" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Menurut peta yang diterangkan secara kasar oleh madam flower tadi, ruangan gym berada di lantai 1. Berdekatan dengan ruang teater.
Clara menemukan lokasinya dengan mudah dan segera membuka pintunya.
“ haaaahhh,, ini sungguh pemandangan yang sangat luar biasa.”
Begitu ia membuka pintu, ia langsung disuguhi pemandangan berbagai macam alat fitness yang standar untuk ruang gym mini di dalam rumah.
Alat Treadmill, Sepeda statis bahkan Barbel dengan beberapa beban yang berbeda ada di dalam sana. Clara segera masuk dan udara penuh tantangan segera memasuki indera penciumannya.ia sangat menyukai suasana seperti ini.
Clara mengusap peluh sayang pada mesin Treadmill yang berdiri kokoh itu. Semangat Clara semakin membara. Kini ia bisa lebih menjadwalkan dietnya dengan lebih baik.
Untuk jogging, sepertinya ia hanya harus berkeliling area perumahannya ini. Ini lebih dari seratus hektar! Dia tidak akan bisa mengelilinginya meski membutuhkan waktu sehari!
Clara berhenti mengagumi area Gym pribadinya. Kini ia beranjak ke area dapur yang ada di lantai 1. Dapur juga ada di lantai 3. Clara membuka kulkas dan isinya ternyata kosong. Ia hanya bisa meringis. Apa yang bisa diharapkan dari rumah yang sudah ditinggal pemilik aslinya selama hampir sebulan lebih? Ia hanya tinggal berbelanja kebutuhan sehari – harinya nanti.
Clara mengakhiri tour pribadinya. Ia segera mengunci gerbang menggunakan kartu aksesnya lalu mulai mengayuh sepedanya kembali menuju ke kontrakannya. Sebagai penyewa yang baik, ia juga harus berpamitan dengan baik. Lagipula ia sudah lama mengontrak di sana.
Clara mengemasi barang – barang yang dianggapnya penting. Sebenarnya hampir tidak ada yang bisa dibawa selain buku – buku pelajarannya dan sebuah bingkai foto yang berisi gambarnya bersama dengan semua penghuni panti asuhan. Clara asli menggunakan foto ini sebagai penyemangatnya ketika ia mulai putus asa dengan kehidupannya di sekolah.
“ besok, besok aku akan mengunjungi keluargamu. Izinkan aku untuk mengenal dan menjaga mereka,” gumam clara pada dirinya sendiri. Kata – kata ini tentu saja diperuntukkan untuk jiwa asli Clara.
Clara selesai mengepak barangnya dan hanya menjadi 1 kardus minyak dan juga sebuah tas ransel yang besar. Ia hanya membawa buku dan bajunya yang tidak seberapa,sementara barang – barang yang lain ia tinggalkan.
Clara segera bergegas untuk berpamitan kepada pemilik bangunan. Ia juga tidak lupa pamit kepada bibi penjual makanan yang berada di depannya. Bagaimanapun mereka adalah orang – orang yang sudah baik terhadap pemilik tubuh asli.
Clara kembali mengayuh sepeda dengan membawa beban tambahan. Ia mengayuh sepeda dengan santai sementara ia juga bisa menikmati suasana sore hari yang indah. Setelah ini,kehidupannya akan segera dimulai.
...****************...
Clara sudah mulai bermalam di rumah barunya. Ia bahkan sudah menengok kuda – kuda peninggalan sang pemilik rumah yang lama.
Beruntung pemilik lama memiliki koneksi untuk menyediakan rumput – rumput yang segar. Mereka akan dikirim setiap 2 hari sekali. Hal ini juga sudah dijelaskan oleh madam flower kemarin.
Hari ini, Clara akan mengunjungi panti asuhan ‘Miracle’,tempat tubuh asli dirawat dan dibesarkan. Clara cukup excited saat akan menemui keluarga Clara yang asli. Ia merasa bahagia dan gugup secara bersamaan. Bagaimana ia harus bersikap di hadapan mereka? Bagaimana jika mereka tahu jika yang berada di tubuh ini bukanlah Clara mereka yang mereka sayangi?
Clara tidak lupa membeli beberapa kebutuhan pokok untuk panti. Berkarung – karung beras dan juga gandum. Makanan kaleng seperti sarden serta box box susu untuk adik – adiknya yang baru. Bahkan Clara tidak segan mengeluarkan biaya untuk membeli buku dan keperluan sekolah lainnya. Ia malah lebih kalap dalam membelikan kebutuhan untuk panti daripada untuk dirinya sendiri.
Clara menyewa mobil box untuk mengangkut barang belanjaannya. Dengan mengandalkan ingatan dari pemilik tubuh aslinya,ia akhirnya mengarahkan sepeda yang diikuti oleh mobil box di belakangnya menuju ke sudut terpinggir kota new york.
Saat memasuki gerbang depan, Clara sudah disambut oleh pemandangan beberapa anak kecil berusia 7-10 tahun yang sedang bermain dengan gembira. Tawa lepas seakan menghiasi halaman gedung panti yang berdiri dengan kokoh.
Meskipun tidak begitu besar tetapi bangunan itu tampak kokoh. Mampu menahan hujan serta angin hingga semua orang akan merasa aman saat berada di dalamnya.
Clara segera menghentikan sepedanya ketika beberapa anak berkerumun menuju ke arahnya. Beruntung ia sudah mendapatkan sebagian ingatan pemilik asli bagaimana ia bersikap di depan adik – adik pantinya ini.
“ Kakak Clara,”
“ Kak Clara,”
“ Ayo main, kak”
“ Wah kakak akhirnya datang juga,”
“ Kakak,”
“ Kakak,”
Suara riuh rendah anak – anak yang bersahutan memanggil Clara bahkan terdengar sampai dalam panti. Madam Mauren keluar dan tersenyum hangat saat ia melihat punggung salah satu anak asuh kebanggaannya tenggelam di kerumunan anak – anak.
“ Oke oke, nanti kita main. Mari kita turunkan semua barang dari dalam mobil sana, kakak punya hadiah untuk kalian semua,” ucap Clara menengahi kerumunan yang tidak ada habisnya.
Mendengar kata hadiah dari Clara, anak – anak itu sontak bersorak gembira. Clara meminta seorang anak yang lebih tua untuk mulai membongkar muatan di dalam mobil box di bantu dengan beberapa pengurus panti.
Clara berjalan menuju ke arah madam Mauren yang tersenyum hangat di wajahnya. Tatapan yang cerah dan penuh dengan kerinduan jelas tercetak di raut wajah wanita paruh baya itu.
Usia madam Mauren sudah hampir 50 tahun. Ia mendirikan panti Miracle ini ketika ia masih berusia 30 tahun. Saat itu anak dan suaminya meninggal karena kecelakaan dan hanya menyisakan harta yang akhirnya digunakan untuk membangun sebuah panti asuhan. Madam Mauren berpikir jika pembangunan panti asuhan ini adalah untuk mengenang anak dan suaminya. Ia bahkan tidak pernah berpikir untuk menikah lagi. Kehidupannya di habiskan dengan mengelola panti ini.
Sekarang, sudah ada beberapa pengasuh yang menjadi relawan. Ada juga beberapa anak mahasiswa yang sukarela menjadi tenaga guru untuk mengajari mereka membaca dan menulis hingga akhirnya mereka dimasukkan ke sekolah dasar.
Juru masak ada 2 orang serta ada 5 orang yang mengurusi hal – hal lain. Panti asuhan ini sekarang menampung sekitar 20 anak dengan berbagai usia. Clara adalah yang paling tua hingga saat ini. Dulunya ada beberapa kakak angkat cara tetapi mereka semua sudah di adopsi dan sebagian lagi merantau setelah menyelesaikan pendidikannya. Mereka semua tetap mengingat dari mana asal mereka dan selalu rutin mengirim uang bulanan untuk adik – adik mereka yang lain.
Selain dari beberapa donatur yang tetap, dari sanalah (kiriman anak – anak rantau panti) sumber dari keuangan panti yang digunakan madam Mauren untuk membiayai sekolah dan juga kebutuhan sehari – hari mereka.
“ nak,kamu akhirnya datang,”