Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Teman Jerri yang bernama Kiehl dan Judi sudah siap memerankan peran,mereka akan membawa Aira pergi kepesta namun masih dengan bantuan Martin.
Martin datang kerumah Jerri,disana dia bertemu dengan Tante Lintang dan Aira,mereka masih dekat seperti sebelumnya.
"Tante,aku mau mengajak Aira."kata Martin
"Kemana?"tanya Tante Lintang
"Ada pesta dikapal pesiar malam ini."jawab Martin
Mendengar kata pesta membuat mata Aira berbinar,dia merasa akan menjadi seorang putri jika bisa menginjakkan kaki disana.Namun tidak begitu bagi Tante Lintang,dia merasa curiga Martin akan meninggalkan Aira atau mungkin akan menjualnya.
"Kamu jangan macam-macam."kata Tante Lintang
"Tante,aku hanya ingin membuatnya senang,bukannya Tante merasa senang selama Aira senang?"tanya Martin
Lintang tidak bisa menahan kemauan Aira,dengan wajah berseri Aira menanggapi dan mengiyakan ajakan Martin karena Aira merasa Martin akan membawa Jerri
Menjelang sore Martin dan Aira sudah sampai didermaga,disana Aira melihat mobil milik Jerri,senyumnya tambah merekah karena akan bertemu dengan Jerri diatas sana.
Jerri terpaksa hadir meski sulit mendapat ijin dari Zahira,dia hanya bilang pergi keperayaan ulang tahun teman sehingga Zahira memberinya ijin dengan syarat tidak boleh minum dan tidak boleh pulang malam.
Wajah manyun Zahira masih teringat dipelupuk mata Jerri,sehingga membuatnya tidak betah berada dipesta lama-lama.
Martin membawa Aira kearea party,disana banyak sekali para sultan yang menatapnya bahkan mengajaknya berkencan.
Kiehl mendekati Aira,dia mengajak berkenalan karena bos besarnya menginginkan Aira saat ini,melihat wajah Kiehl yang sangat tampan membuat Aira mengiyakan tanpa menolak.
"Dia sangat tampan,apalagi bosnya."batin Aira
Kiehl mengedipkan mata kearah Martin dan Judi,sementara Jerri hanya melihatnya dari jauh,dia berpura-pura tidak melihat Aira.
Saat Aira masuk kedalam kamar VIP Kiehl mengirim pesan kepada Martin bahwa pasangan Aira saat ini sangat aman dan mungkin bisa membuat Aira melupakan Jerri.
"Kau yakin dia tidak akan menyakitinya?"tanya Martin
"Selama gadisnya patuh,dia tidak main fisik."jawab Kiehl
Jerri mendekati Martin dan Kiehl,dia datang hanya sekedar melihat keadaan,setelah Jerri merasa aman dia pamit pulang meski Kiehl dan Judi menahannya.
"Sorry bro,biniku sudah menunggu dirumah,aku dilarang mabuk."kata Jerri
"Aish,jadi sekarang kamu takut sama istri?"tanya Judi
"Asal bukan istri orang saja."jawab Jerri sambil tertawa
Jerri meninggalkan pesta dengan menahan nafas panjang,dia berpesan kepada Martin agar tidak mabuk,dia khawatir karena Martin menyetir mobil malam hari.
"Aman Bro,aku tidak minum."kata Martin sambil melambaikan tangan
Setelah berada didarat Jerri menoleh kearah dimana Aira berada,disana dia tertawa lepas karena merasa malam ini adalah malam paling indah bagi Aira.
Pasangan Aira malam ini adalah pengusaha tambang turun temurun sehingga dia saat mendengar ceritanya Aira langsung tersenyum.
Jerri kembali kerumah lewat tengah malam,dia membuka pintu sendiri karena yakin Zahira sudah tertidur,namun dia salah karena tiba-tiba dia melihat lampu ruang tamu menyala.
"Ah,apes gue."kata Jerri
"Katanya sebentar,mengapa baru pulang?"tanya Zahira
"Gak mungkin juga aku disana hanya satu jam,aku juga perlu ngobrol sama kawanku."jawab Jerri
Zahira kembali masuk namun dia mencium aroma laut dan sedikit membuatnya mual,dia berlari menuju kamarnya diikuti Jerri,namun Jerri tidak lupa mengunci pintu.
"Uueeekkk."Zahira berusaha mengeluarkan isi dalam perutnya.
"Sayang,kamu gak papa kan?"tanya Jerri sambil memijit pundak Zahira
Zahira menggeleng,dia membasuh wajah dan berkumur menghilangkan rasa pahit yang tertinggal ditenggorokan.Jerri menuang air hangat dan memberikan kepada Zahira.
"Apa perlu kerumah sakit?"tanya Jerri
"Kamu dari laut ya?"tanya Zahira
"A apa?"tanya Jerri dengan perasaan tidak percaya,dia tidak memberi tahu kemana akan pergi namun Zahira tahu jika dia baru saja dari pesta dikapal pesiar.
Zahira meneguk minumannya hingga habis dia meminta kepada Jerri untuk membersihkan tubuh dan berganti pakaian karena Zahira merasakan bau laut yang sangat menusuk.
Jerri mengikuti kata Zahira,setelah selesai dia melihat Zahira menghirup minyak kayu putih yang dan mengoleskan di kepalanya.
"Sayang,apa lebih baik?"tanya Jerri
"Belum."jawab Zahira
"Aku antar kerumah sakit yuk."ajak Jerri
"Gak mau."kata Zahira
"Ya sudah sini aku bantu pijit."kata Jerri
Karena tidak ada pilihan lain Zahira mengangguk dia duduk membelakangi Jerri,dan Jerri memijit pundaknya,kehamilannya membuatnya tidak bisa tidur dengan nyaman meski dia jarang merasa mual.
"Mana lagi?"tanya Jerri
"Semua."jawab Zahira menahan tawa
Bisa membuat Zahira kembali tertawa membuat Jerri ikut tersenyum,dia masih memijit tubuh istrinya meski sesekali mencubit pinggangnya.
"Apaan sih kamu Mas."kata Zahira sambil memukulnya dengan guling
"Sengaja,biar kamu ketawa lagi."kata Jerri
Zahira melingkarkan tangan dileher Jerri dan mencium bibirnya dalam,merasa sudah lama tidak melakukan membuat Zahira sedikit berani meski dia selalu menutupi perutnya dengan tangan.
Pagi hari Jerri sengaja tidak pergi kekantor,dia sudah membuat janji dengan dokter kandungan meski Zahira tidak menginginkannya.
"Sayang,ayo kita kerumah sakit."ajak Jerri
"Gak usah Mas,aku gak ada keluhan kok."kata Zahira
"Iya gak papa,mungkin kamu hanya butuh vitamin,dan aku gak tahu apa jenisnya."kata Jerri
Zahira hanya mengikuti saja kemana Jerri akan membawanya,setelah tiba dilobby Jerri langsung mendaftar,saat sedang menunggu Zahira bertemu dengan teman kuliahnya,mereka berbincang meski hanya sebentar karena suaminya sudah menunggu didalam mobil.
"Kamu senyum-senyum,ada apa?"tanya Jerri
"Baru saja bertemu teman."jawab Zahira
Tidak perlu menunggu lama nama Zahira dipanggil,dia langsung masuk kedalam ruangan dokter dan hasilnya membuat Jerri menangis karena melihat janin kecilnya berdetak.
"Udah dong nangisnya."kata Zahira sambil memeluk Jerri saat duduk didalam mobil
"Biarin,aku masih mau nangis."kata Jerri
"Ya udah,gak papa."kata Zahira sambil menepuk pundak Jerri
Setelah merasa tenang Zahira mengajak Jerri tertawa dan menghidupkan mesin mobil,mereka akan mampir keperusahaan sebentar karena Martin baru saja menghubunginya.