NovelToon NovelToon
Suamiku Calon Mertuaku

Suamiku Calon Mertuaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rodiah Karpiah

Ini kisah Riana , gadis muda yang memiliki kekasih bernama Nathan . Dan mereka sudah menjalin hubungan cukup lama , dan ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan .
Namun kejadian tak terduga pun terjadi , Riana memelihat Nathan sedang bermesraan dengan teman masa kecilnya sendiri. Riana yang marah pun memutuskan untuk pergi ke salah satu klub yang ada di kotanya .Naasnya ada salah satu pengunjung yang tertarik hanya dengan melihat Riana dan memberikannya obat perangsang dalam minumannya .
Dan Riana yang tidak tahu apa-apa pun meminum minuman itu dan membuatnya hilang kendali atas tubuhnya. Dan saat laki - laki tadi yang memasukan obat akan beraksi , tiba-tiba ada seorang pria dewasa yang menolongnya. Namun sayangnya obat yang di kasi memiliki dosis yang tinggi sehingga harus membuat Riana dan laki - laki yang menolongnya itu terkena imbasnya .
Dan saat sudah sadar , betapa terkejutnya Riana saat tahu kalau laki-laki yang menidurinya adalah calon ayah mertuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiah Karpiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cincin Untuk Rania

Rania menghela napas panjang. Ia masih sulit percaya bahwa hidupnya berubah begitu drastis dalam waktu singkat. Hanya beberapa bulan yang lalu, ia adalah seorang gadis biasa yang bekerja di pabrik, dan sekarang ia akan menikah dengan Bagaskara—seorang pria berpengaruh yang bahkan lebih tua darinya hampir dua dekade.

"Kenapa diam?" tanya Bagaskara, meliriknya sekilas sebelum kembali fokus pada jalan.

Rania menggeleng pelan. "Nggak apa-apa. Cuma... masih berasa aneh aja." Ucapnya dengan pelan , dan Bagaskara yang mendengar itu pun mengerutkan keningnya.

"Aneh kenapa?" Tanya Bagaskara yang sesekali melihat kearah Rania.

"Ya... semuanya," Rania berusaha mencari kata yang tepat. "Kita hampir nggak kenal satu sama lain, tapi sebentar lagi bakal menikah. Aku juga nggak tahu apa aku bisa jadi istri yang baik atau—" ucapnya yang harus terpotong dengan perkataan Bagaskara. Dan Rania tidak sadar kalau sekarang ia menggunakan kata aku- kamu pada Bagaskara.

"Kamu hanya perlu jadi diri sendiri," potong Bagaskara. "Aku nggak minta kamu berubah atau pura-pura jadi seseorang yang bukan dirimu." Ucap Bagaskara yang ikut menggunakan kata seperti Rania, menurutnya tidak salah jika mereka bicara seperti itu . Mengingat sebentar lagi mereka akan menikah.

Rania menatapnya, mencari ketulusan dalam kata-katanya. "Tapi aku tetap takut, Mas." Ucapnya lagi sambil mengelus rambut Kenan yang sedang asik memainkan ponselnya, dari pada mendengarkan obrolan Tante dan Omnya itu.

Bagaskara terdiam sejenak, lalu menghela napas. "Kamu nggak perlu takut. Aku bukan pria yang suka main-main. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya. Kamu dan anak ini..." Ia melirik perut Rania yang terhalang oleh Kenan dan belum terlalu terlihat membesar. "Kalian akan baik-baik saja bersamaku." Ucapnya lagi yang kini diselingi dengan senyuman.

Entah kenapa, mendengar itu membuat hati Rania sedikit lebih tenang. Meski ia tahu pernikahan mereka bukan karena cinta, setidaknya Bagaskara menunjukkan keseriusannya pada dirinya dan anak mereka nantinya.

" Tante Nia , ini gimana sih. Susah banget mainnya!" Ucap Kenan sambil mengangkat handphone yang ia pegang kearah tantenya itu, dan Rania yang mendengar itu pun buru-buru membantu Kenan. Dan Bagaskara yang melihat interaksi Tante dan keponakannya pun tersenyum dalam diam, kini ia sudah yakin kalau Rania akan menjadi ibu yang baik untuk anak-anak mereka nanti.

Tak lama mobil Bentley yang di tumpangi mereka pun berhenti di depan toko perhiasan terkenal. Saat Bagaskara turun dan membukakan pintu untuknya, Rania merasa ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan pria itu. Seolah Bagaskara mulai melihatnya bukan hanya sebagai ibu dari anaknya, tapi juga sebagai seseorang yang akan menjadi bagian dari hidupnya.

Tapi apakah yang saat ini ia pikirkan mungkin terjadi , Rania menggeleng pelan. Ia tak mau berharap terlalu jauh. Untuk saat ini, ia hanya perlu menjalani semuanya satu per satu.

" Kita mau kemana Om ?" Tanya Kenan sambil menatap sekelilingnya , dan Bagaskara yang saat ini sedang melihat kearah jam yang ada di tangannya pun menoleh.

"Ke toko perhiasan," jawab Bagaskara santai, sambil menatap bocah yang baru berusia tiga tahun itu.

Kenan yang mendengar perkataan Bagaskara pun mengernyit. "Buat apa?" Tanyanya lagi sambil meminta Rania untuk menggendongnya, namun Bagaskara yang melihat itu langsung membawa Kenan kedalam gendongannya.

"Untuk beli cincin," jawab Rania pelan dan menatap Bagaskara dengan heran, baru saja ia Meu menggendong Kenan, namun Bagaskara menggendongnya terlebih dahulu.

Mendengar perkataan Tantenya itu membuat mata Kenan berbinar. "Cincin kawin Tante Nia sama Om Bagas?" Tanya Kenan sambil menatap Bagaskara yang hanya berjarak beberapa inci saja dari wajahnya.

Bagaskara yang mendengar pertanyaan Kenan hanya tersenyum kecil, dan mencium pipi Kenan dengan cepat.

"Iya." Ucap Bagaskara sambil terus berjalan , dan di ikuti Rania disampingnya.

" Biar aku yang gendong Kenan , Mas. Kamu pasti capek tadi sudah menyetir mobil cukup lama!" Ucap Riana sambil membuat gerakan untuk menggantikan Bagaskara menggendong Kenan.

" Aku aja , kasihan anak kita nanti kalau ibunya harus menggendong sepupunya!" Ucap Bagaskara sambil menggenggam tangan Rania , dan Rania yang mendengar perkataan Bagaskara pun berusaha untuk menahan senyumannya.

Rania tidak menampik kalau perlakuan Bagaskara padanya saat ini sangat berkesan untuknya.

Begitu mereka masuk ke dalam toko perhiasan mewah, seorang pegawai langsung menyambut mereka dengan ramah.

"Selamat datang, Pak Bagaskara. Silakan, kami sudah menyiapkan beberapa pilihan cincin sesuai permintaan Anda." Ucap pelayan tadi sambil mengarahkan mereka ke etalase yang terdapat cincin.

Rania yang mendengar perkataan pelayan itu pun sedikit terkejut. "Mas sudah memilih sebelumnya?" tanyanya pada Bagaskara.

Bagaskara mengangguk. "Aku hanya minta mereka menyiapkan beberapa model simpel tapi elegan. Kamu tinggal pilih yang paling kamu suka." Ucap Bagaskara dengan santai sambil menatap cincin yang berada didepannya itu.

Rania menatap meja kaca di hadapannya, di mana beberapa pasang cincin telah dipajang. Semua tampak indah, tapi yang paling menarik perhatiannya adalah sepasang cincin platinum dengan desain minimalis. Cincin wanita memiliki berlian 0,5 karat di tengahnya, sedangkan cincin pria lebih sederhana dengan finishing matte.

"Yang ini cantik," ujar Rania sambil menunjuk cincin tersebut.

Bagaskara melirik cincin yang dipilihnya dan tersenyum tipis. "Bagus. Kita ambil yang ini."

Pegawai toko tersenyum dan segera menyesuaikan ukuran mereka.

"Harga untuk sepasang cincin ini adalah Rp 750 juta, Pak," ujar pegawai toko dengan sopan.

Rania tertegun mendengar angka itu. Ia menoleh ke Bagaskara, tapi pria itu tampak santai. Tanpa ragu, ia mengeluarkan kartu kreditnya dan menyerahkannya kepada pegawai.

Rania masih belum bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Kamu yakin mau beli cincin semahal ini?" bisiknya pada Bagaskara.

Bagaskara yang mendengar itu pun menatap Rania sekilas sebelum tersenyum tipis. "Kenapa tidak? Ini simbol pernikahan kita. Lagipula, aku ingin kamu memakai sesuatu yang berkualitas." Ucapnya sambil mengambil kartu kreditnya lagi. Rania yang mendengar itu tidak bisa membantah. Ia hanya bisa menghela napas, menerima kenyataan bahwa pria di sampingnya memang punya standar hidup yang jauh berbeda darinya.

Setelah pembayaran selesai dan cincin mereka disiapkan dalam kotak eksklusif, Bagaskara mengambilnya dan menyerahkannya kepada Rania.

"Ini milik kita sekarang," ucap Bagaskara pelan , dan Rania menerima kotak cincin itu dan menggenggam kotak itu dengan hati campur aduk.

Kenan, yang sedari tadi mendengarkan, tiba-tiba berseru, "Kalau udah nikah, Tante Ana sama Om Bagas jadi Prince dan Princess, ya?" Ucapnya dengan polosnya .

Bagaskara yang mendengar perkataan Kenan pun tertawa kecil. "Mungkin lebih seperti Raja dan Ratu." Ucapnya sambil menatap Rania , ia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan membahagiakan wanita yang saat ini berada dihadapannya itu.

Rania yang mendengar perkataan Bagaskara dan Kenan pun tersenyum tipis. Ia masih belum tahu bagaimana pernikahan ini akan berjalan, tapi satu hal yang pasti—tidak ada jalan untuk mundur lagi baginya atau pun bagi Bagaskara.

.

.

Bersambung....

1
hasatsk
so sweet...
hasatsk
ceritanya bagus,tapi sepi like'.semangat Thor💪
Hitam_Putih: Terimakasih dukungannya 🤭🥰
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚗𝚘𝚟𝚎𝚕 𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜 𝚌𝚒𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚘𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎 𝚌𝚕𝚞𝚋 𝚢𝚊 🤣😂😂😂😂𝚞𝚍𝚑 𝚓𝚍 𝚌𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚑𝚊𝚜 𝚔𝚊𝚕𝚒 ya
Hitam_Putih: sepertinya sudah hukum alam kak 🤭😅
total 1 replies
ollyooliver🍌🥒🍆
lah..apa hubungannya dengan rania? rania tau atau tdk pun kesenangan nathan ttp berjalan kan.
ollyooliver🍌🥒🍆
lah kan cuman mainan..tapi gak masuk akal juga sih kalau mainan...kan dia gak bisa ngapa"in pacaranya..jadi mainnya dimana?
ollyooliver🍌🥒🍆
bukan anak sambung tapi anak angkat
Krh15
seru novelnya , wajib dibaca 🤩
Reni Anjarwani
lanjut thor
Hitam_Putih
Selamat menikmati cerita aku 🤗🥰

Dimohon untuk tidak menjadi silent reader ya , aku menunggu keritik dan saran dari kalian 🤭🤗😍
Satsuki Kitaoji
Got me hooked, dari awal sampe akhir!
Yoi Lindra
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Desi Natalia
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!