Alya, wanita karir yang kesepian, mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat. Namun, saat membuka mata, dia sangat terkejut karena jiwanya malah masuk ke tubuh seorang wanita asing yang bernama Alexa. kagetnya lagi, dia melihat seorang pria duduk dengan seorang anak digendongannya dan memandangnya dengan tatapan tajam.
"Berhentilah berakting, aku tidak akan pernah tertipu lagi dengan trikmu." ucap Kevin Orlando yang merupakan suami dari Alexa sendiri.
"Ayah apa ibu akan memukulku lagi?" cicit seorang anak laki-laki yang berusia empat tahun, yang berada digendongan Kevin.
Satu yang baru dia ketahui: tubuh baru ini menyimpan banyak dosa.
Apa yang harus Alya lakukan setelah terjebak ditubuh seorang iblis seperti Alexa?.
Memperbaiki hubungan dengan orang-orang yang pernah disakiti Alexa, atau dia kabur dengan tubuh ini.
ikuti terus cerita ini, jangan lupa pencet 👍. see you next chapter 😙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waya520, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Licik
"Kau percaya ucapannya?" bisik Kevin pada Bima. Pria itu menggelengkan kepalanya, saat mendengar penjelasan dokter yang merawat Bram, entah kenapa feeling nya mengatakan bahwa ucapan dokter itu seperti dibuat-buat.
"Selidiki dokter itu." pinta Kevin yang kembali berbisik ditelinga Bima.
"Nak Kevin, ibu titip ayah sebentar ya, ibu sama Jessica mau ke kantin sebentar." ujar Clarisa yang diangguki Kevin.
"Nak Kevin mau nitip makanan?" tanya Clarisa lagi.
"Tidak usah bu, sebentar lagi aku akan pulang." jawabannya singkat. Clarisa mengangguk paham, dia melirik ke arah anaknya sekilas.
Kedua wanita itu segera pergi dari ruangan ini, meninggalkan Kevin dan Bima yang saling bertatapan.
"Ikuti mereka." suruh Kevin pada Bima, pria itu mengangguk paham dan segera keluar. Sedangkan Kevin menatap ayah mertuanya dengan tatapan penuh tanya. Kenapa bisa sampai koma.
Matanya melirik ke arah seluruh ruangan ini, dengan pelan dia berdiri dan dengan cepat menempelkan beberapa kamera tersembunyi di ruangan ini, dia harus mendapatkan petunjuk hari ini juga.
...
"Ibu Kay mau susu." Alexa yang sibuk menatap ponselnya langsung beralih menatap ke arah Kay yang masih berada digendongan Bella.
"Yasudah sini." dia langsung mengambil alih tubuh anaknya itu. "Bella kamu bisa membereskan barang-barangmu dulu, biar Kay denganku dulu." ucapnya lembut. Wanita itu mengangguk patuh dan segera pergi kembali ke kamarnya.
Dia belum sempat menata barang-barangnya dikamar.
Melihat kepergian wanita itu, Alexa langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Bagaimana dengan sus yang baru, apa Kay suka?" tanyanya pada sang anak, Kay mengangguk.
"Kay suka ibu." jawab Kay polos. Alexa yang gemas langsung mencubit pipi gemuk anaknya itu.
"Ibu kapan ayah pulang?" tanya anak itu.
"Nanti sore Kay, kenapa tanya ayah terus hm?" Alexa penasaran sekali, dari pagi hingga mau sore, anak itu selalu bertanya kapan ayahnya pulang.
"Kata bu guru, besok ayah disuruh ke sekolah." langkah Alexa terhenti saat mendengar ucapan anaknya itu.
"Kay membuat masalah lagi ya disekolah?" tanyanya sambil menatap lekat Kay. Anak itu langsung menggelengkan kepalanya panik.
"Tidak, Kay tidak buat masalah, Kay tidak nakal ibu, tapi kata Bu guru ayah besok disuruh ikut sekolah sama seperti ayahnya Malik." jelas anak itu. Alexa mendesah lega saat mendengarnya, dia baru paham dengan ucapan anak itu. Tapi dia juga penasaran, kenapa hanya ayahnya saja.
"Ibu tidak disuruh ke sekolah Kay?" tanyanya lagi. Anak itu kembali menggeleng. "Kata bu guru hanya ayah saja."
Alexa kembali berjalan menuju kamarnya, "Nanti kalau ayah pulang, Kay bisa bilang sendiri.
....
Bima berjalan mengendap-endap mengikuti langkah kaki Clarisa dan juga Jessica. "Cepat pakai masker mu dan letakan ini diatas meja mereka." ucap Bima pada penjaga Kevin yang selalu mengekori Kevin kemanapun dan dimanapun, dia tidak mungkin kan meletakkan alat perekam itu dimeja Clarisa dan Jessica, yang ada akan ketahuan.
Pria itu mengangguk lalu memakai maskernya, dengan cepat dia membaur dengan penjaga kantin dan diam-diam meletakkan sebuah kotak tissue yang sudah ditempel dengan alat perekam dibawahnya. Tanpa menaruh curiga, Clarisa dan Jessica tetap melanjutkan acara makannya.
Setelah menyerahkan misinya, Bima kembali dengan cepat ke kamar inap milik Bram.
Klek..
"Bagaimana?" tanya Kevin yang duduk disamping ranjang mertuanya. Bima mengacungkan jempolnya ke arah Kevin.
Pria itu menatap puas kinerja sepupunya itu. "Setelah mereka kembali, kita bisa langsung pulang, aku sudah memasang beberapa kamera tersembunyi disini, kau bisa memeriksanya dirumah, dan untuk beberapa hari ini kau bisa bekerja di rumah." ucapnya yang diangguki oleh Bima, akhirnya dia bisa libur juga.
....
Setelah Clarisa dan anaknya kembali, seperti rencana awal, Kevin dan Bima langsung pamit pulang.
Mobil
"Aku tidak menyangka mereka akan selicik itu." ujar Kevin setelah mendengar percakapan Clarisa dan Jessica yang berhasil mereka rekam.
Ternyata mereka sengaja membayar dokter itu untuk membuat pernyataan palsu mengenai kondisi Bram. Entah apa tujuannya, yang penting dia sudah lega jika mertuanya tidak benar-benar koma.
"Kita bisa memakai rekaman ini untuk menjebloskan mereka kedalam penjara." ucap Bima yang ditolak mentah-mentah oleh Kevin.
"Tidak semudah itu Bim, bukti yang kita punya belum terlalu kuat, malam ini periksalah rekaman kamera yang sudah ku letakkan dikamar mertuaku." Bima mengangguk, sepertinya dia akan begadang malam nanti.
"Lalu kapan kakak akan memberitahu kondisi pak Bram pada kak Alexa?" tanya Bima yang langsung membuat Kevin bungkam.
Haruskah?.
...
Kamar
"Jangan digigit Kay." untuk kesekian kalinya, Alexa menegur anaknya yang sedang menyusu, entah kenapa hari ini Kay tidak menurut dan malah sengaja menggigit pu*tingnya.
Anak itu menatapnya dengan tatapan polos. "Kalau Kay menggigitnya lagi, besok-besok tidak ada susu lagi untuk Kay." ancamnya yang membuat mata anak itu berkaca-kaca.
Plop...
"Maaf ibu, jangan marah." ucap Kay yang merasa bersalah. Alexa langsung mengelus pipi anak itu sayang. "Kalau Kay menurut, ibu tidak akan marah."
Anak itu mengangguk dan kembali menyusu. Kali ini tidak ada gigitan dan Alexa sibuk menatap ponselnya.
Klek...
"Ayah pulang." Kevin langsung menerobos masuk ke dalam kamar istrinya yang sekarang menjadi kamarnya juga.
Plop...
"Ayah." Kay langsung berhenti menyusu dan menatap ayahnya dengan tatapan binar. Alexa dengan cepat mengancingkan bajunya lagi.
Grep....
"Ayah kenapa tidak menjemput Kay?" tanya anak itu setelah berada di dalam pelukan ayahnya. Kevin dengan cepat menciumi pipi gembul milik Kay.
"Ayah sibuk sayang." jawabnya singkat.
Anak itu terkekeh geli saat ayahnya tidak berhenti menciuminya.
"Tumben sudah pulang, sekarang masih jam tiga?" Alexa menatap suaminya penuh tanya, biasanya pria itu pulang jam lima sore.
Kevin membawa tubuh Kay mendekati Alexa yang menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
"Kau tidak suka suamimu pulang cepat hmm?"
Alexa terlihat gelagapan, apalagi suaminya itu menatapnya dengan tatapan mata yang tajam.
"Tidak, bukan begitu, biasanya kan kau pulangnya jam lima." ucapnya sedikit gugup, bahkan dia tidak sanggup menatap langsung mata pria itu.
"Tatap suamimu saat sedang berbicara Alexa." ucap pria itu dengan tegas. Mau tidak mau Alexa menurut dan kini matanya sudah bertubrukan dengan tatapan tajam Kevin.
Menyeramkan sekali.
"Sepertinya ada beberapa hal yang harus kita perbaiki." ucapnya yang membuat Alexa bingung.
"Entah kenapa aku sedikit tidak nyaman saat istriku memanggilku dengan kata 'kau', padahal aku lebih tua darimu, bagaimana jika kita ubah menjadi aku, kamu." ucapnya dengan tatapan mata yang mulai melunak.
Wanita itu terlihat ragu. Tapi ucapan suaminya ada benarnya juga. Selama ini dia memang sangat lancang pada Kevin.
"Baiklah, akan ku coba."
lahhh ini pindahan jiwa ky org oon bodoh dn lembek hadeh