Di dunia dark web, satu nama ditakuti: LOOTER. Tak ada yang tahu identitas aslinya, hanya bahwa ia adalah algojo bayaran dengan keterampilan militer luar biasa. la bisa menyusup, membunuh, dan menghilang tanpa jejak. Kontraknya datang dari kriminal, organisasi bayangan, bahkan pemerintah yang ingin bertindak di luar hukum.
Namun, sebuah misi mengungkap sesuatu yang seharusnya terkubur: identitasnya sendiri. Seseorang di luar sana tahu lebih dari yang seharusnya, dan kini pemburu berubah menjadi buruan. Dengan musuh di segala arah, LOOTER hanya punya satu pilihan -menghancurkan mereka sebelum dirinya yang lenyap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Malam Tiba [MENUJU MEDAN PERANG]
19:53 PM
Udara malam mulai menusuk saat Looter berjalan menuju Landasan helikopter.
Di sana, sebuah helikopter hitam tanpa tanda pengenal sudah menunggu, dengan dua operator yang akan mengantarnya ke titik pendaratan.
Dia mengenakan pakaian tempur serba hitam, dengan rompi taktis yang menyembunyikan beberapa senjata dan pisau.
Saat dia naik, pintu helikopter tertutup, dan suara baling-baling mulai menggelegar. Tak ada perbincangan selama penerbangan. Hanya suara radar dan komunikasi operator di radio.
Looter memeriksa kembali jam tangannya.
Target: Hancurkan batalion sebelum fajar.
Dia menutup matanya sejenak, membiarkan pikirannya kosong. Lalu suara pilot terdengar di headsetnya.
"ETA lima menit. Bersiap untuk turun."
Looter membuka matanya.
Misi dimulai.
...----------------...
20:30 PM
Helikopter berhenti lima kilometer dari lokasi batalion, di area hutan yang cukup aman untuk menghindari deteksi radar musuh.
Looter turun dengan gerakan tenang, senapan sudah tersampir di punggungnya. Saat helikopter pergi, kesunyian malam kembali menyelimuti.
Di sekelilingnya, pepohonan menjulang tinggi, dan kabut tipis menutupi tanah.
Dia mengambil peta digitalnya, memastikan jalur yang akan dia ambil menuju batalion. Dalam waktu dua jam ke depan, dia akan mencapai titik pengintaian dan mulai merencanakan eliminasi.
Tanpa suara, dia bergerak masuk ke dalam kegelapan hutan yang mengelilingi batalion. Baginya ini pemanasan yang bagus dengan berjalan lima kilometer kesana.
Looter berjongkok di balik semak, matanya fokus pada sekelompok prajurit di luar garis benteng. Ada lima orang, masing-masing berpakaian tempur, sepertinya sedang melakukan latihan mandiri dengan senjata mereka.
Dua diantaranya sibuk menembak sasaran buatan, sementara tiga lainnya berdiskusi tentang teknik pertarungan jarak dekat. Mereka tidak sadar bahwa kematian sedang mengintai di balik kegelapan.
Looter menilai situasi dengan cepat.
Lima orang.
Tidak ada yang curiga.
mereka tidak membawa radio.
Bagus. Ini akan mudah.
Dia menarik napas dalam-dalam, meraih pisau tempurnya yang tajam berlapis karbon hitam. Lalu dia bergerak.
Eliminasi Senyap adalah hal yang terbesit di pikirannya, dengan usapan ringan menyentuh ujung bibirnya seolah mengatakan tak seru menghabisi mereka dari jarak jauh.
Target 1 & 2
Looter melangkah tanpa suara dari balik semak, bergerak secepat bayangan.
Dua prajurit yang sedang berdiri dekat target tembak tidak menyadari apa pun, hingga satu tangan Looter mencengkeram leher mereka bersamaan.
SREK!
Pisau tempurnya menyapu cepat, membelah urat karotis keduanya. Darah hangat menyembur di udara malam. Tubuh mereka terjatuh tanpa suara, hanya tersisa suara napas tercekat sebelum mati.
Target 3
Looter menunduk dan mengambil pisau tambahan dari salah satu mayat.
Salah satu prajurit yang sedang mengobrol tampak menoleh curiga, seperti merasakan sesuatu yang aneh. Namun, sebelum dia sempat berteriak...
WHUSSH!
Pisau meluncur tepat ke tenggorokannya, tertancap dalam.
Mata pria itu membelalak, tangannya gemetar berusaha mencabut pisau, namun tubuhnya segera limbung dan jatuh dengan suara dampak tubuh ke tanah.
Target 4 & 5
Dua prajurit terakhir langsung menoleh, sadar ada yang tidak beres. Namun, sebelum mereka bisa bereaksi...
Looter sudah berada di belakang salah satu dari mereka.
CRACK!
Lehernya dipelintir dalam satu gerakan brutal. Pria terakhir mencoba meraih pistolnya, tetapi terlalu lambat.
Looter sudah menebas urat nadi di lengannya, membuatnya kehilangan kekuatan sebelum menusukkan pisau tepat ke jantungnya. Darah merembes membasahi seragamnya saat tubuhnya ambruk.
Lima orang.
Semuanya mati dalam waktu kurang dari dua menit.
Looter mengusap pisaunya dengan baju salah satu mayat, lalu menatap ke arah benteng utama.
Tujuan selanjutnya.
...----------------...
Mengamati untuk menembus pertahanan. Di kejauhan, benteng batalion berdiri kokoh.
Terdapat beberapa menara pengawas, masing-masing dijaga oleh penembak jitu yang mengawasi area sekitar. Tapi Looter menemukan jalur masuknya.
Dia bergerak ke arah barat, di mana jumlah pengawas lebih sedikit. Namun, Tetap ada dua menara yang perlu disingkirkan.
Menara 1
Looter merayap ke bawah menara, menunggu hingga penjaga di atas menoleh ke arah lain. Lalu, dia memanjat menggunakan pengangan di sisi menara, seperti seekor panther yang mengincar mangsanya.
Penjaga itu mendengar suara kecil dan menoleh. Namun, itu terlambat...
Looter sudah menggenggam lehernya dari belakang dan menariknya ke luar pagar menara. Pria itu tercekat, mencoba berpegangan, namun tangan Looter lebih kuat.
Dan akhirnya, dia jatuh dari ketinggian lima meter, kepalanya menghantam tahan dengan suara "CRACK!" yang mengerikan.
Mati seketika.
Menara 2
Penjaga di menara ke dua melihat gerakan di menara pertama dan mengangkat radio. Namun, sebelum dia bisa berbicara...
Pffft!
Peluru senapan berperedam menembus kepalanya. Tubuhnya terjerembab di sandaran menara, dan tidak ada yang menyadari kematiannya.
Dan akhirnya tiba waktu untuk menyelinap masuk ke batalion.
Looter bergerak cepat.
Dengan dua penjaga menara sudah dieliminasi, dia memiliki jalan terbuka menuju pagar kawat. Tanpa ragu, dia menggunting kawat dengan pemotong khusus dan menyelinap masuk ke dalam markas.
Di depannya, ada ratusan tentara yanh sedang beristirahat, tak menyadari bahwa kematian sudah masuk ke dalam benteng pertahanan mereka.
Looter tersenyum tipis.
Pekerjaan sebenarnya baru saja dimulai.
To Be Continued.....