dini Wijaya Kusuma seorang gadis yang di lupakan oleh keluarganya, dini selalu tidak di anggap oleh seluruh keluarganya. namun dini selalu berusaha untuk mendekati keluarganya walaupun itu hanya sia - sia. dia selalu mencari perhatian kepada seluruh keluarganya tapi balasan keluarganya hanya mengacuhkannya atou memarahinya.
namun, dia yang selalu berusaha untuk mendekati keluarganya, tapi hasilnya hanya dia di abaykan oleh keluarga nya. dan akhirnya dini menyerah, dia akan mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri. dan menjauhi orang - orang yang tidak ingin berdekatan dengan nya. saat dini mulai menjauhi mereka, mereka baru tersadar dan menyesalinya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Duna Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6 mendapatkan kehangatan
Haloooo semuanya. . . .
selamat membaca. . . . .
Dini yang baru saja selesai bekerja, terlihat sangat kelelahan karena, ini pertama kalinya dini bekerja dan hari ini warteg sangat ramai jadi dini terus mencuci pirang dan membatu ibu Nunung melayani pembeli.
"neng ini upah neng 80ribu maaf ibu cuma bisa ngasi upah segini karna kan warteg ibu kecil"
"gak papa Bu, aku malah bersukur aku punya kerjaan"
"iya kalo begitu neng kerja mulai dari jm 1 sampe jm 5 ya, setelah neng pulang sekolah langsung kerja bisa?"
"bisa dong Bu, dari sekolah aku langsung ke sini deh! Kalo begitu aku pulang dulu Bu, udah mau malam ini"
"iya neng, hati - hati di jalan, sama ini buat neng makan. Neng belum makan kan dari tadi" "iya Bu makasih ibu tau aja kalau aku udah laper hehe"
"ibu tau dong dari tadi perut neng bunyi terus tuh"
"masa sih Bu ko aku gak denger sih" sambil menundukkan kepalanya, mereka pun tertawa dengan candaan mereka.
Dini sudah sampai di gerbang rumahnya
"pak adiii...."
"eh non baru pulang ya?"
"iya mang, boleh bukain pintunya gak aku mau istirahat ini"
"silahkan non, emang non cape kenapa?"
"tadi kan aku kerja kelompok jadi kepala aku kerasa cape gitu loh mang"
"ohhh"
dini berbohong kepada mang Adi karna dia takut kalo mang Adi akan mengadukannya kepada orangtuanya.
"kalo begitu aku masuk dulu ya mang"
"iya sok neng, selamat istirahat"
"iya mang" dini pun pergi ke gudang yang sekarang di sulap jadi rumah dia, dini masuk ke dalam gudang dan melepaskan tas langsung merebahkan badanya di kasur.
"Ah punggung gue sakit banget, tadi hampir gak berenti cuci piring"
"aku harus kuat buat ngumpulin uang, takutnya aku di usir dari rumah ini jadi aku harus punya pegangan uang, ah jangan sedih dini Lo harus kuat!! Lo harus kerja keras biar sukses jdi gak nyusahin orang lain" karna dini tidak ingin larut dalam kesedihan meratapi nasibnya, dia mandi biar segar dan langsung istirahat.
makan malam pun datang, keluarga Kusuma sudah duduk di meja makan dengan keadaan makanan sudah di sajikan
" ayo makan" ucap tuan imam
"dini mana mah? Aku belum liat dia beberapa hari ini. Apa papa belum bolehin dini masuk rumah?" ucap kak caca
"iya mamah juga belum liat dini, apa dia masih di rumah temennya ya" ucap mama Fitri,
"gak ko mah tadi aku liat dari kamar dini udah pulang" ucap kak rian
"eh iya, maaf papa lupa belum ngomong ke dini kalo hukumannya udah selesai!!" ucap tuan imam
"bi..bi Imah" "iya tuan ada apa? panggil dini bilang ke dia kalo hukumannya sudah selesai" "iya tuan" bi Imah pun pergi untuk memanggil dini tokk.. tokk.. "non, non dini" bi Imah yang memanggil non dini, dini pun membukakan pintu " iya bi ada apa?" "non di panggil sama tuan untuk makan" "maaf bi bilang sama tuan aku sudah makan, dan aku tidak akan masuk lagi ke rumah itu, aku sudah nyaman di sini!" "non tap.." "bi maaf aku cape banget pengen tidur... maaf bi sungguh aku cape banget" ucap dini, yang memang sangat kelelahan dan badanya yang pegal - pegal "baik kalo begitu non, saya permisi" "iya bi" dini pun masuk ke dalam rumahnya lagi. bi Imah masuk ke dalam rumah utama, langsung mendapat pertanyaan dari nyonya Fitri "bi mana dini ko gak ada?" " maaf nyonya non dini sudah tidur, nona sepertinya kelelahan karna kerja kelompok" "kenapa kerja kelompok bisa cape sampai gak bisa makan?" "maaf tuan non dini bilang kalau dia sudah makan" "baiklah kalau begitu kita mulai makan" mereka pun makan dengan diam, mereka tidak tau kenapa saat mereka tau dini tidak ikut makan merasa ada yang kurang. Kenapa mereka baru sekarang merasakannya, waktu dulu saat dini makan dengan mereka dengan celotehannya mereka mengabaikannya dan malah memarahinya karna berisik, tapi sekarang mereka terlihat merindukannya. [ walaupun mereka terlihat tidak suka kepada dini, di dalam hati mereka sebenarnya masih ada rasa sayang kepada dini, namun karena mereka terlalu memprioritaskan Caca jadi mereka melupakan dan mengabaikan dini secara tidak sengaja ]
"kenapa perasaan ku terasa tidak enak hati, apa yang akan terjadi tuhan" mamah Fitri.