NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Dean yang Dingin

Mobil yang ditumpangi Brian dan Rini sudah sampai di depan kos. Setelah terparkir rapi, Rini keluar diikuti oleh Brian.

"Terimakasih telah mangantarku, Kak"

"Apa butuh bantuan untuk membawa barangmu?"

"Tidak perlu, Kak. Mas Dean akan kesini membantuku."

"Baiklah, kalau begitu aku pamit. Ingat, calon pengantin harus bisa menjaga diri. Saat pernikahanmu nanti kamu harus hadir dengan tampilan yang terbaik." Ucap Brian sambil mengacak rambut Rini.

"Kak... Rambutku berantakan." Rini memanyunkan bibirnya.

"Ha... Kamu benar-benar mirip dengan Amel. Huh, bagaimana nanti kalau Amel akan menikah. Rasanya tidak rela kalau adikku akan diambil orang lain."

"Kak, kamu tidak akan membuat Amel jadi perawan tua kan?"

"Ya tentu tidak, lah. Dia pasti mencak-mencak seperti bocah kalau sampai itu terjadi."

"Ha..." Mereka tertawa bersama karena membayangkan bagaimana Amel yang sering kekanakan.

"Ya, sudah. Kalau begitu aku pamit kembali ke kafe."

Brian memasuki mobilnya dan pergi diiringi lambaian tangan oleh Rini. Setelah tak terlihat lagi Rini memasuki area kos untuk menemui ibu Kos.

Tiga puluh menit berlalu, Rini keluar dan mendapati Dean yang sudah berdiri diluar mobilnya.

"Mas, kapan datang? sudah lama menungguku?"

"Cepatlah, aku harus kembali ke kantor" Rini merasa suara itu dingin.

"Baiklah, Mas. Aku hanya perlu membawa tiga koper ini saja."

Tidak ada jawaban dari Dean, dia hanya membawa koper dan memasukkan kedalam mobilnya. Sikap dingin Dean membuat Rini semakin bingung. Ingin bertanya, tapi takut.

"Masuk atau kamu mau naik taksi?" lagi, bukan suara yang lebut seperti beberapa waktu kebelakang. Suara ini dingin dan terkesan sedikit ancaman.

"*Apa Mas Dean sedang lelah dengan pekerjaannya? Mungkin itu yang terjadi. Akhir-akhir ini dia banyak lembur karena akan mengambil cuti menikah." *batin Rini.

Sepanjang perjalanan tak ada obrolan diantara mereka. Padahal biasanya mereka mengobrol saat bersama di mobil, entah membahas masalah Adam atau kadang membahas tentang kuliahnya.

Setelah tiba di rumah, Dean turun dan meminta pembantu rumah yang saat itu lewat untuk menurunkan koper milik Rini di mobilnya. Rini tidak langsung masuk, ia masih menunggu Dean dan kopernya yang baru diturunkan.

Setelah semua koper diturunkan, Dean masuk kembali ke mobilnya tanpa melihat ke arah Rini. Dan tanpa pamit ia melajukan mobilnya keluar.

"Nona, kemana saya harus bawa koper ini?" pertanyaan pembantu menyadarkan Rini dari lamunannya.

"Ah, iya. tolong masukkan dulu di kamar Adam ya, Bik."

Setelah tak ada siapapun disampingnya, Rini kembali termenung. Ia bingung dengan sikap dingin Dean.

"*Apa masalah dikantor sangat berat?. Mengapa Mas Dean jadi sedingin itu?" * monoton Rini dalam hati.

...****************...

Tiga hari menuju hari pernikahan membuat Mama Bella semakin sibuk. Bahkan saat ini Tante Lea datang untuk membantu Mama Bella memastikan persiapan pesta.

"Hai tante. Apa kabar?"

"Tante baik, Rin. Bagaimana Kabar calon pengantin?"

"Seperti yang tante lihat. Aku baik."

"Ck, sebenarnya tante sedikit kesal sama kamu."

"Kenapa tante?"

"Sebenarnya tante mau jodohin kamu sama anak ke dua tante. Tapi malah keduluan jadi mantunya Bella. Ck, salah anak tante juga gak pulang-pulang dari Jepang"

"Jangan sampai kamu ambil menantu kesayanganku ya, Lea." Ucap Mama Bella yang baru datang bersama Dean yang menggendong Adam.

"Ck, mana mungkin aku begitu. Sekarang cuma bisa pasrah kehilangan calon menantu potensial."

"Tidak, tante. Pasti anak tante bisa dapat wanita yang lebih baik lagi." Ucap Rini.

"Sudahlah, Ayo kita pergi. keburu siang" Ucap Mama Bella kepada sahabatnya itu, karena memang hari ini rencananya Mama Bella akan membagikan undangan kepada teman-teman Arisan dan memastikan undangan untuk kolega bisnis juga sudah tersampaikan.

"Dean, hati-hati di jalan. Setelah tiba, antar keluarga Rini ke hotel kakek. Mama sudah minta pegawai untuk siapkan kamar."

Dean mengangguk. Ia memang akan menjemput keluarga Rini di bandara berasma Adam. Tak banyak, hanya paman, bibi dan satu putra mereka yang akan lulus SMA.

...****************...

"Paman, Bibi..." Rini menyalami dua orang yang telah berjasa merawatnya sejak orangtuanya meninggal.

"Bagaimana kabarmu, Nak?"

"Aku baik, Bi. Apa kalian juga Baik? Paman bagaimana? Apa sudah lebih baik?"

"Pertanyaan kak Rini seperti wartawan" Seorang pemuda yang baru muncul langsung menyela diantara momen temu kangen Rini dengan paman dan bibinya.

"Agus... ya tuhan... kamu sudah sebesar ini..." Rini melompat kegirangan dan memeluk pemuda jangkung dihadapannya.

"Bagaimana kamu bisa sebesar dan setinggi ini, Gus? perasaan kamu masih piyik deh!"

"Ck, kak Rini aja yang gak pernah pulang sejak kuliah. Makanya gak tahu kalau Agus sudah sebesar ini."

"Maaf, kan Kak Rini kerja."

"Ehem..." Suara deheman Dean membuat drama keluarga itu terjeda.

"Siapa ini, Rin?"

"Oh, maaf Rini lupa karena terlalu senang. Ini calon suami Rini, Mas Dean, dan ini Adam, Calon putra pertama Rini"

"Selamat siang Paman, Bibi dan Agus. Maaf belum sempat datang ke tempat kalian."

"Tidak apa-apa, nak. Kamu sudah sering menghubungi kami. Dan orang-orangmu juga berkali-kali datang kerumah bawa hadiah. Kami merasa tidak enak dengan semua itu."

"Tidak perlu sungkan, Paman. Paman dan bibi adalah wali Rini, sudah sewajarnya semua itu kami lakukan, paman."

Rini tertegun, ia tak pernah tahu kalau Dean mengirim barang-barang ke rumah pamannya. Entah apa saja yang Dean berikan semua tak pernah diceritakan kepada Rini.

"Baklah mari kita antar kalian menginap."

Mereka akhirnya pergi dengan mobil yang terpisah, Adam yang semula akan ikut di mobil Dean dan Rini beralih ikut mobil Paman dan Bibi Rini karena permintaan Bibi Rini yang ingin lebih mengenal Adam.

Dalam perjalanan Dean selalu diam. Hingga akhirnya Rini mulai membuka suara.

"Mas Dean" Rini menoleh ingin mengajak Dean berbicara, namun Dean tak menoleh padanya sedikit pun. ia terus memandang ke arah jalan.

"Terimakasih sudah berlaku baik pada paman dan bibiku. Aku tidak tahu apa yang sudah Mas Dean berikan kepada mereka. Tapi melihat mereka dalam keadaan baik dan bahagia itu sudah lebih dari cukup."

Dean tak merespon, namun Rini tahu bahwa Dean mendengarnya.

"*Mas, aku tak tahu apa yang membuatmu berubah. Semoga ini hanya perasanku saja. Tuhan, apa dia memang jodoh yang mau siapkan untukku? jika iya, lancarkan hubungan kami. Jika memang buka, tolong bantu untuk menghentikan ini. Aku takut bila ini terus berlanjut justru akan lebih menyakitkan. Apa yang harus kulakukan?" *Batin Rini bergejolak.

Rini merasa Ragu untuk melanjutkan pernikahannya, namun mengingat Adam, Paman dan Bibinya, rasanya Rini ingin menangis. Ia takut akan mengecewakan mereka.

1
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!