NovelToon NovelToon
Possessive Leader

Possessive Leader

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Perjodohan / Cintamanis / Kehidupan di Kantor
Popularitas:20.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Net Profit

📢📢📢WELCOME DI AREA BENGEK NGAKAK GULING-GULING 😂😂😂

Jesi yang sudah terbiasa dengan kehidupan bagai sultan, harus kehilangan semua fasilitas itu karena ayahnya yang ingin membuatnya menjadi mandiri. Dalam sekejap ia menjadi seorang mahasiswi magang, dan dihadapkan dengan team leader yang ganteng tapi sayangnya galak.


"kalo aja lo itu bukan pembimbing magang gue, ogah banget dah gue nurut gini. Ini namanya eksploitasi tenaga karyawan."

"Aku tau, aku itu cantik dan menarik. nggak usah segitunya ngeliatinnya. Ntar Bapak naksir." Jesika Mulia Rahayu.

"Cantik dan menarik emang iya, tapi otaknya nothing. Naksir sama bocah seperti kamu itu impossible." Ramadhan Darmawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kang Ngamuk

Setelah keluar dari ruang divisi keuangan Jesi tak lantas pergi. Dia diam di depan ruangan sambil mengintip. Jesi tersenyum puas melihat semua anggota divisi yang saat ini menatap Mba Dina dengan heran. Hingga akhirnya Dina terlihat marah-marah pada semua anggota divisi. Entah apa yang mereka bicarakan di dalam sana, tapi dari sorot mata dan gerak gerik setiap orang Jesi bisa menyimpulkan jika hal yang tak menyenangkan sedang dihadapi Dina saat ini.

"Gue tuh masih baik, mba Dina. Makanya cuma nyindir-nyindir. Coba kalo gue liatin itu dokumen revisian yang dari mba kemaren? Mau ditaruh dimana coba itu muka?" Ucap Jesi lirih kemudian pergi dari sana.

Jesi berjalan dengan riang, sesekali ia bersenandung lirih. Melihat jam yang masih menunjukan pukul sepuluh dan pekerjaannya juga sudah selesai, Jesi memutuskan main ke divisi Raka.

"Nengokin Karak dulu sebentar ah. Dari pada gabut cuma nonton drakor." Ucapnya sambil menekan angka tujuh pada dinding lift.

"Permisi..." Ucapnya begitu masuk ke dalam ruangan divisi desain.

Raka yang sedang memberikan arahan pada karyawan menengok, ia seketika menghentikan aktivitasnya dan meminta karyawannya untuk melanjutkan pekerjaan sesuai dengan arahan yang baru saja ia berikan.

"Wih aqua gelas tumben kesini. Nggak nyasar kan?" Ledeknya.

"Duduk sini." Raka menepuk sofa di sampingnya.

Jesi masih mengamati ruang kerja Raka, jauh berbeda dengan ruang divisi keuangan ataupun ruangan si Karam. Ruangan ini terlihat lebih simple tapi elegan, berisikan beberapa prototipe produk dari hasil desain yang hendak di buat secara masal.

"Lucu-lucu botol sama mistingnya." Puji Jesi.

"Semuanya Karak yang bikin?" Tanyanya.

"Ya nggak lah. Nggak semua seratus persen desain gue. Ada beberapa desain anak buah gue, ada juga yang kombinasi desain beberapa orang. Intinya semua produk loveware yah hasil desain tim gue."

"Ya kalo itu mah aku juga tau. Kirain semua karya kakak gitu."

"Sebagian besar." Jawab Raka.

"Kenapa kesini tumbenan? Abis kena semprot Karam?" Tebak Raka.

"Hahaha... Nggak. cuma abis di usir aja, Kak. Abis jadi kurir berkas aku tuh. Mau balik ke atas lagi bete kerjaan aku udah abis. Mau ngajak ngobrol mba Naura dianya lagi sibuk. Tadi aku nonton drakor, bosen. Jadi abis nganterin berkas main ke sini aja. Nggak apa-apa kan? Boleh kan?"

"Boleh dong. Mau diem disini terus nggak usah balik ke si Karam juga boleh banget."

"Wah jangan dong, Kak. Ntar aku kena semprot Karam lagi. Aku cuma main bentaran lihat-lihat aja."

"Mau main lama juga nggak apa-apa." Timpal Raka.

Terlalu asik mengobrol dengan lama membuat Jesi lupa waktu. Niatnya hanya mampir sebentar eh dia malah kebablasan sampe jam makan siang. Pribadi Raka yang suka bercanda membuatnya nyaman, singkatnya Jesi merasa Raka dan dirinya satu server.

"Kita makan dulu ayo, biar gue tlaktir. Kemaren kan kagak jadi." Ucap Raka.

"Makan siang? Emang udah waktunya istirahat yah?" Jesi mengambil ponsel dari sakunya. Hal pertama ia lihat adalah jam yang menunjukan pukul dua belas kurang sepuluh menit beserta tiga panggilan tak terjawab lima menit yang lalu.

"Gila dah ini kang polis asuransi dari kemaren nelpon mulu!" Gerutunya.

"Kuy lah makan Karak, udah lapar nih akunya." Ucapnya pada Raka yang sedang mengangkat telpon.

"Karak ayo..."

"Nggak jadi lagi, Neng." Raka menjawabnya dengan lesu setelah mengakhiri panggilan.

"Loh kok nggak jadi sih?" Protes Jesi.

"Balik sana ke si Karam, dia udah marah-marah. Katanya lo di telpon kagak diangkat mulu. Buruan ditungguin!"

"Tapi Karam nggak ada nelpon aku kok, Kak."

"Eh tunggu-tunggu... Apa ini nomornya?" Jesi menunjukan kontak tanpa nama yang ia kira sales polis asuransi.

"Iya itu nomor si Karam. Udah buruan balik sana."

"Astaga naga dragon. Mampus dah gue. Mana ini orang kemaren gue katain sales polis." Umpat Jesi.

"Aku balik dulu, kak. Bye-bye..." Pamitnya kemudian berlari meninggalkan ruangan Raka.

Saat tiba di lantai sepuluh Jesi berhenti di meja Naura dan langsung meneguk cairan berwarna putih di gelas Naura.

"Eh..eh.." larang Naura tapi gadis itu sudah menandaskan isi gelasnya.

"Rasanya aneh." Ucap Jesi seraya meletakan gelas kosong.

"Lagian main minum aja kamu tuh kebiasaan, Jes. Itu susu ibu hamil tau!"

"Waduh." Jesi terkejut bukan main.

"Gimana ini Mba? Aku minum susu ibu hamil ntar aku mendadak hamil juga dong?" Lanjutnya sambil tertawa.

"Ya nggak gitu juga neng nong!"

"Canda, Mba." Balas Jesi.

"Karam nyariin aku Mba?" Tanyanya lagi.

"Iya. Sana gih masuk. Udah ngegas aja itu orang dari tadi. Lagian kamu juga disuruh nganterin berkas kenapa bisa sampe nyasar ke ruangan Raka coba?"

"Tadi main doang Mba, eh malah kebablasan. Aku masuk dulu deh." Seperti biasa Jesi merapikan pakaiannya dulu sebelum masuk.

"Udah, udah cantik sana masuk." Ledek Naura.

"Ish Mba mah!" Jesi berdecak kemudian berjalan menghampiri pintu.

Baru juga Jesi akan mengetuk pintu eh pintunya malah lebih dulu terbuka dari dalam hingga ketukan tangan Jesi justru mendarat di dada Rama.

"Mata kamu di taruh dimana hah?" Ucapnya ketus.

"Maaf Pak." Jesi tau Karam nya sedang dalam mode freezer jadi panggilan formal adalah pilihan terbaik.

"Nggak sengaja, pas aku mau ngetuk eh bapak malah buka pintu." Imbuhnya.

"Udah jangan banyak ngomong. Sekarang ikut saya, kita ada meeting penting."

"Satu lagi, kamu punya ponsel tuh di pake. Susah banget di hubungin. Disuruh nganter berkas malah klayaban!"

"Iya maaf, Pak. Nanti nomornya aku save deh. Aku kira sales asuransi soalnya nelpon mulu." Jawab Jesi.

"Makanya kalo ada orang nelpon tuh dengerin dulu, jangan asal tuduh langsung nyerocos terus di matikan!"

"Iya-iya, pak. Maaf. Aku save deh sekarang." Jawab Jesi kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku dan menyimpan kontak Karam. Kang ngamuk adalah nama yang ia berikan untuk kontak Rama.

"Udah aku save, pak." Jesi memasukan kembali ponselnya ke dalam saku.

"Iya." Jawab Rama irit.

"Kita berangkat sekarang!" Lanjutnya.

Jesi mengangguk, segera ia mengambil tas dan tabletnya.

"Aku berangkat dulu, mba." Pamitnya pada Naura.

"Iya sana. Nih bawa biskuit buat ganjel perut. Kamu belum makan siang kan?"

Jesi menerima biskuit pemberian Naura, "makasih, Mba."

Sepanjang perjalanan Jesi hanya diam sambil nyemil biskuit pemberian Naura. Dia takut kena semprot Karam yang sejak pagi bawaannya ngegas mulu, marah-marah nggak jelas. Jesi tak habis pikir kenapa Karam nya mendadak jadi freezer lagi padahal kemaren udah baik banget.

"Nanti jaga sikap kamu, jangan banyak bicara kalo nggak perlu. Cukup dengerin dan catat hal yang penting. Beliau rekan bisnis yang sangat saya hormati. Awas kalo kamu sampe bikin malu." Ucap Rama.

"Siap, Pak." Jawab Jesi.

.

.

.

jangan lupa pencet jempol, lope, sama komentarnya nggak boleh ketinggalan.

1
Markonah Salim
aku jd ilfeel klo gni ah. gk jd terharu krn kasus nikah. ini hl sakral kok jd mainan. tau sekolah jas jus
destiana
Luar biasa
Khairul Azam
itu nanti si rama di rumah gak makan 🤣🤣🤣
Khairul Azam
didunia nyata mumet, baca novel ini jd menghibur ketawa aja 🤭🤭
Khairul Azam
itu bapaknya jas jus yg mau ditemuin 🤣🤣🤣
irma hidayat
zydan nya juga nyuruh aborsi biarkan dulu nginap diprodeo
irma hidayat
good ayah burhan
irma hidayat
makanya hidup tuh jangan jahat Dina,raya yg dituai psti sesuai perbuatan
Khairul Azam
aku lagi maskeran, baca ini langsungvretak maskerku 🤣🤣🤣
irma hidayat
hamil kayanya jasjus
Khairul Azam
itu emang disengaja jes sama ayah km, 😅😅😅
irma hidayat
ayo Jes upload aja buku nikahnya biar mereka shok
Khairul Azam
udah bener bapaknya membatasi uang jajan anaknya, anaknya dimanfaatin
endang nastusil
Luar biasa
Reni Reni
Kecewa
Reni Reni
Buruk
Jennifer Jatam
Luar biasa
Jennifer Jatam
Biasa
irma hidayat
Shok jasjus saat tau calon suaminya
irma hidayat
bikin hati jadi nano nano puny asisten kaya jasjus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!