nikah ya beda dong ma, bukan bucin lagi pastinya, tapi bulol pastinya Ken sama istri cantik ini."
"Bulol? Nama gaul apa lagi itu Ken?"
"Bucin tolol ma," balas Kenzo membuat mereka kembali tertawa.
"Kirian eyang budak tolol," sela eyang sema membuat semua yang berada di sana semakin tertawa.
"Aku ke belakang dulu." Jeriko beranjak dan pergi dari meja makan.
Melihat itu, Lova langsung menyipitkan matanya, saat ia akan mengeluarkan suaranya untuk pamit ke belakang, Serina sudah lebih dulu, terlihat gadis itu yang menyusul Jeriko dengan langkah gugup.
Lova memutar bola matanya, ia mengurungkan niatnya yang ingin mengejar Jeriko tadi. Tidak hati-hati dan sedikit gila memang, tetapi itulah Lova.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻