Gadis cantik yang bernama Vanilla Jasmine untuk pertama kali dalam hidupnya ia terbangun di sebuah hotel bintang lima bersama seorang pria berumur. Vanilla Jasmine kerap dipanggil Lala oleh orang-orang terdekatnya. Lala tidak pernah menyangka bahwa malam dimana ia pergi dengan teman-temannya malah berakhir tidur dengan seorang pria yang Lala yakini pria tersebut bukan orang biasa. Memutuskan kabur dan menghilang agar tidak menambah masalah justru membuat beban baru bagi Lala. Beban yang tidak bisa dihapuskan begitu saja. Beban yang akan mengubah kehidupan Lala berikutnya. Beban akibat Lala kehilangan kehormatannya malam itu, tepat satu bulan Lala mengetahui jika ia tengah berbadan dua. Lalu apa yang akan Lala lakukan? Simak selengkapnya.
Peringatan🗣️🗣️🗣️
Cerita ini adalah murni hasil karangan imajinasi author dan seluruhnya adalah fiktif belaka. Semoga pembaca tidak larut dalam cerita sehingga tidak membawanya ke dalam dunia nyata. Cerita ini hanya hiburan, ok!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Mendekat
Siang ini Lala sudah berada di depan bangunan yang sangat menjulang tinggi. Bangunan itu memiliki banyak sisi yang saling berhubungan dan juga lantai bertingkat yang saling berkaitan. Cukup luas untuk ditelusuri maka dari itu Lala memilih bertanya pada satpam untuk menanyakan lantai mana alamat yang ia tuju.
Melangkahkan kaki jenjangnya, Lala memasuki kawasan elit yang orang biasa sebut dengan apartemen. Apartemen ini terdiri dari berbagai lantai dan sudah seharusnya Lala menaiki lift karena alamat yang tuju berada di lantai 10. Lala dapat dengan mudah mengakses tempat karena sudah mendapatkan ijin dari keamanan sehingga dia dapat berjalan dengan aman tanpa dicurigai sebagai sosok baru yang mencurigakan.
Lala menekan bel apartemen, dan langsung masuk begitu pintu dibuka oleh sang pemilik. Pintu yang terbuka menampilkan Jason dengan pakaian casual nya, rambut acak-acakan seperti bangun tidur dan juga raut wajah yang sepertinya belum terkena air sama sekali.
'' Apa tuan baru bangun?'' tanya Lala setelah dirinya dipersilahkan masuk.
'' Berhenti panggil aku tuan, karena aku masih muda. Mulai sekarang panggil aku Jason saja,'' ucap Jason dengan suara sedikit serak khas orang bangun tidur.
'' Baiklah,'' jawab Lale menuruti keinginan Jason.
'' Aku rasa kamu baru bangun tidur. Sepertinya makan siang yang aku bawa akan menjadi sarapan buat kamu,'' ujar Lala masih meneliti wajah Jason yang tampak kurang bersemangat.
'' Aku baru tertidur jam empat. Sekarang segera siapkan makan siang atau makan pagi ku apalah itu karena aku sudah sangat lapar,'' jawab Jason kemudian berpamitan dengan Lala untuk mencuci wajah bantalnya.
Lala menuju ruang makan minimalis yang ditunjukkan oleh Jason sebelum ia pergi ke kamar mandi. Lala menata makanan yang ia bawa di atas meja marmer, sangat unik dan berharga fantastis pikir Lala dalam hati.
Jason keluar dari kamarnya, tampak lebih segar dan maskulin walau hanya mencuci muka. Sekilas Lala melihat penampilan Jason yang memakai kaos putih dan juga celana bahan di atas lutut. Benar-benar seperti pria idaman Lala yang sering ia tonton di acara sinetron.
'' Silahkan makan,'' ucap Lala begitu Jason sudah mengambil tempat duduk.
Jason memaksa Lala untuk ikutan duduk menemani dirinya yang asyik mengunyah makanan. Lala bilang dirinya sudah makan ketika berangkat, jadi dia menolak tawaran Jason untuk makan siang lagi.
'' Mengapa sayur ini sangat pedas,'' komentar Jason begitu dirinya menyuapkan sesendok sayuran.
'' Benarkah? Perasaan aku tidak terlalu memakai cabai yang banyak,'' jawab Lala karena dirinya merasa yakin jika masakan yang ia buat tidaklah pedas.
'' Cobalah,'' ucap Jason menjulurkan sesendok sayur ke mulut Lala. Lala menerima suapan Jason dan mengunyah makanan yang masak.
'' Enggak pedas kok. Rasanya biasa saja, enggak pedas sama sekali malah,'' ucap Lala meneliti rasa masakan yang ia buat.
'' Masa sih? Kalau memang tidak pedas maka habiskan saja. Karena aku sangat mencintai masakan pedas,''
'' Jadi, kenapa tidak bilang? Lain kali akan aku tambahkan cabe lebih banyak biar kamu puas,''
'' Yasudah kamu saja yang makan masakan ini,'' ujar Jason menyuapi Lala kembali. Detik berikutnya Lala baru menyadari satu hal.
'' Bukankah di daftar peraturan makan siang mu kamu tidak menyukai rasa pedas. Lalu tadi?''
'' Makanya jangan terlalu sering menolak tawaran makan dariku. Aku hanya ingin kamu juga ikut makan. Itu saja tidak lebih,'' ucap Jason tersenyum.
'' Aishh...'' ucap Lala memukul lengan Jason ringan.
Kini mereka tampak lebih akrab dari apa yang mereka bayangkan. Lala juga merasa nyaman di dekat Jason yang ternyata tidak cukup buruk di pikiran Lala. Padahal dulunya mereka adalah dua orang asing yang terjebak dalam satu kejadian sehingga mengharuskan mereka memiliki tanggung jawab berdua. Mungkin Tuhan sudah mentakdirkan jika mereka bisa menjadi pasangan yang sesungguhnya kelak jika itu benar.
'' Aku akan mengantar kamu pulang,'' ucap Jason kepada Lala usai membereskan kotak makanan.
'' Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri. Terima kasih atas tawarannya,'' tolak Lala secara halus.
'' Aku tahu kamu tidak membawa kendaraan pribadi. Jadi tidak baik menolak tawaran orang tampan seperti ku,'' ucap Jason kemudian menggenggam tangan Lala dan menariknya keluar.
Lala mengikuti tarikan tangan Jason yang menggenggam tangannya. Dirinya sudah seperti anak kecil yang digandeng sang ibu takut anaknya ketinggalan atau hilang. Jason menarik tangan Lala begitu posesif dan terlihat sangat menjaga.
'' Sebaiknya urungkan niat mu untuk mengantar ku, karena aku tidak langsung pulang ke rumah,'' ucap Lala ketika hendak masuk ke dalam mobil Lamborghini Aventador milik Jason.
'' Kemana? Apa pergi menemui papa triplet yang lain?'' tanya Jason menyelidik.
'' Bukan. Aku ingin pergi ke toko untuk membeli beberapa barang,'' jawab Lala sedikit menyunggingkan senyumnya.
'' Baiklah aku antar. Anggap saja sebagai balas budi karena telah mau repot-repot mengurusi makan siang ku. Aku tidak pernah sesuka ini sama masakan. Jadi kamu beruntung karena mendapat kesempatan memasakkan orang tampan seperti ku,''
Lala tertawa kecil mendengar kata-kata Jason yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi. Memang orang kaya tidak pernah bisa jauh dari kata sombong. Dalam segala hal selalu ada yang mereka banggakan.
'' Dasar sombong,'' gurau Lala kepada Jason.
'' Satu yang harus kamu tahu. Aku memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Jadi tidak masalah jika aku membanggakan apa yang aku punya,''
'' Hahaah. Baiklah tuan pamer, anda benar ''
Di perjalanan mereka terlibat banyak percakapan. Jason sekarang tahu jika Lala masih single. Tanpa Lala berkata pun Jason tahu jika Lala belum pernah menikah. Ia sudah memastikan seluk beluk kehidupan Lala sejak kecil. Tak ayal dirinya tahu semua informasi tentang Lala. Terkecuali masalah hati, Jason mungkin harus berjuang lebih keras lagi.
Jason menemani Lala seharian mencari barang yang Lala butuhkan. Bahkan Jason bersedia membawakan barang belanjaan Lala sekaligus. Hal yang sebelumnya belum pernah Jason lakukan ke siapa pun termasuk keluarganya.
Apakah pertemuan mereka hari ini bisa dikatakan kencan pertama. Lala sendiri juga sulit mendefinisikan. Karena sebelumnya Lala belum pernah yang namanya pacaran bahkan berkencan. Tapi satu yang Lala tahu ia sangat nyaman di dekat Jason.
'' Terima kasih sudah mau mengantar ku seharian,'' ucap Lala ketika mobil Jason sudah terparkir rapi di halaman rumah Lala.
'' Tidak masalah. Apa anak-anak tidak mencari mu karena kamu tinggal pergi ?,''
'' Mereka tahu aku bekerja. Jadi tidak ada masalah bagi mereka jika aku tinggal di rumah. Biasanya mereka akan bermain, belajar, atau melakukan kegiatan lain ketika aku tinggal. Mereka sudah terbiasa sejak kecil,''
'' Ah ini memang salahku karena tidak ada di saat masa-masa tersulit mu. Wajar saja jika mereka tidak menyukai ku,''
'' Aku yakin mereka akan berubah seiring berjalannya waktu. Tidak perlu khawatir mereka anak-anak yang baik. Lambat laun pasti mereka akan menerima kamu,''
'' Benarkah mereka akan menerima aku di kehidupan mereka?'' tanya Jason antusias.
'' Tentu saja,'' jawab Lala yakin.
'' Aku akan merasa sangat senang jika mereka bisa menerima ku. Seandainya mereka sudah menerima ku sebagai papa kandung mereka, apakah kamu juga akan menerima ku sebagai sosok laki-laki yang kamu inginkan?'' tanya Jason kini menatap Lala serius.
klo hanya menganggap lala wanitamu...bukan kekasih atau calon istrimu...kenapa kamu berbuat seenaknya pada lala...lelaki tipe sprtimu memang tdk bisa di jadikan contoh baik untuk lala terutama triplet...jijik dgn cara murahanmu...kamu sendiri yg melecehkan lala,kau anggap lala sprri wanita murahan...obsesimu yg keterlaluan akan merugikan dirimu sendiri...jngn terlalu percaya diri dan egois ..tdk semua wanita bisa kau anggap murahan sprti bekas wanitamu...
lanjut daja lah thor.../Chuckle/
horang kaya memang sperti itu sikapnya...ga pria ga wanita,sama saja kelakuannya...sombong dan sok kuasa...
kalau masih tetap dikota yg sama dan sekolah yang sama...
biar gampang dilacak ya🤣
coba bayar... bela yang salah pun mau🤣