Diana, gadis 18 tahun, menemukan kebenaran tentang keluarganya yang sebenarnya setelah 18 tahun hidup bersama keluarga angkat. Dengan kalung berlambang keluarga Pradana dan foto keluarga aslinya, Diana berangkat ke kota besar untuk mencari kebenaran.
Di kota, dia bertemu dengan pemuda misterius yang membantunya mencari alamat keluarga Pradana.
Apakah diana akan menemukan keluarganya?dan siapakah pemuda yang sangat baik membantunya,lanjutkan membaca jika ingin tahu kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasna alna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Adel merasa senang saat rencananya berhasil. Menggagalkan pernikahan Diana. Dia akan merayakan keberhasilan itu dengan pergi ke bar. Dia minum alkohol dalam jumlah banyak.
Disaat yang sama mantan kekasih Adel datang. Dia melihat Adel yang sudah terlihat sedikit mabuk.
"Wah wahh ada mantan tercantikku disini. Ada masalah apa cantik?"
"Tidak ada, aku merayakan sesuatu yang membuatku bahagia." Adel tertawa kecil.
"Bagaimana untuk melengkapinya kita bisa tidur bersama?" "Baiklah,anggap saja ini jatah mantan untuk yang terakhir.."
Merekapun menuju kesalah satu kamar VVIP. Dicky memapah tubuh Adel. Ditaruhnya di atas ranjang. Dia menggagahi tubuh itu dengan suka cita. Tubuh yang sudah beberapa tahun ini dia masuki.
Adel yang setengah sadar menikmati dengan senang hati. Tak lama Dicky memiliki ide. Dia menelfon beberapa temanya untuk masuk kedalam kamar. Tak berselang lama 3 pria masuk dan menatap buas ke arah Adel yang sudah tela*ja**. Mereka mengeksekusi tubuh itu. Pemiliknya sangat menikmati.
Keesokan harinya Adel merasakan pegal dimana mana. Tubuhnya terasa remuk. Dia tertatih tatih membersihkan diri.
15 menit berlalu. Adel sudah seperti semula, dia berjalan santai meninggalkan kamar itu. Memasuki sebuah mobil merah miliknya.
Dia menuju ke kediaman Pradana tempatnya tinggal saat ini. Saat berjalan menuju kamarnya,ada yang tidak dia sangka, Axcel baru saja meninggalkan kamar Diana dengan tersenyum bahagia.
"Apa apaan ini?rencanaku gagal?" Ucapnya menggerutu.
Tak lama Adel sudah berganti kepakaian santainya. Dia berpapasan denga Diana.
"Huhh sudah aku bilang, axcel belum move on dari kekasihnya.. kamu masih mau melanjutkannya?" Ucap Adel mengejek.
"Bukan urusanmu!"
Adel yang tak terima dia mendorong tubuh Diana saat berada diatas tangga. Hal tak terduga terjadi, Diana menarik tangan Adel, dan menyebabkan adel yang tergelincir kebawah.
Diana merasa bersalah dan bergegas menuruni tangga melihat kondisi Adel. Walaupun dia benci dengan Adel, bukan ini yang dia mau.
Arin melihat kejadian itu tertiak histeris. Dia memanggil beberapa pelayan untuk membawa Adel kerumasakit.
Dirumasakitt..
"Keluarga pasien?"
"Iya saya dok" ucap Arin mendekati sang dokter.
"Tidak ada luka serius mungkin hanya syok, sementara dirawat dulu dirumasakit." Jelas dokter
"Baik dokter"
Arin memasuki kamar rawat Adel dengan wajah sendu. Dia tidak tega melihat anak yang dia besarkan terbaring lemah. Beberapa saat mata Adel membuka. Dia menunjuk Diana dengan wajah yang dia buat ketakutan.
Diana bingung kenapa Adel begitu. Arin pun juga.. tak berselang lama pramono datang bersama Regas. Mereka cukup prihatin dengan kondisi Adel.
"Maaa aku takut sama dia" ucap Adel menatap Diana.
"Kenapa sayang?" Tanya Arin
"Dia berusaha mencelakaiku mama" disusul dengan tangisan kencangnya yang membuat mereka semua tersentuh.
"Jelaskan Diana ada apa sebenarnya" ucap pramono.
"Aku nggak ngapa-ngapain kok. Dia aja yang mau dorong aku ketangga tapi malah senjata makan tuan." Ucap Diana enteng.
"Kamu kenapa tega berbohong Diana... Kamu sudah dorong aku. Aku jatuh karena kamu tidak suka aku masih dikediaman Pradana." Adel membuat wajahnya sesedih mungkin untuk menarik perhatian kedua orangtuanya.
"Jawab jujur Diana, apa benar yang dikatakan Adel?"selidik Arin.
"Aku sudah berkata jujur, jika kalian percaya rubah licik itu,terserah kalian" Diana meninggalkan mereka semua.
"Tunggu! Minta maaflah dengan Adel Diana. Kamu tidak kasian dia terbaring lemah disini karena ulahmu?" Ucap Arin dengan suara agak meninggi.
Diana tidak habis fikir dengan Arin. Selalu saja percaya kepada rubah itu.
"Kalau kamu tidak mau meminta maaf. Mama tidak akan datang ke pernikahanmu!" Lanjutnya.
"Silahkan saja, kalian bebas memilih pendapat kalian!" Diana berbalik meneteskan air matanya. Dia yang baru beberapa bulan mendapatkan kasih sayang orang tua kandungnya sekarang harus menelan pil pahit. Dia tidak dipercaya bukan?