Seorang anak perempuan bernama Fionna Graciella yang berumur 21 tahun itu harus berkorban menggantikan posisi sang kakak yang enggan menikah dengan pria pilihan kedua orang tua nya itu
Akhirnya dengan sangat terpaksa ia pun menggantikan posisi sang kakak untuk menikahi pria yang tak ia cintai itu atas paksaan kedua orang tua nya.
Bagaimana kah kisah hidup nya?
Yuk baca!!
Hargai setiap karya dan segala usaha seseorang untuk menulis, sukai dan komentari ceritaku.
Terimakasih❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ndaagstinaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Bab 16. Demam
Fionna terbangun dari tidur nya karena Alvaro tertidur dengan sangat rusuh. Pria itu terus bolak balik karena tidur tidak tenang. Tentu saja membuat Fionna tertidur dengan tak tenang juga. Fionna menghela nafas dengan kesal. Kau slalu menggangguku. Gadis itu memukul Alvaro yang masih terpejam lelap itu namun tidak dengan posisi tidur yang nyaman, entah mengapa baru kali ini Alvaro tidur dengan posisi yang terus berubah sehingga membuat Fionna terbangun
Saat Fionna menyentuh tubuh suami nya, ia sangat terkejut. Badan Alvaro terasa sangat panas, Fionna pun meraba seluruh wajah dan leher Alvaro. Benar saja suami nya itu mengalami demam. Fionna pun segera mengecilkan suhu AC di kamar nya, lalu ia segera beranjak dari kasur untuk mengambil air kompresan di bawah
Dirinya meletakan handuk kompresan itu di dahi suami nya, malam ini ia tidur dengan sedikit tak tenang. Fionna terus menjaga Alvaro dari tidur nya itu, lalu ia menyelimuti seluruh tubuh Alvaro dengan perasaan cemas. Meskipun suami nya itu terlihat menyebalkan tetap saja ia khawatir dengan Alvaro yang tiba-tiba saja demam cukup tinggi itu
Waktu menunjukan pukul tiga malam, Fionna yang sangat mengantuk itu tak sengaja tertidur kembali.
Saat pagi tiba. Alvaro terbangun dari tidur nya, ia melihat Fionna yang tertidur dengan posisi bersandar di dada nya. Seketika Alvaro pun tersenyum kecil, ia yang merasakan sesuatu di dahi nya pun segera mengambil nya yang ternyata itu sebuah handuk kecil, ia mengkerutkan dahi dan terheran. Apa yang terjadi. Dengan sangat hati-hati Alvaro menaruh kepala Fionna ke bantal dengan perlahan, Alvaro pun segera bergegas ke dalam kamar mandi
Tentu saja gadis itu tak bangun dari tidur nya meskipun Alvaro meletakan kepalanya di bantal. Fionna bergadang semalam karena tak tenang meninggalkan Alvaro tidur. Sampai dimana ia tertidur sendiri.
Jam sudah menunjukan pukul delapan siang, Alvaro yang tak melihat Fionna turun ke bawah pun sangat terheran. Ia pun segera bergegas kembali ke kamar nya, ia terkejut melihat Fionna yang belum kunjung bangun, namun saat ia berniat tak mau mengganggu nya perlahan mata Fionna terbuka. Gadis itu bangkit dari tidur nya dengan mata yang masih terasa lengket, ia menggeliat dan menguap.
Alvaro tertawa kecil, sangat kebo. Fionna segera menoleh pada suami nya itu, hey asal kau tahu aku semalam bergadang karenamu. Tegas Fionna dengan kesal, Alvaro terdiam dan mengkerutkan dahi nya “Memang nya aku kenapa?”
Fionna menghela nafas dan menatap Alvaro dengan tatapan malas dan masih sedikit mengantuk.
“Kau semalam demam, dan tentu saja tak membuat tidurku tenang.”kata Fionna, lalu gadis itu pun segera beranjak dari kasur nya untuk pergi mandi. Alvaro masih terdiam dan berfikir sejenak
“Benarkah?”ujar nya sembari tersenyum, ia pun merasa senang Fionna mengkhawatirkan nya bahkan rela menjaga dirinya saat tidur.
***
Waah bibi sudah masak toh. Fionna tersenyum dan duduk di meja makan melihat hidangan makanan yang wangi itu.
“Enak saja, aku yang masak.”
Seketika Fionna terkejut dan menoleh ke arah Alvaro yang menghampiri nya itu. Iya nonya tuan yang masak untuk nyonya. Kata pelayan dengan senyuman kecil nya. What?!
“What whet whot. Udah cepat makan”
“Sejak kapan kau bisa masak”
Apa kau meremehkanku. Alvaro berkata dengan wajah yang mendekatkan ke wajah Fionna. Dengan cepat Fionna menjauhkan wajah Alvaro sembari menghela nafas
“Atas dasar apa?”
Alvaro duduk di kursi kosong samping Fionna, karena semalam ada yang bergadang menjaga tidurku. Kata Alvaro sembari tersenyum, Fionna memutarkan bola mata nya dengan malas, lalu ia pun segera menyicip masakan itu
“Astaga ini enak!”gumam Fionna sembari terdiam membeku, Alvaro berdehem dan membuyarkan lamunan Fionna. Enak kan. Pria itu mengangkat kedua halis nya dengan percaya diri
“Mungkin ini kebeutulan”
“Cih, kau meremehkan ku. Tentu saja aku bisa masak”Fionna menyantap makanan itu dengan sorot tatapan nya mengarah suami nya itu. Benarkah? Alvaro mencibir sembari menganggukan kepala nya “Sejak kapan”
“Sudah habiskan”
Fionna dan Alvaro pun sarapan bersama, tentu saja pria itu belum sarapan, ia menunggu istrinya itu turun dulu untuk sarapan bersama. Mereka pun menikmati sarapan itu dengan berselera
“Jujur, ini sangat enak”
“Aku tak salah dengar kan, kau memujiku.”
Fionna tersenyum sembari memutarkan bola mata nya dengan sedikit malas. Ya ini sangat enak. Fionna merasa bangga pada Alvaro yang ternyata ada bakat terpendam itu, Fionna meminum segelas air putih, lalu ia pun beranjak dari kursi meja makan untuk menuju ruang televisi. Ia duduk di sofa dan tak lama Alvaro menghampiri nya lalu duduk di samping nya
“Ku peringatkan untuk tidak menggangguku, wahai suami iblisku”kata Fionna sembari tersenyum, Alvaro terkekeh dan terus menatap istrinya itu dengan perasaan sesuatu
“Terimakasih Fionna”
Gadis itu segera menoleh pada Alvaro yang tiba-tiba mengucapkan hal seperti itu. Untuk apa. Alvaro meraih wajah Fionna dan mengusap nya dengan lembut. “Terimakasih soal semalam”
“O-h.. okey.”
Fionna masih diam membeku dengan tatapan nya yang mengarah ke mata coklat suami nya itu. Astaga jantungku! Fionna yang tak tahan seperti ini pun mengalihkan pandangan nya, saat ia beralasan untuk menghindari Alvaro. Alvaro pun segera menarik Fionna, kini posisi mereka pun sangat berjarak dekat. Alvaro terus menatap Fionna dengan aneh, Fionna benar-benar merasa ingin mati. Tatapan itu sangat membuatku salah tingkah! Gumam Fionna dengan jantung yang berdebar kencang itu
“Aku mencintaimu Fionna”
“A-lvaro!”
“Aduh aku ingin ke kamar mandi.”
“Aku benar-benar mencintaimu Fionna!”tegas Alvaro kembali dan berhasil membuat Fionna terdiam membeku. Entah ia harus berbuat apa, tapi ia bisa merasakan ketulusan itu di dalam diri Alvaro. Pria itu menatap dengan tatapan nya yang sangat tulus, ia terpaku dan tertakjub dengan ini, entah alasan apapun Alvaro mengatakan seperti ini. Ia mulai merasa bersyukur di cintai suami yang dulu nya ia kira tak mencintainya.
“Aku tak bercanda, aku mencintaimu.”
Fionna tersenyum dengan gugup, lalu ia meraih lengan nya untuk menyentuh hidung mancung Alvaro dengan lembut. Ia menoel hidung itu sembari tersenyum, gadis itu menganggukan kepala nya lalu berterimakasih pada Alvaro.
“Boleh aku memelukmu?”kata Alvaro lalu di balas anggukan sedikit gugup oleh Fionna, kedua nya pun berpelukan dengan tulus. Mengapa tiba-tiba Alvaro seperti ini, apa ada masalah?”
Alvaro memeluk begitu lama. Ia hanya merasakan ketakutan kehilangan Fionna. Ia benar-benar sudah terjatuh cinta di dalam pernikahan ini. Rasanya Alvaro sekarang harus memperjuangkan Fionna untuk tetap menjadi miliknya selama nya, Fionna perlahan melepas pelukan itu
“Alvaro”
“Apa ada masalah?”
Alvaro menggelengkan kepala nya dan tersenyum kecil, Fionna hanya terdiam dengan perasaan nya yang masih bertanya-tanya. Pria itu melirik ke arah ponsel nya, ia beranjak dari duduk nya dan mengatakan ada janji dengan teman nya, Fionna menganggukan kepala pada Alvaro yang baru saja pamit untuk pergi. Hati-hati. Alvaro tersenyum dan mengusap pucuk rambut Fionna dengan lembut
Lalu Alvaro pun segera pergi meninggalkan rumah, Fionna yang masih berdebar tak karuan itu ia jingkrak-jingkrak dengan perasaan salah tingkah nya. Astaga aku hampir mati. Fionna menggigit kuku dengan perasaan tak karuan, Alvaro benar-benar membuat nya merasa bingung, tiba-tiba saja pria itu bersikap seperti itu