NovelToon NovelToon
Suamiku Bad Boy

Suamiku Bad Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Romansa
Popularitas:575.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: chibichibi@

Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.

Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.

Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.

Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab#24. Solat Berjamaah Perdana.

"Masyaallah, kenapa Abang Zakaria begitu tampan, ya allah? Buat gemas saja! Tapi, Annisa malu. Karena sudah mendahului untuk menciumnya," batin Nadia sebelum ia keluar dari kamar mandi.

Pada saat menuju kamar, Annisa melihat Choki yang sedang menjemur pakaian mereka di belakang rumah.

"Masyaallah. Annisa gak nyangka ternyata kamu cepat belajar. Begitu cepat ya Allah, KAU membolak-balikkan hati manusia," gumam Annisa pelan.

Kemudian dia memanggil Choki.

"Sini biar Annisa gantikan. Abang Zakaria mandi sana," ucap Annisa.

Choki menoleh dan terpaku, melihat Annisa yang sudah kembali segar dan berseri-seri.

" Aduh, jangan melihat Annisa seperti itu," batinnya di dalam hatinya. Ketika, pria berwajah kebulean di hadapannya menatapnya tanpa kedip.

Terlihat raganya berdiri gelisah, karena suami tampannya itu terus menatapnya.

"Akhirnya, gue bebas melihat kamu sepuasnya Annisa. Memandang kecantikan yang sengaja kamu sembunyikan dari dunia. Bebas, menikmati bulu matamu yang lentik, kilau matamu yang memabukkan. Menyentuh kedua pipimu yang halus, dan ... ah! Pada akhirnya bibir itu pun kurasakan juga," batin Choki pelan dahinya. Ia tertawa kecil lantaran otaknya terus travelling semenjak adegan ciuman tak terencana tadi.

Deg.

Jantung Choki dan Annisa kembali berdetak kencang.

Kejadian tadi, adalah kedua kalinya mereka bersentuhan skin to skin. Baru tangan saja, Annisa merasa seperti tersengat. Entah bagaimana dengan tadi.

Apaan, menikmati gitu kan. 😁

Ternyata apa yang ia impikan dan inginkan. Tidak semudah itu kenyataan dalam menjalankannya.

Gelisah, ketika Annisa memikirkan dimana tiba waktunya nanti menjalankan kewajiban mereka berdua.

Ah, Annisa merasa jika seluruh tubuhnya menjadi memanas. Untuk teori mungkin ia tau karena pernah membaca kitab di pesantrennya dulu. Karena dalam ilmu fiqih banyak sekali menceritakan serta mengajarkan ilmu pasutri, alias pasangan suami istri.

Satu hal yang Annisa bayangkan saat ini adalah, ketika tiba prakteknya. Apakah, ia bisa? Apakah, keadaan ini harusnya dibicarakan antara dirinya dengan Zakaria, sang suami.

Ah, suami.

"Ya Allah, bagaimana ini? Jantung Annisa berdegup tidak karuan, bahkan untuk bernafas saja terasa sulit," gumam Annisa di dalam hatinya sambil terus berjalan mondar-mandir di dalam kamar karena ia sangat gugup.

Di saat hati belum juga tenang, akan tetapi pintu kamar tiba-tiba saja sudah kembali terbuka. Menampakkan satu sosok pria tampan yang begitu segar dengan rambutnya yang basah.

"Masyaallah. Indahnya ciptaan mu ya Robb!"

Annisa sekilas terpukau. Karena wajah tampan yang basah itu, disertai air yang menetes dari poni. Membuat aura ketampanan suaminya itu naik hingga level tertinggi.

Bisa di bilang Hot mungkin, kalau di samakan dengan bon cabe. Karena untuk kedua kalinya Annisa melihat bentukan postur atletis itu.

Annisa mematung sesaat. Ketika melihat Choki yang hanya mengenakan handuk melilit menutupi area pinggangnya ke bawah. Sementara, bagian tubuh bagian atasnya terekspos sempurna. Ah, roti sobeknya menggoda. Allahu Akbar!

Please, jangan bayangin.

Sementara itu, Choki menatap kearah istri menggemaskan di hadapannya itu dengan penuh arti. Ia yang hanya mengenakan handuk saja, berjalan dengan santai ke samping tempat tidur. Dimana, Annisa, rupanya telah menyiapkan setelan gamis turki untuknya.

Choki pun kembali menoleh kemudian tersenyum sekilas untuk melihat Annisa yang tersipu dengan kedua pipi yang kemerahan.

Tanpa ada yang tahu keduanya saat ini sedang menahan nafas mereka. Mencoba mengendalikan desiran hangat yang tiba-tiba menyusup melewati aliran darah pada tubuh keduanya.

"Gimana kalo terpesonanya pending aja buat nanti. Sekarang ... Kita solat dulu, yuk."

Choki berkata tepat di depan wajah Annisa, kemudian meniup pelan mata yang terpaku menatapnya.

Tentu saja kedua bulu lentik di kelopak mata Annisa, langsung berkedip-kedip lucu.

"Ya Allah, gemesin banget sih. Yok ah cepetan solat!" titah Choki lagi.

Pemuda itu perlahan hapal kapan saja waktu-waktu solat. Apalagi, kontrakannya yang sekarang cukup dekat dengan musholla. Sehingga suara kumandang adzan cukup jelas terdengar.

Annisa tersenyum manis.

Hatinya berdesir hangat ketika, Choki yang lebih dulu mengingatkannya akan ibadah lima waktu ini.

"Tetapi, aku belum hapal betul surah pendeknya. Baru, Al-fatihah saja. Apakah boleh aku berdiri di depanmu sebagai imam?" tanya Choki dengan mimik wajah serius.

"Insyaallah boleh. Kan Abang Zakaria adalah laki-laki yang memang memiliki tempat sebagai pemimpin. Satu hal lagi, Al-fatihah adalah salah satu rukun solat yang paling utama. Annisa sangat bersyukur, sampe mau nangis ini," ucap Annisa seraya mengusap bulir air di ujung matanya.

"Alhamdulillah. Selepas ini, bimbing aku ya Annisa. Ajarkan aku tentang agama yang di abwa oleh Rosulullah ini," ucap Choki dengan mata yang berkaca-kaca.

"Insyaallah, Abang. Insyaallah." Kali ini Annisa tak sanggup lagi menahan derai air matanya.

Hatinya sangatlah tersentuh mendengar niat dari pemuda yang secara mendadak Allah takdirkan menjadi suaminya.

Meskipun, penyatuan keduanya dibumbui dengan rumor dan sebuah dugaan.

Annisa yakin, apapun yang terjadi dalam kehidupannya adalah atas rencana Allah dan telah menjadi sebuah ketetapan suatu takdir.

Choki tersenyum puas.

Wajahnya menatap lurus ke atas sajadah.

Hatinya bergetar kala untuk pertama kalinya ia berdiri di bagian depan untuk memimpin solat.

Ibadah yang sejak kecil ia tak ingat apakah pernah menjalankannya atau tidak. Tetapi, seingat Choki semenjak dirinya baligh, ia tak pernah berada untuk sujud di atas sajadah ini.

Bahu kekar itu bergetar hebat pada sujud terakhir dalam rokaat solatnya.

Choki menumpahkan segala permohonan ampunan pada Tuhannya petang ini.

Annisa menengadahkan tangan mengucap syukur banyak-banyak.

Betapa karunia Allah sangat luar biasa indah dan tak terduga.

"Bertemu denganmu. Adalah rencana Allah untuk mengembalikanku ke jalan–NYA. Jika saja pada malam itu Bopeng tidak mengejarku dengan tembakan, mungkin sampai saat ini aku ... tidak akan pernah merasakan nikmatnya bersujud," ucap Choki dengan sisa tangisnya.

Annisa, memberanikan diri untuk mengulurkan tangannya pada wajah yang sedang menunduk itu.

Jemarinya terus bergerak lembut mengusap pipi basah yang sejak tadi dialiri air mata taubat.

Perasaan keduanya sudah tidak setegang tadi. Kini debar jantung pun sudah bisa bekerja sama dengan baik.

Mereka berdua, melaksanakan solat berjama'ah dari Maghrib sampai Isya. Lalu, selepas solat Annisa memutuskan untuk mendampingi Choki membaca suroh pendek. Annisa menggunakan juz amma agar Choki lebih mudah belajar.

Ternyata kegiatan itu secara tak langsung telah mengurangi kegugupan mereka berdua.

Kedekatan mereka seakan tercipta secara natural, terlihat dari interaksi keduanya yang mulai bercanda.

"Duh, sakit! Dari tadi di tarik mulu telinganya," protes, Choki dengan bibir yang di majukan.

"Kan udah perjanjian, kalau salah ya di hukum," kilah Annisa, seraya tersenyum jahil.

"Hukumnya yang lain aja napa Bu guru, yang enak gitu," bantah Choki.

"Mana ada hukuman yang enak. Nanti gak kapok muridnya," sahut Annisa lagi.

"Ada kok. Hukumannya spesial."

"Seperti apa?" heran Annisa. Manik matanya menelisik pemuda di depannya ini.

"Ya, misalnya ... di cium gitu," goda, Choki. Tentu saja hal itu lantas membuat kedua pipi Annisa menjadi merah merona.

"Mana ada ih? Genit dasar!" tolak Annisa, sambil manyun.

Ekspresi Annisa itu membuat Choki tergelak sambil memegangi perutnya.

Tak lama kemudian, kedua pasang manik mata itu saling mengunci, Annisa lebih seperti tenggelam dalam pesona ketampanan pemuda di hadapannya ini.

Cahaya mata di hadapannya ini seakan menariknya untuk mendekat dan masuk ke dalamnya. Sedangkan Annisa ternyata juga telah  terhanyut oleh setiap sentuhan lembut dari jemari suami tampannya ini. Di mana, jemari Choki tengah menari menyusuri wajahnya.

Sentuhan itu pun, perlahan beralih pada bibir merah muda milik Annisa. Entah sejak kapan, jarak dari wajah keduanya pun semakin terkikis. Membuat mereka semakin dekat dan dekat.

Bahkan, embusan napas hangat dari Choki seakan menyapu ke depan wajah tanpa make up, Annisa Meizani. Tetapi, justru kecantikan Annisa menguar lantaran kealamiannya itu.

Hingga sepersekian detik kemudian.

Kedua bibir mereka sama-sama bertemu untuk kedua kalinya.

Basah, hangat dan manis.

Itulah yang keduanya rasakan saat ini.

Sesaat, keduanya bagaikan dibuat mabuk dan lupa. Saling menikmati pertemuan syahdu hingga keduanya semakin terbawa suasana.

Meskipun tak ada yang pengalaman dalam hal ini dari keduanya. Akan tetapi, naluri menuntun untuk saling memberikan yang terbaik.

Kedua mata Annisa pun membulat sempurna, ketika Choki menyusupkan tangannya ke bawah mukenah.

"Abang Zakaria ...!" teriak Annisa sontak melepaskan dirinya sebelum mereka melakukan hal yang lebih jauh lagi.

Sungguh, mental dan hatinya belum lagi siap untuk ini.

"Maaf, Annisa."

...Bersambung ...

1
Rokhmi Nur Hidayati
syukur Alhamdulillah semua kehendak Gusti Allah
Rokhmi Nur Hidayati
yg kaku seperti paku menjadi tali/benang selentur"nya🙂🙂🙂
Rokhmi Nur Hidayati
alhamdulillah kehadiran Anisah memperbaiki klg bang Choki apalagi...hadir Choki yunior ter utama tuh kesombongan sang papa🥰🥰🥰
Rokhmi Nur Hidayati
orang muslimin/muslimat karena Allah pasti akan sll dilindungi dan dijaga dari mara bahaya
Rokhmi Nur Hidayati
mungkin busuh lama balas dendam blm terbayar
Husna
setelah sekian lama cuti dulu baca novel,eh sekali nemu cerita, ceritanya seru banget and nggak muluk2 sama alurnya jadi semangat tuk baca novel lagi...😀😀
Rokhmi Nur Hidayati
seseorang yg bembeci dan dijahat di kasari dibalas dgn sikat baik dan sabar terbalik orang yg benbecinya akan malu sendiri dan tidak mengenakkan diri sendiri
Asus Zen5
Luar biasa
Arin
/Heart/
Apriana Suci
Luar biasa
☠☀💦Adnda🌽💫
Alhamdulillah akhirnya happy ending 🥰🥰
☠☀💦Adnda🌽💫
waduw mama Eli niat banget y mata "in anaknya ....orng KY mah bebas 😁🤭
☠☀💦Adnda🌽💫
kuat Anissa kamu pasti bisa sabar y ngadepin suami yg nggak jelas 😁🤭
Rokhmi Nur Hidayati
manusia/hamba Allah tidak ada
Rokhmi Nur Hidayati
pelan" seperti bayi awal ga' mungkin bisa langsung lari ada prosesnya
Rokhmi Nur Hidayati
🥲🥲😁😁😁
Rokhmi Nur Hidayati
wah lagi pemanasan😵‍💫😵‍💫😵‍💫🥴🥴🥴
Rokhmi Nur Hidayati
ortunya

nya blm sadar pikiran dan hati hanya dunia beserta materi ya hanya doa anak Soleh Solehah ygjelas juga karena Pencipta yg menentukan🙂‍↕️
Rokhmi Nur Hidayati
dari dulu ortu Choki sudah terbungkus somson syukur anaknya ditakdirkan jadi suami wanita muslimah bisa menuntun jalan yg lebih baik
Rokhmi Nur Hidayati
harapan Choki ortunya bisa merasakan masakan menantu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!