NovelToon NovelToon
Jodohku Suporter Bola

Jodohku Suporter Bola

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:256
Nilai: 5
Nama Author: Hanyrosa93

Sekelompok anak muda beranggotakan Rey Anne dan Nabila merupakan pecinta sepak bola dan sudah tergabung ke kelompok suporter sejak lama sejak mereka bertiga masih satu sekolah SMK yang sama
Mereka bertiga sama-sama tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena terbentur biaya kala itu Akhirnya Anne melamar kerja ke sebuah outlet yang menjual sparepart atau aksesories handphone Sedangkan Rey dan Nabila mereka berdua melamar ke perusahaan jasa percetakan
Waktu terus berlanjut ketika team kesayangan mereka mengadakan pertandingan away dengan lawannya di Surabaya Mereka pun akhirnya berangkat juga ke Surabaya hanya demi mendukung team kesayangannya bertanding
Mereka berangkat dengan menumpang kereta kelas ekonomi karena tarifnya yang cukup terjangkau Cukuplah bagi mereka yang mempunyai dana pas-pasan
Ketika sudah sampai tujuan yaitu stadion Gelora Bung Tomo hal yang terduga terjadi temannya Mas Dwi yang merupakan anggota kelompok suporter hijau itu naksir Anne temannya Rey.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanyrosa93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi ke Mall

Sore harinya, Yuda mengunjungi rumah Anne, niatnya mau ngajak jalan-jalan ke Mall dengan menggunakan taksi online. Sesampainya di rumah Anne, nampak ayahnya Anne sedang nyantai di teras depan sambil menyesap rokok satu batang. Udara sore yang hangat dan sedikit berdebu memberi suasana yang tenang, seolah-olah segala sesuatu berjalan lambat, tanpa terburu-buru.

Yuda berdiri sejenak di depan pagar, menatap sosok pria paruh baya yang terlihat begitu santai di kursi rotan. Ayah Anne itu, Pak Arman, dikenal sebagai pria yang lebih suka menyendiri, tetapi juga ramah jika diajak berbicara. Yuda menarik napas dalam-dalam, kemudian melangkah maju dan mengetuk pintu.

"Assalamualaikum, Pak Arman," sapa Yuda dengan senyuman, mencoba memecah keheningan.

Pak Arman menoleh pelan, lalu mengangguk sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya. "Waalaikumsalam, Yuda. Mau ke mana kamu?" tanyanya dengan suara dalam yang khas, seolah menilai dari jauh.

"Saya mau ajak Anne jalan-jalan, Pak. Ke Mall sebentar," jawab Yuda dengan nada santai, namun tetap sopan.

"Anne ada di dalam," kata Pak Arman sambil menggerakkan tangannya ke arah pintu. "Tapi hati-hati ya. Jangan kebanyakan ngabisin uang di Mall."

Yuda tertawa kecil. "Iya, Pak. Gak bakal beli apa-apa kok."

Setelah percakapan singkat itu, Yuda melangkah masuk ke rumah. Anne, yang sedang duduk di ruang tamu, langsung berdiri begitu melihat kedatangan Yuda. Senyumnya yang cerah menyambut kedatangan pria yang sudah cukup lama dikenalnya.

" Ayank Mas Yuda! Apa kabar?" sapanya ceria, matanya berbinar-binar.

"Baik, sayank Anne. Kamu sendiri?" tanya Yuda sambil melangkah mendekat.

"Sehat, Alhamdulillah," jawab Anne sambil menatap Yuda dengan penuh perhatian. "Jadi, kita jadi jalan-jalan?"

"Jadi dong," jawab Yuda dengan senyum tipis, "Ayo, siap-siap. Taksi online udah dipesan."

Anne mengangguk, lalu menuju ke kamar untuk mengambil tas dan barang-barang yang perlu dibawa. Yuda duduk sebentar di ruang tamu, melihat-lihat sekitar rumah Anne. Ada rasa hangat dan nyaman yang selalu ia rasakan setiap kali berada di sini. Rumah yang sederhana, namun penuh dengan kehangatan dan kebersamaan.

Tak lama kemudian, Anne keluar dengan pakaian santai, siap untuk pergi. "Ayo, Mas Yuda. Jangan kelamaan."

Mereka keluar dari rumah, berjalan menuju mobil yang sudah menunggu di depan. Pak Arman masih duduk di teras, matanya mengawasi mereka. "Hati-hati ya, anak-anak," katanya sambil melambaikan tangan.

"Siap, Pak Arman!" balas Yuda dengan senyuman.

Sesaat setelah pintu mobil tertutup, Yuda menatap Anne yang duduk di sampingnya. "Jadi, ada tempat spesial yang mau kamu kunjungi di Mall?" tanya Yuda, berharap percakapan mereka mengalir begitu saja.

Anne tersenyum tipis. "Enggak sih, cuma mau lihat-lihat aja. Kamu gimana?"

"Same here," jawab Yuda sambil menatap layar ponselnya. "Yang penting, bisa habiskan waktu bareng kamu."

Anne menoleh, matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam. Yuda merasa ada kehangatan yang berbeda di antara mereka sore itu. Sesuatu yang mungkin hanya bisa dirasakan di saat-saat seperti ini.

Sesampainya di dalam Mall, aku dan Yuda lalu berjalan menuju ke arah lift. Karena akan naik ke lantai paling atas menuju ke ruang cinema XII, setelah berada di dalam lift, tak sengaja bibir Yuda beradu dengan bibirku ketika akan memijit tombol lift.

Aku merasa tubuhku seketika kaku, tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Waktu seolah terhenti dalam detik itu. Bibir Yuda yang menyentuh bibirku—meski hanya sebentar—membuat jantungku berdebar tak terkontrol. Aku menatap Yuda, mencoba mencari reaksi di matanya, tetapi ia hanya tersenyum canggung, mencoba memperbaiki posisi tubuhnya.

"Maaf," katanya pelan, suaranya sedikit terseok.

Aku mengangguk, berusaha menghilangkan rasa canggung itu. "Gak apa-apa," jawabku cepat, meskipun perasaan aneh mulai merayapi dada. Apakah dia merasa yang sama? Atau hanya aku yang lebay?

Lift mulai bergerak, dan suasana di dalamnya menjadi hening, kecuali suara musik lembut yang terdengar dari speaker kecil. Aku menatap lantai lift, berusaha mencari alasan untuk mengalihkan perhatian. Kenapa semuanya jadi begitu awkward sekarang? Padahal sebelumnya, hubungan kami biasa saja— yang sering bertukar cerita tanpa beban.

Sesaat kemudian, Yuda membelokkan pandangannya ke luar kaca lift. "Kita sudah lama gak nonton bareng, ya?" katanya mencoba membuka percakapan lagi.

Aku mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. "Iya, udah lama banget," jawabku, dan mencoba tersenyum. Rasanya aneh bisa ngobrol normal setelah kejadian tadi. Tapi aku tahu, ini hanya ketegangan sesaat. Tentu saja, kami masih bisa menjadi pasangan seperti biasa, kan?

Sambil menunggu lift sampai di lantai atas, aku mencoba mengalihkan perhatian dengan berpikir tentang film yang akan kami tonton. Pasti seru. Rasanya sudah lama sekali aku nggak menonton film yang benar-benar bikin penasaran. Apalagi, aku dan Yuda selalu punya selera yang sama soal film.

Begitu lift akhirnya berhenti dan pintunya terbuka, kami berjalan keluar, masih sedikit canggung, tapi lebih santai. "Ayo," Yuda menyarankan, "filmnya mulai sebentar lagi."

Aku mengikuti langkahnya, tapi dalam hati masih ada perasaan yang menggantung. Apakah kejadian tadi hanya kecelakaan kecil, atau ada hal yang lebih? Aku mencoba tidak terlalu memikirkannya dan fokus pada hari yang seharusnya menyenangkan ini. Kami sampai di ruang cinema XII, dan suasana di dalamnya yang gelap serta dingin sedikit membantu menenangkan pikiranku.

Setelah memilih tempat duduk di tengah, kami duduk bersebelahan. Aku berusaha tidak berpikir terlalu banyak tentang kejadian di lift. Tapi semakin lama, semakin terasa ada yang berbeda di antara kami.

***

Setelah beres menonton film di cinema XII Mall, pikiran liar melingkupi Yuda. Akhirnya, Yuda mengajak ke kosannya sebentar, setelah sampai kosan, Yuda lalu mencumbu bibir Anne sambil memainkan put*ng gunung kembar Anne.

“Auwwh...auwhh..sayang, put*ngmu kenyal sekali, maaf ya sayang, aku cuma kali ini saja begini." Ucap Yuda kepada Anne.

Tak henti-hentinya Yuda sambil mencumbu mesra bib*r Anne yang merah merona bagai strawberry.

Dilanjut mencumbu leh*r Anne, hingga leh*r Anne pun kemerahan sedikit.

“ Mas ih, kalau kelihatan Ayahku bagaimana?” tanya Anne panik.

“ Tenang, Anne sayang tidak bakalan kok, percaya sama mas, ya!” Mas Yuda berusaha membujuk Anne supaya tidak panik lagi.

“ Mas serius sama kamu, Anne sayang, mas tidak akan merenggut mahkota berhargamu.”

Sambil put*ng gunung kembar Anne terus dimainkan oleh Yuda dan sesekali mencumbu mesra ken*ng dan pip* Anne.

Beberapa menit kemudian, Anne merengek minta pulang ke rumahnya karena langit sudah mulai gelap.

“ Mas, antar pulang yuk, langit udah gelap ini sepertinya akan turun hujan.” ucap Anne khawatir.

“ Ya sudah kalau mau pulang, yuk Mas antar sampai rumah.”

Yuda lalu mengambil handphonenya dalam laci, lalu segera mengorder taksi online menuju rumah Anne.

***

1
Hanyrosa93
boleh, yang mana ya novelnya?
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of Dorado
Hanyrosa93: boleh
total 1 replies
Nay
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!