Suci,seorang gadis yang hidup didesa,dia tipe anak yang ceria dan pintar. parasnya cantik dan matanya indah. dia bercita -cita ingin menjadi seorang dokter,namun dia terlahir dikeluarga yang kurang mampu,namun itu semua tidak mengikiskan semangatnya untuk meraih cita-citanya.
kehidupan nyata ternyata tidak semulus harapan dan fikirannya,semua terasa berat,berbagai rintangan dan cobaan silih berganti datang,
hingga suatu ketikan ia dipertemukan oleh seorang pemuda yang baik dan kaya. akan kan awal pertemuan itu bisa membuat impiannya nyata??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci devi Miftakhul janah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9.Sebuah Rasa
Irma mengajak suci masuk keruangan karyawan, menyuruh Suci duduk lalu memberinya minum agar Suci sedikit tenang. Setelah beberapa saat Suci sudah mulai tenang.
"Pak Adrian memang sedikit tegas ci kalo masalah kerjaan, agar semua karyawannya bisa disiplin. Tapi sebenarnya ia adalah sosok yang sangat baik hati" ucap Irma sambil mengelus punggung suci
"nggak apa-apa kok mbak,memang saya yang salah tadi kurang hati-hati" jawab Suci sambil menghapus air matanya.
Suci memang tidak biasa dibentak, dari kecil walaupun ia salah dan dimarai orang tuanya mereka bicara dengan nada yang lembut. Sehingga ia langsung menangis saat ada orang membentaknya. Untung saja tadi didalam ia hanya meneteskan air matanya tidak sampai tersedu-sedu.
Suci dan Irma kembali ketempat masing-masing. Suci kembali melayani tamu dengan ramah dan lebih hati-hati. malam telah tiba saatnya restoran tutup.
Semua karyawan melakukan tugasnya masing-masing sebelum meninggalkan restoran dan melakukan evaluasi sebentar. Setelah selesai satu persatu karyawan pulang. Tinggal Suci yang masih disitu membereskan barang-barangnya.
Saat akan keluar kakinya tidak sengaja tersandung kursi dan akan jatuh,tiba-tiba seseorang menangkapnya dari belakang. Seketika kedua mata itu saling menatap cukup lama,sampai Suci sadar dan kemudian berdiri.
"maafkan saya pak"ucap Suci sambil menunduk
"lain kali hati-hati kalo jalan" jawab Adrian dengan hati yang sedikit berdebar.
Suci pamit pulang kepada Adrian,lalu pergi keluar restoran. Sementara Adrian memandanginya dari belakang, ada rasa yang aneh dalam hatinya,sudah lama ia tidak merasakan itu sejak 5 tahun lalu.
Suci berjalan menuju kos yang sedikit jauh dari tempat kerjanya. Diperjalanan pulang tiba-tiba ia dicegat oleh lelaki berhelm yang kemarin ingin merampas tas ibu paruh baya.
"mau kemana kau, kemarin kau sudah menggagalkan rencanaku untuk menjambret tas ibu itu. Sekarang aku datang untuk balas dendam padamu" ucap laki-laki itu sambil menarik tangan Suci.
Suci berteriak minta tolong,namun tidak ada yang mendengar karna jalanan sudah sepi orang. Di tengah-tengah ia akan dibawa laki-laki itu seorang pemuda menarik laki-laki itu sampak jatuh dan kemudian memukulinya hinga laki-laki itu babak belur dan memohon ampun.
"awas ya jika kau ganggu wanita ini lagi aku tidak segan-segan membawamu kekantor polisi" ucap pemuda itu dengan lantang dan keras
Lelaki itu lalu lari menuju motornya dan melaju dengan sangat kencang. Disudut lain Suci sedang menangis ketakutan, pemuda itu lalu menghampirinya dan menjulurkan tangannya. Suci melihat kearah pemuda itu yang ternyata adalah managernya sendiri.
Tiba-tiba ia berdiri dan memeluk Adrian dengan kerasnya. Adrian kaget dengan respon suci namun ia membalas pelukan itu agar Suci merasa tenang. Setelah beberapa saat berpelukan Suci baru tersadar dan melepaskan pelukan itu.
"maafkan saya pak" ucapnya sambil beberapa kali menundukkan kepalanya
"apa kamu sudah tenang sekarang?" tanya Adrian diikuti anggukan dari Suci
Adrian mengantarkan Suci pulang ke kos, didalam mobil Suci hanya diam membisu. Adrian membiarkan itu dan sengaja tidak mengajaknya ngobrol karna ia tau Suci masih ketakutan sekali.
Sesampainya di kos,Suci mengucapkan terimakasih kepada Adrian.
"besok tidak usah masuk kerja dulu,istirahatlah agar hati dan fikiranmu tenang" ucap Adrian