"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 10. Mimpi yang aneh
Dara masih membuka mata nya dan memperhatikan apa yang sedang bi Lastri dan bi Endang lakukan, mereka tampak sangat terburu dan kemudian masuk ke dalam ruangan yang terdapat sebuah piano. Dara yang penasaran lantas bangun dan dengan pelan berjalan mendekat ke lantai yang semula di pel itu.
Dara menutup mulut dan hidung nya karena dia mencium bau anyir yang sangat pekat, anyir darah. Bahkan Dara masih bisa melihat sedikit percikan darah di lantai itu. Dara lalu mendengar suara tangisan dari ruangan yang terdapat piano itu, dia pun berjalan kesana.
"Jangan sampai anak anak makan makanan ini, karena ini sesaji."
Dara mendengar suara perempuan yang berbicara, tapi Dara belum melihat wujud nya. Dara bingung kenapa suasana dan tata letak ruangan di rumah itu menjadi berbeda, dia melihat sekeliling nya dan memang berbeda..
'Ini rumah nya eyang, kan..' Batin Dara.
Dara masih melihat beberapa hiasan dan lemari yang masih berdiri pada tempat nya, namun tetap ada yang berbeda. Saat Dara sedang mengintip, Dara terkejut melihat mbah uyut yang siang tadi mengobati eyang sedang berdiri sambil menciprat - cipratkan air menggunakan daun kelor.
"Kamar ini biar di kunci saja, jangan ada yang membuka nya sampai kapanpun." Ujar mbah uyut pada bi Lastri dan bi Endang.
'Kok mbah uyut tau - tau ada di sini?' Batin Dara heran.
Dara lalu melihat mbah buyut mengeluarkan sesuatu, tap karena posisi Dara jauh dia tidak bisa melihat apa yang di pegang eyang buyut. Mbah uyut lalu menoleh ke arah dimana Dara berdiri, Dara spontan sembunyi di balik pintu.
Dara kemudian berlari pergi menuju ke kamar nya sendiri tapi di salam kamar itu Dara terkejut melihat kepala buntung yang di lihat nya tergeletak di di lantai, spontan Dara teriak..
"AAARRGHH!!!"
Dan ternyata.. Dara mimpi. Dara bangun dengan wajah panik ketakutan, tubuh nya berkeringat sangat banyak dan nafas nya tak beraturan. Dara menelan ludah nya dan melihat kesekeliling nya, baru dia sadar dirinya hanya mimpi.
Dan ternyata hari sudah siang, Dara melihat jam ternyata sudah jam 8 pagi dan semua orang sudah tidak ada di sofa.
"Cuma mimpi, huft.. Huft.." Dara mengelap keringat nya.
"Non Dara kenapa?" Tanya bi Lastri yang berlari keluar dari dapur.
"Nggak apa - apa bi, cuma mimpi buruk." Ujar Dara.
"Oalah, kaget bibi." Ujar bi Lastri.
"Eyang mana bi?" Tanya Dara.
"Eyang lagi jalan - jalan sama bi Endang ke luar, non mau kesana?" Tanya bi Lastri.
"Kemana? aku nyusul eyang deh." Ujar Dara.
"Dari gerbang non ke kanan aja, ikutin jalan setapak nanti non juga ketemu eyang, eyang biasanya di jembatan jemuran sambil liat kali." Ujar bi Lastri.
"Oke bi." Sahut Dara.
Dara bangun dan lebih dulu masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci wajah nya, tapi dia masih memikirkan mimpi aneh nya dan kejadian saat dia melihat kepala tanpa badan yang menggantung di pohon bonsai.
Dara menatap pantulan wajah nya sendiri dan dia mendapati keanehan..
'Kok..' Batin Dara.
Dara melihat pantulan dirinya di cermin itu tersenyum, padahal jelas - jelas Dara tidak sedang tersenyum. Melihat itu Dara langsung mencipratkan air pada cermin, barulah pantulan dirinya kembali normal, bergerak sesuai tubuh nya.
'Kenapa ini, kenapa dari kemaren banyak banget hal aneh yang aku alamin.' Batin Dara.
Tak mau berlama - lama, Dara lalu menyikat gigi dan keluar dari kamar mandi, Dara masuk ke kamar nya dan berganti pakaian. Setelah itu Dara lalu keluar rumah dan melihat cuaca yang memang cerah, Dara pun pergi mencari eyang nya.
Sesuai apa yang bi Lastri katakan, Dara ke kanan dari gerbang rumah eyang. Itu adalah kali pertama Dara berjalan keluar dari rumah eyang nya, sebelum nya dia hanya berada di sekitaran rumah saja.
"Udah mau seminggu gue tinggal di sini, gue nggak ngerti kabar mama atau papa, kak Riri juga gue nggak tau." Gumam Dara.
Dara membawa ponsel nya, ia berharap bisa mendapatkan sinyal. Sebenar nya Dara merindukan kedua orang tua nya tapi..
"Kangen tapi.. Gue kecewa sama keputusan mama yang buang gue kesini.." Gumam Dara lagi.
Dan lagi - lagi Dara harus menerima kenyataan bahwa ponsel nya sama sekali mendapatkan sinyal.. Satu - satu nya tempat Dara bisa mendapat sinyal hanya di sungai itu tapi eyang nya sudah melarang dan dia juga sudah melihat rupa hantu yang ikut dengan nya dari sungai.
"Mana ya eyang.." Gumam Dara.
Dia melihat kesana kemari tapi tidak melihat jembatan yang di maksud, yang ada Dara melihat sebuah rumah di seberang sungai.
"Ada rumah, berarti ada orang lain juga yang tinggal deket sini, tapi gimana akses nya?" Gumam Dara.
Dara melihat rumah ber cat putih, rumah itu sepertinya sama tua nya dengan rumah eyang nya. Hanya saja rumah itu tampak gelap dan tak terawat, rumah kosong.
Saat Dara sedang menatap kearah rumah itu, Dara melihat sekelebat seseorang yang lewat dan hilang menembus tembok. Dara yang melihat itu sampai mengucek matanya karena terkejut, dan tiba - tiba..
"Non."
"HAAH!!" Dara terkejut sampai nyaris jatuh ke sungai kalau saja bi Endang tidak menahan tangan nya.
"Ya Allah non kenapa?" Tanya bi Endang.
"Astagfirullah.. Astagfirullah." Dara mengusap - usap dada nya karena saking kaget nya dia.
"Kaget bi." Ujar Dara.
"Maap non, bibi liat non jalan lurus aja bibi panggilin nggak nyaut makanya bibi samperin. Non ngapain di sini non?" Tanya bi Endang.
"Nyusul bibi sama eyang." Ujar Dara.
"Bibi udah liat non Dara dari sana, bibi panggilin juga non Dara nggak nyaut. Non liat apa?" Tanya bi Endang.
"Tadi.. aku liat ada orang masuk ke dalem rumah itu, cewek bi tapi nembus." Ujar Dara.
"Nembus gimana?" Tanya bi Endang.
"Tembus ke tembok, ilang." Ujar Dara, dia sampai kehabisan kata - kata.
"Astagfirullah, ayo non kita pergi dari sini." Ujar bi Endang.
Bi Endang menggandeng tangan Dara dan pergi dari sana, karena bi Endang buru - buru jadi Dara juga buru - buru, sampai tiba - tiba..
"AARRGGHHHHH!!!" Terdengar teriakan yang begitu keras dari arah lain.
"EYANG!"
BERSAMBUNG..
ato ga bisa pindah rumah karena ada sesuatu yg mengikat di rumah itu?