NovelToon NovelToon
Suamiku Om Om

Suamiku Om Om

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Lastari

Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hubungan Direstui

...🍒...

...

...

•Masih dengan keterkejutan kedua orang tua Alena sekaligus marah.

"Hah?." Ayah dan ibunya sama sama membelalakkan mata mereka ketika mendengar nama anak mereka Alena dipanggil menantu.

"Ini, mereka panggil kamu? Sejak kapan kamu menjadi menantu keluarga Kim? Apa kamu sudah menikah?.", tanya ibunya dengan marah.

"Cepat jawab!." Ayahnya juga terlihat kesal.

"Eh ehehe sup suprise..." Alena bingung karena sudah tertangkap basah.

"Kamu." Ibunya hendak menamp*rnya tapi langsung dihentikan oleh Alena.

"Aaa wuttt wutttt, se sebenarnya saat hari dimana aku diusir dari rumah. Besoknya aku langsung buat akta nikah." Alena mencoba menjelaskan

"Kamu..." Ibunya benar benar kesal hingga hampir menamp*rnya lagi.

Alena buru buru lari ke belakang tubuhnya seokjin karena ketakutan.

"Om, Tante aku lah yang memaksa agar Alena menikah denganku. Salahkan aku saja," ucap seokjin membela Alena

"Benar, besanku. Aku tahu kalau putraku ini memang kurang pantas bersanding dengan Alena, tapi setahuku hubungan mereka berdua begitu baik. Mereka berdua juga sudah menikah, semoga kalian berdua bisa mendukung mereka." Ibunya seokjin juga angkat bicara.

"Benar, benar." Sahut kakeknya

"Jadi sebenarnya, dia itu bukan kepala pelayan? Melainkan putra dari keluarga Kim?." Tanya ibunya Alena

"Ee iya sebenarnya besanku,,," ibunya seokjin mencoba mengatakan sesuatu namun terpotong.

"Keluarga kami yang sangat tidak pantas dengan kalian." Ucap ibu alena dengan sedih.

"Besanku, jangan berbicara seperti itu. Keluargaku harusnya sangat berterimakasih pada alena, karena dia mau menikah dengan anak nakal kami." Gursu ibu seokjin

"Tapi menurut rumor yang beredar, katanya putra tunggal dari keluarga Kim ini kurang mampu dalam hal itu?." Ayah Alena bertanya dengan ragu ragu.

"Dan dia juga katanya punya wanita idaman, aku takut Alena.." ayahnya mengkhawatirkan putrinya tidak akan disayang.

"Om, tante tenang saja. Tidak ada masalah pada tubuhku, mengenai wanita idaman itu." Seokjin menarik tangan Alena agar dia mau menunjukan wajahnya.

"Orang yang aku cintai sejak kecil adalah Alena." Ujar seokjin senang.

"Hah sejak kecil?" Tanya ibunya Alena

Alena juga bingung, memangnya mereka sudah saling mengenal dari dulu?

"Saat pesta ulang tahun kelimanya, dia memberiku sebuah gelang tasbih dan meminta aku agar menikahinya saat kita sudah besar nanti, lalu aku menyetujuinya."

"Sejak saat itu, aku selalu menganggapnya sebagai tunanganku." Seokjin menggenggam lembut tangan Alena

"Yaampun ternyata sudah begitu lama." Ibunya terharu

"Om dan tante Tidak perlu khawatir menyerahkan Alena padaku, aku berjanji akan selalu mencintai dan juga menjaganya seumur hidupku. Aku akan membiarkan dia melakukan apapun hal yang dia sukai." Seokjin benar benar membuat Alena seperti akan menangis.

"Aku setuju, aku setuju." Sanggah ibunya sambil menangis bahagia.

"Nak, kami juga hanya punya satu orang putri. Yang penting dia setuju dan dia mencintaimu juga, maka aku akan memberikan restuku." Ucap ayahnya pilu.

"Ternyata, foto yang ada dikamarmu itu adalah aku?." Tanya Alena tidak menyangka.

Seokjin hanya tersenyum membalasnya

"Ternyata kamu sudah menyukaiku sejak lama, kenapa kamu nggak kasih tau aku dari awal? Hingga aku mengira kamu pacaran dengan raya." Tanya Alena

Seokjin memegang kedua pundak gadis itu.

"Aku menyukaimu, itu adalah urusanku. Aku tidak mau membebanimu dengan perasaanku, biarlah sekarang semuanya terjadi tanpa dugaan seperti ini. Sangat bahagia bukan?." Tanya seokjin

"Hmm baiklah, seperti sekarang juga sangat bahagia." Balas Alena

Lalu akhirnya mereka berdua berpelukan hangat di depan keluarga besar mereka.

Cinta yang dipendam seokjin puluhan tahun tidak pernah sedikitpun pudar, dia selalu mencintai Alena tanpa syarat.

Meski dia tahu kalau Alena sempat berpacaran dengan pria lain, seokjin tetap setia dengan cintanya dan tidak berfikir untuk berpaling.

Dia juga sudah banyak mencari tahu tentang Leo dan sadar kalau pria itu tidak baik, makanya seokjin memancing wanita sombong seperti raya untuk mencuri perhatian pria itu.

Semuanya adalah rencananya yang jelas berjalan sangat mulus, tuhan pun sangat mendukung hubungan mereka.

"Sudahlah besanku, ayo cepat masuk kita buat acara makan besar hari ini." Ajak ibunya seokjin

"Ayok ayok." Kakeknya juga mempersilahkan.

Lalu mereka semuapun masuk bersama dengan perasaan Bahagia.

//

//

"Jadi selanjutnya apa rencana kalian?." Tanya ibu seokjin tiba tiba

Mereka sedang makan bersama di meja makan.

"Aku hanya akan menjalani hidupku dengan bahagia bersama Alena ibu." Jawab seokjin

"Haih bukan itu, pasti maksudnya tentang cucu bukan?." Sanggah ibu Alena

"Haaa benar benar itu, kapan kalian akan memberikan kami cucu?." Kakeknya ikut menyahut

Alena dan seokjin hanya bisa mengharuk kepala mereka yang tidak gatal, sebenarnya Alena Tidak mau buru buru punya anak.

" Semuanya dengarkan aku, melihat umur Alena yang sekarang dia masih sangat muda. Aku rasa masih saatnya dia untuk mencari jati diri dan juga menjalankan hobi nya, aku tidak akan memaksanya untuk segera mengandung anakku." Jawab seokjin

"Ah benar itu, aku tidak ingin memiliki anak dulu ibu." Alena membenarkan perkataan seokjin.

"Yasudah tidak masalah nak, ayo cepat habiskan makananmu setelah ini kita akan mengobrol hangat sampai malam." Ucap ibunya seokjin girang.

//

//

Keesokan paginya, seokjin dan Alena sudah kembali dirumah seokjin. Dia sedang mempersiapkan makanan dengan Irene di ruang makan.

" Alena Alena, tolonglah bantu aku. Aku masih ingin tinggal bersamamu disini, bisakah kamu membantuku untuk membujuk om ku?." Tanya Irene sambil memohon.

"Haih jangan seperti ini, kamu yang sudah membuatku mendapatkan semua kehidupan ini. Bagaimana mungkin aku membiarkanmu di usir begitu saja dari sini." Jawab Alena

Mereka berdua lalu memikirkan cara agar Irene bisa tetap bekerja disini.

"Eh tunggu, atau begini saja. Om mu itu kan selalu mendesakmu untuk mendapatkan pekerjaan, bagaimana jika kita berdua bekerja saja di perusahaannya. Setidaknya kita punya penghasilan." Saran Alena

"Hmm bagus juga, tapi apa om seokjin mau menerima kita sebagai karyawannya?." Tanya Irene ragu.

" Kita coba saja dulu." Ucap Alena.

Ketika sedang mengobrol, seokjin tiba tiba datang dari arah tangga sambil merapihkan jasnya, dia hendak berangkat kerja.

Saat seokjin duduk, Irene segera memberi kode mata pada Alena agar dia mulai berbicara dengan omnya.

Alena lalu mulai duduk mendekati seokjin dan mengambilkannya sarapan.

"Ini sayang." Alena memberikan piring kepada seokjin sambil tersenyum.

"Ada apa? Kenapa kamu terlihat begitu senang?." Tanya seokjin

"Ah tentu saja, bukankah sekarang kita sudah mendapatkan restu dari orang tua kita. Bagaimana mungkin aku tidak merasa senang?" Balas Alena

Seokjin hanya mengangguk saja.

"Eh emmm sayang, boleh aku berbicara sesuatu." Alena memegang lengan seokjin manja

Sedangkan Irene pura pura fokus pada sarapannya seakan tidak mendengar pembicaraan mereka berdua.

"Sayang, aku dan Irene ingin bekerja di perusahaanmu. Aku mau bekerja dan menghasilkan uang juga." Ucap Alena sambil manja.

"Apa uang yang aku berikan selama ini kurang? Kamu katakan saja biar aku tambahan nominalnya." Jawab seokjin

"Tidak tidak, uang bulananku sudah sangat banyak. Aku hanya bosan dengan terus berada dirumah dan mengobrol berdua dengan Irene." Alena mencari alasan.

"Kalau begitu, undanglah teman temanmu untuk datang kesini. Jadi kamu tidak bosan." Jawab seokjin lagi

Irene hanya memukul jidatnya pening, bagaimana om nya bisa setidak peka itu.

"Haih sayang izinkanlah aku dan Irene bekerja di tempatmu, aku ingin datang ke tempat baru. Aku bosan, boleh ya bolehh?" Alena malah memaksa sekarang.

"Hmm baiklah baiklah, kalian boleh melamar menjadi karyawanku. " Jawab seokjin

"Yess.", Irene tiba tiba girang membuat seokjin dan Alena menengok

"Eh a apa?." Irene langsung terdiam gugup ketika ditatap. .

"Eh iya sayang, aku ada permintaan kedua. Apa kamu mau mendengarkannya?." Tanya Alena

"Tentang apa lagi?.", tanya seokjin

" Eeeee, apakah boleh Irene tinggal disini meski dia sudah bekerja? Aku hanya tidak merasa kesepian jika Irene selalu disampingku, dia adalah sahabat terbaikku." Alena dan irene tiba tiba berpelukan seperti sedih.

Baru saja seokjin membuka matanya, Alena langsung membungkamnya.

"Eeiii sssuttt, aku tahu kamu akan marah tentang ini. Tapi mengertilah, dia yang sudah berkorban mengenalkan aku sama kamu. Sampai akhirnya sekarang kita bersama, kalau tidak ada Irene mungkin kita tidak akan bertemu." Alena terus membujuk.

"Aku menginginkan imbalan." Jawab seokjin santai.

Alena langsung bingung.

"Eh Alena, aku rasa om seokjin akan menerapkan harga tinggi kali ini." Bisik Irene

"Ekhhemm, kamu memang mau imbalan apa? Uangmu lebih banyak dariku." Jawab Alena

Seokjin lalu memberi kode untuk Alena mendekat, karena dia akan berbisik. Lalu Alena menurutinya.

"Kasih aku anak." Bisik seokjin

"Haaaaa... Ekhhemm, ekkhemmm, ukhukkk." Alena tiba tiba saja tersedak dan mengambil minum.

Irene buru buru mengusap usap punggung sahabatnya itu.

"Haa haa ada apa?" Tanya Irene khawatir

"Tunggu dulu, apa jika aku menurutinya kamu akan mengizinkan aku dan Irene kerja di perusahaanmu dan membiarkan Irene tinggal disini lebih lama?", tanya Alena memastikan

"Itu bisa kufikirkan lagi nanti, tapi jika kamu menyetujuinya maka aku rasa jawabannya akan sesuai ekspektasimu." Jawab seokjin Entang

Alena hanya menarik nafas panjang, bukankah mereka tadi baru saja membicarakan hal ini.

"Baiklah aku akan berangkat bekerja sekarang." Seokjin tersenyum karena berhasil membuat Alena menentukan pilihan sulit.

Setelah seokjin pergi, Irene mulai mendekati Alena dan bertanya ada apa sebenarnya.

"Heh alena, katakan ada apa? Kenapa raut wajahmu tiba tiba berubah?." Irene menyenggolnya.

"Hmm om mu minta anak sebagai imbalannya." Jawab Alena lesu dengan wajah paling menyedihkan

"Haaaaaaa." Irene terkejut dan membuka mulutnya lebar lebar.

Hallo

Bagaimana harimu di Sabtu ini?

Oh iya karena author sibuk terus di kerjaan, jadi VIP author up besok ya. Mohon pengertiannya 🙏☺️

1
Diyah Pamungkas Sari
kampret!!! di jelekin dpn muka nya tuhh rasanya uwoooowwww 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yn Kim: aku suka makianmu 🤣💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!