NovelToon NovelToon
HarMoni Langit

HarMoni Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Beda Dunia / Wanita Karir / Kehidupan alternatif / Romansa / Roh Supernatural
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: S.Prayogie

Langit yang sangat mencintai Monica merasa tidak bisa melupakannya begitu saja saat Monica dinyatakan meninggal dunia dikarenakan kecelakaan yang tiba-tiba. Diluar dugaan, arwah Monica yang masih penasaran dan tidak menerima takdirnya, ingin bertemu dengan Langit. Dilain tempat, terdapat Harra yang terbaring koma dikarenakan penyakit dalam yang dideritanya, hingga Monica yang terus meratapi nasibnya memohon kepada Tuhan untuk diberi satu kali kesempatan. Tuhan mengizinkannya dan memberinya waktu 100 hari untuk menyelesaikan tujuannya dan harus berada di badan seorang gadis yang benar-benar tidak dikenal oleh orang-orang dalam hidupnya. Hingga dia menemukan raga Harra. Apakah Monica berhasil menjalankan misinya? apakah Langit dapat mengenali Monica dalam tubuh Harra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Prayogie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 : GADIS BERGAUN KUNING

..."Ini bukan tentang aku yang mengejarmu. Namun pesonamu menarikku terlalu dekat untuk sekedar mengetahui siapa dirimu"...

...----------------...

Harra membaca sesuatu di tabletnya dengan tatapan mata yang serius. Satu demi satu kalimat yang ada disana tak luput dari perhatian Harra. Setiap foto dan detail berita yang tertera akan selalu diperbesar agar dia bisa melihat semuanya dengan lebih jelas.

"Wahh-- Jujur sih aku nggak nyangka kalau dia punya kisah seperti ini" Aldo meminum kopi sambil menggelengkan kepala.

Aldo melirik Harra sekilas yang masih tenggelam dengan laporan yang ditugaskan Harra kepadanya.

"Segitunya kamu tertarik sama dia?" tanya Aldo dengan wajah penasaran.

"Monica?" kata Harra sambil melihat foto seorang gadis yang tampak menggunakan toga wisuda bersama Langit yang berada tepat disampingnya.

"Iya-- Cewek itu Monica. Hmm-- Bisa dibilang dia tunangannya Langit. Orang yang membuat Langit sangat jatuh cinta dan sekaligus menjadi seperti saat ini, tak berperasaan. Setauku, Langit dulu tidak seperti ini. Sahabat dekat Langit dan Monica adalah rekan kerjaku" kata Aldo dengan santai.

"Pertemukan aku dengan dia" kata Harra dengan cepat sambil menatap mata Aldo.

Mata Harra tampak melebar pertanda dia serius dengan apa yang dikatakannya.

"Siapa? Langit? Monica? Khrisna?" tanya Aldo kebingungan.

"Semuanya-- Kecuali Langit" kata Harra menjawab.

"Kamu belum membaca semuanya?" tanya Aldo dengan wajah tak mengerti.

Harra terdiam tidak menjawab Aldo sambil mengerutkan keningnya.

"Oke-- Khrisna, Aku akan mengatur jadwal kalian ketemu. Tapi-- Monica? Bagaimana bisa?" kata Aldo sambil menatap Harra.

"Kenapa? Aku bukan pelakor kalau aku tahu Langit sudah punya tunangan" kata Harra sambil melipat kedua tangannya.

"Bukan-- Bukan masalah pelakor--" kata Aldo sambil menggelengkan kepalanya.

Lalu Aldo mengambil tablet Harra yang terletak diatas meja dan menunjukkan halaman yang sepertinya belum dibaca Harra. Aldo menunjukkan kepada Harra sambil mengetukkan jarinya.

Harra lalu melihat sesuatu yang ditunjuk oleh Aldo dan terdapat foto jalanan yang penuh kerumunan orang. Harra membaca setiap tulisan yang ada dibawah foto itu dan matanya terbelalak lebar.

Diakhir kalimat itu terdapat foto Monica yang mengenakan dress tule berwarna kuning lembut yang menjadi sebuah headline berita tentang berita kecelakaan yang menimpanya.

"Monica sudah meninggal Harra. Kamu nggak bisa menemui dia. Langit berhenti balap karena cintanya kepada Monica. Dan saat dia hampir memutuskan untuk kembali, Monica mengalami kecelakaan, akhirnya Langit memutuskan untuk tidak pernah kembali lagi ke dunia balap" kata Aldo menerangkan.

Harra masih tertegun melihat foto gadis yang ada di layar tabletnya. Wajah yang tidak asing baginya. Seorang gadis yang setiap malam ditemuinya, dimimpinya.

...----------------...

"Aku akan mengambilnya" kata Langit sambil menyodorkan proposal didepan kakaknya.

Viona melirik sekilas proposal yang diletakkan oleh Langit, saat dia membaca proposal milik siapa yang ada di atas meja itu, Viona segera meletakkan cangkir tehnya dan mengambil proposal itu cepat.

"Serius? Janji nggak ditarik? Beneran kan?" kata Viona berkali-kali memastikan sambil memeluk erat proposal itu.

"Tapi aku mau running bulan ini atau nggak sama sekali" kata Langit sambil bangkit dari sofa.

"Besok-- Besok aku pastikan running perencanaan" kata Viona dengan yakin.

Langit tersenyum melihat antusias kakaknya itu.

"Kamu dikasih apa sih kak sama dia?" kata Langit sambil menggelengkan kepalanya.

Viona hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya dan berlari keluar dari ruangan Langit secepat kilat sebelum adiknya itu berubah pikiran tentang keputusannya.

Langit menghembuskan nafas berat sambil tertawa kecil melihat tingkah kakaknya itu. Langit lalu menyandarkan punggungnya di kursi kerja. Dia membuka laci untuk mengambil penanya guna menandatangi beberapa berkas, hingga matanya terpaku pada sebuah kunci yang disimpan rapi didalam box. Kunci motornya yang sudah lama tidak dia pegang.

Langit tertegun sesaat sambil melihat kunci itu, dia segera menutup laci mejanya dengan keras dan kembali memusatkan pikiran kepada pekerjaan yang ada diatas mejanya.

...----------------...

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang setelah semua hal yang sudah kamu rencanakan?" tanya Afra dengan melipat kedua tangannya dan memandang Monica dengan tatapan mata yang tajam.

"Aku akan mempercepat ini semua" kata Monica dengan yakin.

"Apa sih maumu?" tanya Afra tampak kesal dengan Monica yang keras kepala.

"Aku mau Langit bahagia" kata Monica sambil menoleh dan menatap Afra.

"Terus Harra?" tanya Afra lagi dengan tetap memandang Monica.

"Harra pasti juga bahagia-- dia suka Langit" kata Monica dengan suara lirih.

"Nggak mungkin" Afra memalingkan wajahnya dan tersenyum mencemooh apa yang dikatakan oleh Monica.

"Kamu kenapa sih?" tanya Monica yang kesal dengan tingkah Afra yang membuatnya terbatasi untuk melakukan hal yang direncanakannya.

"Kamu siapanya Harra? Bukannya tugasmu disini adalah mendampingi aku agar misiku berhasil dan kamu bisa bekerja seperti sedia kala. Tapi semakin kesini, aku semakin merasa kalau kamu selalu membela Harra. Aku nggak melakukan sesuatu yang salah kepada Harra dan bahkan jika aku tidak masuk kedalam tubuh Harra, Harra sudah mati" kata Monica mencerca Afra dengan semua kata-kata tajamnya.

"STOP" Afra menoleh dengan berteriak yang membuat Monica seketika terdiam dan menutup rapat mulutnya.

"Aku hanya meminta kamu untuk tidak egois demi misimu semata. Lihat Langit, lihat Harra" kata Afra melanjutkan.

"Kamu sadarkan kan Langit mencintaimu, bagaimana kalau Harra juga mencintai orang lain dihidupnya" kata Afra dengan nada tinggi.

"Orang yang dicintai Harra terlalu pengecut hingga memutuskan meninggalkan Harra. Aku beda, ini takdirku. Sedangkan dia, dia memutuskan menyerah dan lari begitu saja" kata Monica kepada Afra.

Tanpa diduganya, Afra terdiam sambil menatap Monica. Bola mata Afra yang berwarna kebiruan itu memandang Monica dengan terbelalak. Terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Monica.

Tiba-tiba dada Afra terasa sakit seperti ditusuk oleh pedang yang menancap hingga punggungnya. Dia menundukkan badan sambil menggenggam baju dibagian dadanya.

"Bagaimana-- Bagaimana kamu mengetahuinya?" tanya Afra dengan suara sedikit terbata-bata.

"Kan aku pernah masuk di mimpi Harra" jawab Monica singkat.

"AARRRGGHH" Afra mengerang dan badannya terhuyung jatuh dengan keringat yang memenuhi wajahnya.

"Kamu kenapa sih? Selalu kayak gini kalau kita ngomongin hal ini" tanya Monica yang segera mendatangi Afra dan membantu Afra untuk kembali berdiri.

"Entah-- Aku sendiri nggak tahu. Ini kesakitan pertama yang aku rasakan bahkan pada saat setelah aku mati" kata Afra sambil tetap meremas area dadanya.

"Mungkin-- Pacarnya Harra pernah kamu jemput atau sebenarnya Harra hari itu ditakdirkan untuk meninggal namun aku memilih masuk didalam raganya. Sehingga pekerjaanmu menjadi berantakan" kata Monica sambil berjalan kesana kemari berusaha menggabungkan semua hal yang ada.

"Entahlah-- Terlalu banyak roh yang aku jemput" kata Afra sambil berjalan pergi meninggalkan Monica dengan langkah perlahan.

Tiba-tiba Afra berhenti dan menolehkan wajahnya untuk melihat Monica kembali.

"Siapa namanya? Nama kekasihnya Harra" tanya Afra tiba-tiba

"Raka" jawab Monica singkat namun masih tidak mengerti untuk apa info yang diberikannya kepada Afra.

Afra terdiam sejenak lalu mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan Monica. Monica terdaim dan kembali duduk di hamparan rumput liat.

"Apa sih Afra tuh. Katanya malaikat dicabut emosinya. Kenapa dia bisa" Gumam Monica sambil memandang air danau yang tampak tenang sore hari itu

1
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
S.Prayogie: terima kasi banyak
total 1 replies
Yusuf Muman
Bawaan emosi
Odette/Odile
Susah move on
S.Prayogie: ikutin terus updatenya yaa kak, terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!