Menceritakan kisah Raditya Sukma yang terjerat dengan Seorang CEO cantik bernama Amelia Artmaja.
Sebagai manusia terkuat dibumi ini.Raditia terpaksa patuh pada Amelia. dan berperan sebagai pengawalnya. tidak hanya itu, Raditia juga terjerat hubungan dengan beberapa wanita selama menjadi pengawal amelia. Hinga pada akhirnya, dia memutuskan menikahi setiap wanita yang memiliki ikatan cinta denganya..
So jika kalian penasaran langsung cekidot ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SATO_WOW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKU AKAN MEMBUNUHMU
Raditia baru saja memberitahunya bahwa drama belum berakhir, da dia harus melanjutkan pertunjukan.
Dengan ini, Raditia akan memberikan uang 10 juta. Melihat jumlah uang yang lumayan besar, Manager apartemen bersedia bekerja sama dengan Raditia.
Adapaun Raditia sendiri, dia muncul secara tiba-tiba untuk mendapatkan keuntungan dari Amelia dan Claudia yang sedang ketakutan.
Harus di akui bahwa kesempatan ini benar benar langka.
Kali ini tangan Raditia berhasil menyentuh kedua gunung kembar mereka berdua secara bersamaan.
Perasaan itu benar benar luar biasa.
Benar-benar empuk dan hangat.
hanya saja itu masih terhalang oleh pakaian mereka.
Sangat disayangkan bahwa Amelia dan Claudia belum mengganti pakaian mereka dengan pakaian tidur, jadi mereka masih menggenakan pakaian kasual.
Segera Amelia dan Claudia melepaskan pelukan mereka dari tubuh Raditia.
seketika wajah mereka memerah dan tubuh mereka membeku.
Saat berikutnya, Amelia da Claudia berdiri di depan Raditia dengan ekspresi marah, pada saat yang sama lampu juga menyala kembali.
Semuanya terlihat jelas.
Tiba-tiba manajer apartemen segera mengeluarkan ponselnya dan berkata dengan tidak sabar,"Bos, mau kirim uang lewat aplikasi atau M-banking? Cepatlah! Istriku sudah menunggu terlalu lama dirumah!"
Raditia benar-benar tertekan.
"Manager brengsek! Tak berguna! Padahal sedikit lagi aku bisa membawa dua wanita ini ke atas ranjang! Setelahnya, mungkin saja aku bisa tidur bersama mereka hingga pagi! Sial! Sungguh sia-sia!!" batinnya menjerit.
Namun, Raditia tidak punya waktu untuk memberikan uang kepada manajer apartemen.
Karena, suara marah Claudia dan Amelia terdengar begitu keras.
"RADITIA, AKU AKAN MEMBUNUHMU!"
"Hahahaha!" Raditia hanya bisa tertawa dan menatap manajer apartemen.
"Awas ada hantu!!" teriak Raditia sambil menunjuk ke arah tangga.
Saat mata semua orang teralihkan, Raditia berbalik dan berlari ke kamar apartemen Amelia.
Perlu disebutkan bahwa Raditia baru saja setuju dengan perjanjian hidup bersama yang dibuat Amelia.
Omong-omong, kedua wanita cantik itu sudah menyiapkan kamar Raditia.
Pada saat ini, ketika Raditia melihat ada sesuatu yang salah, dia langsung bersembunyi di kamarnya sendiri dan segera mengunci pintunya.
Seperti seekor tikus yang kabur dari kejaran kucing.
Diruang tamu,wajah Claudia sangat merah karena marah.
"Bajingan cabul!! Aku akan membunuhmu!" teriak Claudia sangat marah.
"Buka pintunya!!!" tangan Claudia terus menggedor pintu kamar Raditia , bahkan ada beberapa air mata yang menetes di matanya.
Akhirnya Claudia tersadar bahwa ketika dia memeluk Raditia barusan, ada sebuah tangan yang menyentuh gunung kembarnya miliknya.
Memikirkan hal ini, Claudia menjadi kesal."Sialan! Aku harus membunuhmu bajingan ini sekarang juga!"
Setelah selesai berbicara, dia mengambil payung dari sudur ruangan,dan hendak bergegas ke kamar Raditia.
Tapi dia ditahan oleh Amelia yang ada di samping.
Amelia melihat Claudia dengan marah dan berkata,"Claudia, apa yang kamu lakukan? Kamu pikir bisa mengalahkan bajingan itu dengan payung?"
"Eh, kamu benar, payung tidak akan berguna! Baiklah aku akan mencari senjata lain! Pokoknya aku harus berhasil mengusirnya malam ini." ujar Claudia, melempar payung dan mengambil Raket.
Untung saja Claudia hanya melihat Raket ini di dekatnya, jika ada pisau mungkin dia akan mengambilnya.
Pada saat ini, dia menggunakan Raket sebagai senjata. Ketika Amelia melihatnya, dia bahkan lebih terdiam.
"Claudia apa kamu ingin bermain badminton dengannya? Astaga!" serunya sambil menunjuk Raket yang ada ditangan Claudia.
Ketika Claudia melihat benda yang ada di tangannya, dia tertegun sejenak, lalu buru-buru melemparnya.
Dia berbalik dan menatap Amelia sambil menangis."Amel, Aku tidak terima! Bajingan itu sudah menyentuh Gunung kembarku! Bantu aku membalas penghinaan ini! Hu hu hu."
"Sudah,Sudah, jangan menangis," hibur Amelia, mengusap kepala Claudia dengan tangannya."Aku akan menemukan cara untuk mengusir bajingan itu secepat mungkin!"
"Kamu yakin?" tanya Claudia, agak ragu
"Tentu saja, aku sangat yakin." jawab Amelia sambil memikirkan caranya
Siapa sangka, lampu di ruangan itu tiba-tiba padam lagi.
Claudia dan Amelia tiba-tiba mengeluarkan tangisan lagi.
"Ahh!! Raditia jangan menakutiku lagi! Aku salah! Aku minta maaf,Oke?" teriak Claudia, tangannya bahkan mengetuk keras pintu kamr Raditia.
Raditia tidak tahan lagi, membuka pintu kamar dan berjalan keluar dengan santai.
"Ini bukan salahku! Buat apa aku harus menjahilimu? Menurut berita, malam ini akan ada pemadaman listrik hingga subuh," ujarnya serius.
Kemudian dia berjalan kedapur, mengambil dua lilin besar dan menyalakannya.
"Jika kamu takut gelap,gunakan saja lilin ini!"
Setelah berbicara, Raditia memberikan lilin kepada Claudia dan kemudian kembali ke kamarnya.
Kali ini dia tidak berniat untuk terus menggoda Claudia.
Claudia juga tida ingin berurusan dengan Raditia, hanya saja dia masih menatapnya dengan marah.
Segera, Amelia menariknya ke kamarnya.
Pada akhirnya dua wanita cantik itu tertidur dibawah cahaya lilin.
...
Pagi Pagi.
Raditia membersihkan semua ruangan dan kemudian membuat sarapan. Kali ini Raditia membuat hidangan laut lagi, yaitu Sandwich Tuna Melt dan telur dadar ikan dori.
Barusaja makanan disajikan di atas meja.
Amelia dan Claudia segera berjalan keluar dari kamar sambil menguap. Pada saat ini, kedua wanita canti itu mengenakan piyama tipis.
Meski sekujur tubuh rapat, tapi piyama tipis itu membuat setiap lekukan mereka menonjol
Tubuh bagian atas condong ke depan dan bagian bawah ke belakang, benar benar seperti Biola spanyol yang hidup.
Raditia tidak berkedip ketika melihat Amelia dan Claudia yang baru saja keluar kamar.
"Apa lihat-lihat? Mau aku tusuk matamu!?" tanya Claudia agak kesal, semalam Amelia harus berusaha keras membujuknya agar tidak terus-terusan marah.
Awalnya Claudia hanya ingin meregangkan pinggangnya dan menguap, tetapi ketika dia melihat Raditia di lantai pertama, dia langsung kehilangan mood.
"Claudia!!" Amelia buru-buru menghibur Claudia,"Kamu lupa apa yang aku katakan tadi malam?"
"Ya,Ya." Claudia hanya bisa melototi Raditia.
Kemudian kedua wanita cantik itu berjalan menuruni tangga bersama.
Sambil berjalan, Amelia melihat sarapan yang sudah ada di meja makan, dia merasa ingin berterimakasih kepada Raditia atas perbuatan ini.
Namun, dia buru-buru menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Amel! Kamu tidak boleh berhari lembut! Bajingan ini hanya bisa memasak! Kamu tidak boleh tertipu olehnya," gumamnya.
Amelia berjalan dengan wajah tanpa ekspresi dan duduk di meja makan.
Dia tidak bertanya dan langsung memakan sarapan buatan Raditia. Disisi lain, Claudia menggelengkan kepalanya dan berkata."Aku tidak suka ikan!"
Setelahnya, dia bangkit dan berjalan ke rak di ruang tamu.
Ternyata ketika Raditia pergi tadi malam, Claudia pergi ke apartemennya dan membawa beberapa kebutuhan sehari-harinya.
Pada saat ini, Claudia berlari ke dapur dengan banyak barang, dan setelah beberapa saat, segelas jus melon dan roti dengan selai melon yang ia buat.
"Ini baru sarapan pagi!" seru Claudia, menatap Amelia sambil tersenyum.
BERSAMBUNG.