Menceritakan tentang Ruby gadis manis yang berpacaran dengan Ares, tapi karena suatu hal. Ia di perkaos oleh kakak Ares yaitu Lucas dan membuat ia hamil anak dari kakak pacarnya. Lucas yang mempunyai harga diri tinggi akhirnya memutuskan untuk menikahi Ruby walaupun itu di tentang oleh adiknya sebagai pacar Ruby.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CarotVT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
last date
Kini Ares sudah berada di depan rumah Ruby dengan membawa buket bunga yang tadi ia beli di jalan. Ia menunggu di samping motornya sambil menatap bunga yang sedari tadi ia pegang. tidak butuh waktu lama pintu rumah itu terbuka dan memperlihatkan Ruby yang terlihat cantik dengan celana jins pendek dengan setelah kemeja putih yang cantik.
Ares mendekat kearah Ruby dan memberikan buket bunga itu kepada Ruby ia mulai merundukan tubuhnya agar menyamakan tubuh dengan tinggi Ruby. " Bosen pegang buket mulu, pegang tangan kamu boleh? " ujar Ares mengulurkan tangannya.
Ruby mengambil bunga yang di berikan oleh Ares dan dan menghirup aroma mawar itu singkat dan beralih menatap Ares." Buah sirsak buah kedondong, pasti boleh dong hehe " ujar Ruby melatakan tangannya di atas telapak tangan Ares.
Ares memegang tangan Ruby mengandeng tangan yang sudah lama tidak ia pegang itu "mau kemana yank? " tanya Ares membawa Ruby menuju motornya.
" Ayok kita makan es duren yang waktu itu kita beli. " Dengan senyuman manis ruby terlihat senang menatap Ares.
" Jadi kamu suka Es duren gara gara kamu hamil yank, gw kira kamu beneran pengen makan es duren karena mau nemenin aku makan. " dengan senyuman getir ia mulai memasang helem dengan pelan di kepala Ruby.
" Mungkin. aku juga heran sama tubuh aku apa lagi semenjak hamil semuanya berubah. Bahkan aku gak suka sama nasi sekarang. "
" Jadi hari ini kamu belum makan nasi?"
Ruby menggeleng cepat menatap Ares yang masi setia memakaikan helem di kepalanya. "Aku laper, tapi gak bisa makan karena mual terus. " ujar Ruby dengan muka cemberut.
Ares membuka footstep Agar Ruby gampang naik kemotornya. " Kita cari makanan yang benar benar bisa di makan sama kamu ya. Yuk naik yank. " Ares segera naik keatas motornya dan diikuti Ruby yang ikut naik keatas motor. "Pegangan yank. " ujar Ares menarik tangan Ruby agar ia berpegang dengan dirinya.
Ares menjalankan motornya dengan kecepatan sedang agar ruby merasa nyaman dan tidak takut saat berboncengan dengan dirinya. Ia memegang tangan Ruby yang ada di perutnya dengan satu tangan, dan tangan satunya lagi fokus menyetir. Ia memegang erat tangan mungil itu sambil sesekali membelainya.
Ruby memeluk tubuh Ares dengan sangat erat merasakan rindu yang sangat dalam pada sosok di depannya. " Aku mau nonton" ujar Ruby sedikit berteriak agar di dengar oleh Ares.
" Gak usah sampai teriak gitu yank, aku juga denger kok. Kita nonton ya, kamu mau nonton apa " tanya Ares menghadap kebelakang untuk melihat Ruby dan kembali menatap kedepan.
" Film Avatar asik tuh kayaknya?" ujar Ruby yang terlihat senang karena akan nonton film.
" Kenapa kalo nonton bioskop harus gelap gelapan ya?"
" Yah, mana aku tau, kan udah peraturan dari pihak sana. " Ruby mendongak heran menatap Ares yang fokus menyetir motornya.
" Soalnya Kalo terang terangan itu caraku mencintaimu hehhe"
Puk
Pukulan kecil Ruby layangan di punggung lebar Ares. " Ck, bisa banget kalo ngegombal"
" Aku gak bisa ngegombal yank, bisanya mencintai kamu heheh"
" Ihhhhh kesel banget, itu namanya gobal " Ruby sekali lagi memukul pelan punggung Ruby gemas dengan Ares.
Ares menepikan motornya di depan warung soto Betawi di mana mereka sering menghabiskan waktu bersama dulu. Ares masi setia menggandeng tangan mungil Ruby membawanya masuk kedalam warung yang terlihat ramai.
" Kita makan soto ya, kamu kan suka sama soto Betawi yang ada di warung _______
Huekkkkkk
Ruby segera berlari dari depan warung itu dan memuntahkan isi perutnya di samping warung. Rasanya benar benar enek dengan bau soto yang sangat harum itu. Ia kini hanya bisa berjongkok di depan warung dengan tangan yang masi setia menutup mulutnya setelah mengeluarkan isi perutnya.
Ares segera menyusul Ruby dan ikut berjongkok mengelus punggung Ruby yang terlihat mual. " Yank, kamu mual gara gara cium bau soto yah. Kita pergi aja yak cari makanan lain. "
" Maaf ya, aku jadi ngerusak suasana gara gara mual tadi. " Ruby menatap Ares dengan tatapan sendu merasa bersalah.
" Gak papa, kan kamu lagi hamil yank. Kita cari makan yang baru ya." Ares membawa Ruby berjalan menuju motornya yang masi terparkir di sana.
Mereka kini pergi dari warung itu dan mengendarai motornya pergi menjauh dari warung itu. Ares bener bener bingung dengan Ruby sekarang. Ruby benar benar berbeda, bahkan makanan yang paling dia suka saja bisa langsung muntah seperti itu cuma gara gara mencium baunya.
" Kita langsung pergi ke warung es duren aja yuk. Aku gak mau makan "
" Tapi bukannya kamu bilang belum makan nasi yank. Kalo tiba tiba makan es duren emang gak papah sama lambung kamu."
" Gak papa aku udah makan biskuit di rumah. Lagian percuma aja nyobain makanan kesukaan aku yang lain. Aku tetep bakal muntah. "
Ares akhirnya melajuhkan motornya menuju warung es durian langgananya. " Iya kita bali es duren yah yank."
tidak butuh waktu lama kini mereka sudah sampai di depan penjual Es durian dimana Ruby sangat menginginkannya. Ares segera memesan dua es durian cap dan segera ia serahkan ke ruby yang masi duduk di kursi samping warung.
" Ini yank" ares memberikan es duren itu kepada Ruby yang terlihat asik menatap kendaraan yang lalu lalang.
Ruby segera menerima es durian itu, tapi ia kesal dengan porsi es durian yang begitu kecil sedangkan Punya Ares berukuran besar. Ia melirik tajam pada Ares yang terlihat memakan es durian itu tampa rasa bersalah sedikitpun. " Kenapa aku dikasih yang kecil si" Ruby merajuk dengan menggoyang goyangkan tubuhnya tidak terima dengan tindakan diskriminasi yang Ares berikan.
Melihat Ruby merajuk Ares hanya tersenyum gemas, ia membelai rambut Ruby dan menyelipkannya di belakang telinga Ruby "katanya orang hamil gak boleh makan durian terlalu banyak yank. Mangkanya aku beliin kamu yang ukuran kecil, jangan marah ya sayang. " Ares menyubit gemas pipi Ruby.
" Kenapa orang hamil banyak banget pantangannya si, padahal makan aja susah" ujar Ruby menyuap makanan itu dengan terpaksa.
" Kamu jalan sama aku udah minta izin sama kak doni kan?" tanya Ares menatap Ruby yang terlihat asik menyantap makanan.
Ruby tertunduk dan menggeleng kepalanya, ia pergi dengan Ares tidak meminta izin sama sekali dengan sang kakak. Ia takut jika kakanya akan marah atau menceramahinya, apa lagi besok ia akan menikah deng Lucas. "Aku takut kak doni marah kalo aku bilang. Lagian kak doni masi tidur pas aku kesini"
Ares merasa kecewa karena ia harus segera memulangkan Ruby karena ia tidak bisa lama lama dengan gadis yang ada di sampingnya ini. " Kita habisin ini dulu terus kita nonton . habis kita nonton terus balik ya. Aku takut kalo terlalu lama kak doni nanti marahin kamu."
" Iya " Ruby segera mengagguk mengiyakan karena ia juga takut jika kakaknya nanti akan mencarinya.
Setelah mereka memakan es durian itu. Kini mereka pergi melaju menuju mall yang dekat dari rumah Ruby, Ares sengaja memilih dekat dari rumah Ruby agar nanti bisa pulang dengan cepet.
__________
Kini mereka sudah berada di dalam bioskop untuk menonton film Avatar yang tadi di pengen Ruby. Mungkin kalo orang yang pacaran pada biasanya cewek akan bersender di bahu cowok. Tapi tidak dengan mereka Ares lah yang sedari tadi bersender di bahu Ruby dengan tangan yang selalu berpegangan. Ia sadar mungkin ini yang terakhir ia bisa memegang tangan Ruby sepuasnya.
Ares terlihat masi fokus memegangi tangan Ruby sambil sesekali melihat wajah ayu Ruby. Ia bahkan tidak menatap layar bioskop sama sekali dan fokus menatap cewek yang ada di sampingnya. Besok Ruby akan menikah dengan kak Lucas, juju aku masih gak rela dengan ini semua. Tapi aku lebih gak rela jika melihat Ruby yang terus menangis karena merasa bersalah denganku seperti tempo hari. Aku tidak bisa egois karena ini menyangkut Ruby dan anak kak Lucas yang ada di perutnya. Gw masih sayang sama kamu yank. Batin Ares memegang tangan Ruby dengan erat.
Ruby menjauhkan kepala Ares dari pundaknya karena bahunya mulai merasa sakit. " Bahu aku lama lama jadi sakit." Keluh Ruby mendorong kepala Ares.
" Hehehe maaf yank, sini biar kamu aja yang senderan " Ares menjauh dari tubuh Ruby dan menarik kepala Ruby agar bersender di bahunya.
Ruby bersender di bahu Ares dengan tangan yang masih di pegang Ares, entah kenapa rasanya benar benar jadi mengantuk menonton film yang berdurasi 3 jam itu. Bahkan bahu lebar milik Ares terasa nyaman sampai membuat ia benar benar merasa kantuk yang saat berat. "Aku ngantuk " ujar Ruby pelan tapi masi di dengar Ares.
" Mau pulang aja. Kalo kamu tidur disini nanti leher kamu jadi sakit yank. Lagian tiga puluh menit lagi juga selesai. " Ares menatap Ruby yang terlihat masi asik bersender di bahunya.
" Sepuluh menit lagi, Baru kita pulang, aku masi pengen liat bentar. "
" Yaudah, kita pulang sepuluh menit lagi ya. " Ares masi setia menggenggam tangan Ruby.
Ares merogo saku celananya mengambil sesuatu dari dalam sakunya yang kemudian ia pasangkan di pergelangan tangan kecil milik Ruby. " Kalo aku tidak bisa memakaikan cincin di jari manis kamu, setidaknya aku bisa memasangkan gelang di pergelangan tangan kamu. "
Ruby mendongak menatap Ares tidak percaya dengan apa yang Ares pakaikan di pergelangan tangannya. Gelang rantai berukuran kecil dengan warna silver cantik dengan taburan manik manik di sekeliling yang membuat gelang itu terlihat mewah.
" Yank, jangan di lepasin ya. Gw Mohon terima gelang ini. " ujar Ares dengan mata yang berbinar memohon kepada Ruby.
Ruby tersenyum tipis memanjang gelang cantik yang ada di tangannya " Yah, aku gak bakal lepasin. Aku bakal tetap jaga gelang ini."
" Boleh aku peluk kamu gak yank? " Ares menatap Ruby dengan tatapan memohon.
Ruby dengan cepat mengagguk dan segera memeluk Ares. Hati emang tidak bisa bohong, Ruby benar benar masi sayang dengan Ares. Apa lagi Ares sangat baik terhadapnya dan selalu menolong dirinya kalo ia sedang kesusahan. Aku sayang sama kamu res, Aku tau ini salah harusnya aku lupain kamu tapi aku gak bisa bohong sama hati aku, aku sayang sama kamu res. Kata hati Ruby terus berkicau dan entah kenapa air matanya mulai jatuh memeluk Ares.
Ares melepaskan pelukannya ruby, ia mengusap air matan Ruby yang sedari tadi jatuh dari balik pelupuk matanya. Rasanya gak tega melihat Ruby yang menangis tampa suara. " Its ok byy, gak usah menangis. Anak di dalam perutmu pasti gak suka liat kamu menangis. don't cry, nanti perut kamu sakit lagi kaya kemaren. Jangan menangis yank " Ares masi setia menatap wajah ayu ruby dan membalai rambutnya.
Ruby masi menangis entah rasanya sedih ketika ares memakaikan gelang di pergelangan tangannya, Apa lagi sejak dia hamil dan memiliki perubahan hormon, ia jadi lebih gampang nangis. bahkan air matanya seakan tidak mau berhenti dan terus saja keluar.
" Ehh ada yang nangis "
" Kenapa tu, putus kali. "
" Kok nangis di dalam bioskop si, bikin ribut aja, Ck "
Semua orang kini tertuju pada dua pasangan yang saat ini masi berhadapan. Ares yang sadar akan tatapan dari semua orang, memutuskan untuk mengajak Ruby keluar dari studio film itu. Ia merangkul tubuh Ruby berjalan keluar meninggalkan studio itu.
" Maafin aku. Aku bener bener minta maaf, kamu pasti malu kan tadi hiks. Aku bahkan benar benar tidak bisa menghentikan tangisan aku sekarang. " Isak Ruby yang terlihat masi menangis dengan kedua tangan yang masi mengusap matanya.
" Aku gak malu yank, sama sekali aku gak malu. Sini duduk dulu ya " Ares membawa Ruby duduk di depan bioskop. " gak papa yank nangis aja, aku gak malu kok. " Ares memeluk tubuh Ruby dan menenangkan Ruby.
cukup lama Ruby menangis di pelukan Ares, sampai akhirnya ia berhenti dan melepaskan pelukan Ares dengan tangisan yang masi tersedu seduh. " maskara aku luntur gak?" Ruby mendongak menatap Ares.
Ares menatap lekat lekat wajah Ruby, menyelipkan rambut Ruby kebelakang telinga. " Gak kok, kamu tetap tetep cantik " katanya mengusap mata Ruby dengan lembut.
" Aku mau pulang, kak Doni pasti udah bangun jam segini "
" Yaudah kita pulang ya. " ujar Ares lembur menggandeng tangan Ruby pergi menuju parkiran.