NovelToon NovelToon
Menantu Ibu

Menantu Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir
Popularitas:399.5k
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

Kontrak kerja Tya di pabrik garmen akan segera berakhir. Di tengah kalut karna pemasukan tak boleh surut, ia mendapat penawaran jalur pintas dari temannya sesama pegawai. Di hari yang sama pula, Tya bertemu seorang wanita paruh baya yang tampak depresi, seperti akan bunuh diri. Ia lakukan pendekatan hingga berhasil diajak bicara dan saling berkenalan. Siapa sangka itu menjadi awal pilihan perubahan nasib. Di hari yang sama mendapat dua tawaran di luar kewarasan yang menguji iman.
"Tya, maukah kau jadi mantu Ibu?" tanya Ibu Suri membuyarkan lamunan Tya.
"HAH?!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Tolong Bangunkan!

Tya memperhatikan ibu mertua yang awalnya duduk di tepi sofa bed. Memantulkan badan dua kali seolah sedang mengetes kekuatan dan kenyamanan yang terlihat dari ekspresi wajah. Kemudian mulai beringsut naik dan merebahkan badan dalam posisi terlentang dengan kepala disanggah menggunakan salah satu bantal dari dua bantal yang tersedia—selain satu bantal sofa.

"Bantal awalnya satu, Bu. Tapi Mas Diaz malah nambahin satu kemarin malam. Kubilang cukup satu aja, dia bilang harus dua biar jadi penghalang di sisi. Katanya jaga-jaga biar nggak jatuh saat berguling." Tya merasa perlu menjelaskan. Dalangnya harus tahu kalau interaksi dua wayang masih di batas norma dan dibatas normal.

Ibu Suri mengangkat alisnya. Senyumnya lembut tanpa ada niat menggoda. "Sini naik, Tya. Kita tiduran bareng. Pengen coba tidur di sini nyaman apa nggak."

"Ibu mau tidur di sini malam ini?" Mata Tya berbinar. Segera naik dan menuruti permintaan Ibu Suri. Berbaring di sebelah kanan.

"Sepertinya harus ya, sambil tes sofa bed ini. Kalau Ibu bangun sampai badan pegal-pegal, berarti kau juga merasakan hal yang sama. Fix ini sofa harus diganti springbed."

"Jangan diganti, Bu. Aku nyaman dan betah pakai sofa bed ini. Serius nggak pegal-pegal. Daripada diganti mending aku pindah ke kamar lain, Bu. Berlaku jika nggak ada Ayah Hilman. Boleh ya?"

"Hm, nggak. Udah di sini aja biar nggak jadi bahan gosip pembantu. Soalnya Ibu curiga sama satu orang. Takutnya dia itu mata-matanya si Selly. Duh maaf ya Ibu bicara kasar."

Tya tersenyum. "Santai aja sama aku mah, Bu. Aku bisa jadi teman curhat Ibu kalau Ibu mau. Judulnya 'Menantuku Bestieku', heee."

Ibu Suri tertawa. "Ada kau di rumah ini, Ibu jadi banyak ketawa."

Tya memposisikan tidur miring senyaman mungkin menghadap Ibu Suri. "Coba ku tebak. Ibu kalau sama Mas Diaz jarang bercanda ya. Secara wajahnya kan cool, kadang asem. Eh maaf...ngatain anak Ibu."

Duh kalau didengar Mas Diaz kena denda nggak ya ini. Keceplosan.

Ibu Suri terkekeh. "Copy paste ucapan Tya ah. Santai aja sama Ibu mah. Kau bebas ngomongin Diaz di belakang. Karna itu real."

Kali ini Tya yang tertawa. Malam ini menjadi pengalaman pertama bicara empat mata lebih lama dan lebih terbuka bersama ibu mertua, eh ibu dalang.

"Diaz emang irit bicara. Tapi Diaz anak yang patuh dan sayang sama Ibu. Bisa dilihat dari gestur, dari tindakan. Diaz lah alasan Ibu masih bisa bertahan menjalani rumah tangga modelan gini. Dan tahun ini udah di fase lelah ingin lepas."

Percakapan yang awalnya berhias tawa berubah seketika menjadi sendu. Tya mengedip. Menatap wajah mulus yang masih terlihat cantik dan kencang. Pasti biaya perawatan kulitnya tidak kaleng-kaleng. Di luar itu, ia penasaran ingin tahu bagaimana caranya bisa kuat bertahan selama ini. Mungkin hari ini terlalu dini untuk mengorek. Atau semoga aja dengan kesadaran sendiri mertuanya itu mau bercerita.

"Bu, boleh tanya?"

"Tanya aja jangan sungkan. Tapi sebelumnya, jilbabnya dilepas aja, Tya. Rambutnya digerai. Kita kan sama-sama perempuan."

"Mas Dias belum ke kamar mandi, belum ganti baju, Bu."

"Oh, kalau gitu suruh Diaz ke kamar mandi dan ganti baju sekarang."

Tya masih dalam posisi tiduran menyamping saling berhadapan dengan Ibu Suri. Mengangguk lalu segera turun dari sofa. Orang yang akan ditemuinya tengah rebahan di sofa sambil memainkan ponsel.

"Mas, disuruh Ibu gosok gigi dan ganti baju sekarang."

"Aku bukan anak kecil. Nanti juga lakuin sendiri." Diaz tetap fokus menatap layar karena sedang berbalas pesan dengan Devan.

"Soalnya Ibu mau tidur bareng aku."

Kali ini Diaz menoleh. "Tukeran aja. Kau dan Ibu tidur di kasur, aku yang di sofa bed."

"Nggak mau, Mas. Kata Ibu mau sekalian ngetes nyaman tidaknya tidur di sofa itu. Ayo cepetan bersih-bersih, Mas. Pintunya mau dikunci."

Diaz mengalah. Turun dari sofa. Begitu bertemu ibunya yang tengah berbaring santai, ia tanyakan ulang dan jawabannya sama.

***

Entah sampai jam berapa semalam berbincang dengan Ibu Suri. Saling berbagi cerita tentang asal muasal orang tua, yang seharusnya jadi pembicaraan awal perkenalan keluarga sebelum menikah tetapi baru dibahas sekarang. Dan Tya pun jadi tahu sejak kapan mertuanya itu dipoligami karena curhat mengalir sampai kemudian memutuskan untuk sama-sama tidur saat menguap bersamaan. Dan kini terperanjat bangun karena teringat alarm yang disetel mulai subuh ini adalah suara kukuruyuk si Joko kiriman dari Susan.

Tya terbangun tujuh menit sebelum alarm berbunyi tepat pukul empat. Alarm dimatikan karena tak ingin mengganggu Ibu Suri yang tidurnya terlihat tenang dan lelap dalam satu selimut. Setelah mengumpulkan nyawa sampai utuh, ia bangun. Menuju kamar mandi untuk mandi sebelum subuh sesuai kebiasaannya setiap hari meski sesekali kadang bolos.

Keluar dari kamar mandi, Tya melihat Ibu Suri terduduk dan tengah menguap. "Ibu udah bangun?"

"Tya biasa mandi jam segini?" Ibu Suri balik bertanya melihat Tya yang mengenakan setelan santai kaos lengan panjang berpadu celana katun. Rambut yang semalam terlihat hitam legam dan panjangnya di bawah bahu kini terbungkus handuk dan menguar wangi aroma sampo.

"Iya kalau nggak kesiangan. Udah kebiasaan dari dulu. Kata Mama mandi sebelum subuh bikin sehat dan bagus buat kulit. Ternyata pas dengar kajian ustadz, manfaatnya jauh lebih banyak."

Ibu Suri mengulas senyum. "Kayaknya zaman now anak muda sangat jarang deh yang mandi sebelum subuh. Bangunnya sering kesiangan karna malamnya suka begadang. Contohnya Diaz. Anak itu agak susah bangun subuh mesti dibangunin tiap hari. Kemarin Diaz bangun jam berapa coba?"

Tya tidak langsung menjawab. Mengingat dulu aktifitas pagi pertamanya kemarin. "Kemarin aku keluar kamar jam lima, Mas Diaz masih tidur. Terus pas naik lagi ke kamar sekitar jam setengah enam, posisi tidur mas Diaz udah berubah. Aku kira Mas Diaz udah bangun salat subuh terus tidur lagi."

"Diaz susah bangun subuh, Tya. Sering bawa kerjaan kantor ke rumah jadinya suka begadang. Bisa dibilang workaholic itu anak. Tolong ya, mulai sekarang gantiin tugas Ibu bangunin Diaz tiap jam lima subuh. Suruh salat. Lebih bagus kalau Tya bisa ubah kebiasaan Diaz begadang jadi berkurang. Biasanya lewat jam sebelas itu anak baru tidur. Tolong ya, Tya. Mana hari ini juga Diaz mulai masuk kantor lagi. Ayahnya akan marah kalau terlambat datang" Ibu Suri meminta dengan tatapan memohon. Tulus berharap bantuan Tya.

Tya meringis. Antara sungkan dan enggan dengan tugas yang harus diembannya itu. "Insya Allah. Semoga Mas Diaz nggak ngambek ya, Bu."

"Bilang aja disuruh Ibu. Itu jadi senjata ampuh buat melumpuhkan Diaz."

"Siap laksanakan." Tya mengangkat tangan memberi hormat.

Ibu Suri terkekeh. "Ibu kembali ke kamar ya. Mau mandi juga."

"Ibu nggak pegal-pegal, kan?" Pertanyaan Tya menahan langkah Ibu Suri yang sudah berjalan dua langkah.

"Nggak. Ibu nyenyak banget. Biasanya suka kebangun ingin pipis, ini nggak."

Senyum Tya masih menghiasi bibir meski Ibu Suri sudah pergi. Perasaan senang tengah melingkupi hati karena percakapan semalam membuatnya selangkah lebih akrab dengan sang mertua. Ingin sekali mengatakan jika kehadiran Ibu Suri di hidupnya telah menjadi pengobat rindu pada mamanya yang telah tiada.

Salat subuh sudah dikerjakan. Rambut basah sudah dikeringkan. Tya menyapukan bedak tipis-tipis di wajah yang sudah diberi pelembab lalu memoles bibir dengan lip serum untuk menambah segar bibir merah alaminya. Waktunya membangunkan Diaz.

Di bawah pencahayaan lampu tidur yang terpasang di dinding atas sebelah kiri dan kanan ranjang, Tya menatap laki-laki yang tidur terlentang di tengah ranjang berukuran besar dengan selimut warna abu yang menutup hingga ke dada.

Mas Diaz kalau mode tidur ganteng ya, tapi kalau mode bangun gendeng.

Tya menahan cekikikannya dengan membekap mulut.

Aman nge-bully di hati. Tidak akan kena denda.

"Mas Diaz....bangun udah jam lima."

Hanya dengan suara saja tak membuat Diaz bergerak. "Aku sentuh apanya ya."

"Mas Diaz...bangun!" Tya menggoyang lengan Diaz dua kali. Berhasil membuat laki-laki yang mengenakan kaos putih itu menggeliat dan menggumam tidak jelas. Tetapi kemudian berhenti bergerak. "Dih... beneran susah ini. Coba ada si Joko."

"Mas...jam lima ini. Ayolah bangun." Usahanya masih juga tidak berhasil. Tya geleng-geleng kepala. Akhirnya mulai jengkel dan memutuskan menarik selimut hingga melorot sampak ke lutut.

"HAH! Ada yang tegak." Tya memekik kencang sambil menutup mata.

1
BirVie💖🇵🇸
😭😭😭😭😭super telat baca...gak ada notifikasi 🙈
hhmmm gimana reaksi Ayah yaaa apa kah percaya dg kiriman video dari Diaz hhmmm
pak Husain andalan Bu Suri ada berita apa gerangan super urgent kayaknya
mas kudis selalu.modus.ihhhh kesempatan dalam kesempitan terus deh yaaa
makasih kak Nia up nya 🙏🏻❤️
BirVie💖🇵🇸
cemburu lah dia
BirVie💖🇵🇸
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
dewi rofiqoh
Aktingnya sama-sama jos! Tapi kayaknya sama-sama ada bapernya. Namun masing-masing membangun tembok tinggi, karena ada keraguan apakah ada ketulusan hati dalam hubungan mereka selain simbiosis mutualisme
BirVie💖🇵🇸
semoga ntar jadi beneran yaaa Bu
BirVie💖🇵🇸
menang banyak nihhh mas kudis
BirVie💖🇵🇸
kapok🤪🤪🤪
BirVie💖🇵🇸
🤪🤪🤪🤪🤪🤪
BirVie💖🇵🇸
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
BirVie💖🇵🇸
etdah mesti ambil kesempatan dalam kesempitan si kudis ini🙈
BirVie💖🇵🇸
gasken Tya jangan sampe kalah
BirVie💖🇵🇸
harus romantis yach...akting d mulai
BirVie💖🇵🇸
ak sumpahin jadi istri beneran
BirVie💖🇵🇸
ralat Tya...kan istri beneran
BirVie💖🇵🇸
siapa dia.Mr R Tya...klo jodoh mu mas kudis gimana
BirVie💖🇵🇸
Alhamdulillah up
yaaa Alloh telat puol🙈
BirVie💖🇵🇸: bahaya buat kesehatan jantung yaaa Tya
total 1 replies
Putri Dhamayanti
tuh yah liat kelakuan si singa 🤭
Mujib
author bikin penasaran reader's
Mujib
adalah hal sangat penting
Mujib
cemburu dah mulai naik level
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!