Sosok mayat perempuan ditemukan di sebelah kandang kambing.
Saksi mata pertama yang melihatnya pergi menemui kepala desa untuk memberitahukannya.
Kepala desa melaporkan kejadian menghebohkan ini ke kantor polisi.
Serangkaian penyelidikan dilakukan oleh petugas untuk mengetahui identitas mayat perempuan dan siapa pelaku yang membunuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyaris, Kopi Pagi
Rabu, 21 Agustus 2010
Sudah empat hari berlalu semenjak hilangnya mbah Astuti. Usaha yang dilakukan oleh petugas kepolisian dengan bantuan para warga masih belum membuahkan hasil. Astuti yang hilang masih belum bisa ditemukan.
Di pencarian hari yang kedua dan ketiga polisi juga meminta bantuan dari petugas SAR dan bantuan dari anggota TNI pun turut hadir untuk melakukan pencarian. Namun tetap saja hasilnya nihil.
Sekarang petugas memperluas wilayah pencarian dan telah menyebar pengumuman informasi orang hilang yaitu mbah Astuti.
INFO ORANG HILANG
NAMA : ASTUTI
USIA : 68 TAHUN
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
TINGGI BADAN : 150 CM
ALAMAT : DESA JANJIWAN RT/01 RW/01, KECAMATAN TEPATI, KABUPATEN TANAH TANDUS
CIRI-CIRI :
- RAMBUT PUTIH
- KULIT KERIPUT
- KURUS
PAKAIAN YANG DIKENAKAN TERAKHIR KALI
- MEMAKAI KEBAYA ATASAN WARNA BIRU TUA
- BAWAHAN MEMAKAI JARIK WARNA PUTIH MOTIF LURIK COKELAT
- MEMAKAI SENDAL JEPIT WARNA MERAH
DINYATAKAN HILANG SEJAK HARI SABTU TANGGAL 17 AGUSTUS 2010
KRONOLOGI : MBAH ASTUTI PADA HARI TERSEBUT PAMIT UNTUK MENONTON LOMBA 17 AGUSTUSAN DI LAPANGAN VOLI DESA JANJIWAN
MOHON BANTUANNYA KEPADA SAUDARA-SAUDARA, APABILA MENEMUKAN BELIAU SEGERA HUBUNGI NOMOR DI BAWAH INI ATAU KANTOR POLISI TERDEKAT
HP 018223344555 (DESA JANJIWAN)
HP 018666000777 (POLSEK TEPATI)
Rabu, 21 Agustus 2010 pukul 08:00
Di Rumah mbah Supri
Rendy mengunjungi mbah Supri.
Orang tua itu sedang duduk termangu di teras rumahnya.
Semenjak hilangnya mbah Astuti bisa dibilang kewarasan mbah Supri mulai terganggu. Hal ini seakan menjadi parah dimana sudah diketahui oleh orang-orang sebelumnya bahwa kakek tua itu juga sudah mulai pikun dan suka ngelantur.
“Tidak pergi ke sawah mbah?”, tanya Rendy.
Rendy ikut duduk di teras rumah bersama mbah Supri.
“Nanti sore saja biar tidak terlalu panas”, ucap mbah Supri.
“Kopinya sudah habis mbah?”,
Tanya Rendy yang melihat cangkir kopi mbah Supri tinggal ampasnya saja.
“Kopi tadi malam itu”, jawab mbah Supri.
“Aku pagi ini malah belum ngopi”, ucap mbah Supri.
“Ya sudah aku buatkan kopi ya mbah, sekalian sama aku juga pagi ini belum ngopi”, kata Rendy.
“Ya sana, punyaku jangan manis-manis ya”,
“Air nya dipanaskan dulu”, pinta mbah Supri.
“Siap mbah”, jawab Rendy.
Dengan senang hati Rendy membawa gelas kosong itu ke dapur rumah mbah Supri yang terletak di belakang.
Sampai di dapur Rendy berniat untuk mendidihkan air panas. Mana enak kopi diseduh pakai air hangat.
Rendy mengambil termos bergambar bunga-bunga di dapur itu. Termos itu begitu ringan, tidak ada airnya sama sekali.
Rendy mengambil ceret atau teko yang ternyata juga kosong. Kemudian ia membuka keran air yang ada di tempat untuk mencuci piring kotor di dapur.
“Sabar ya mbah, air panasnya habis”,
“Aku masak dulu”,
Rendy berteriak dari dapur berharap mbah Supri mendengarnya.
Rendy mengisi ceret untuk memasak air panas dengan air keran. Ia berniat sekaligus ingin memenuhi termos kosong mbah Supri. Supaya orang tua yang tengah bersedih itu tidak perlu repot lagi.
Baru sebentar air keran itu mengalir. Belum juga terisi penuh ceret yang dipegang Rendy.
Insting Rendy sebagai seorang petugas kepolisian tersulut. Air keran itu membawa bau yang cukup menyengat. Air nya juga sedikit keruh.
Rendy curiga ada bangkai tikus atau sejenisnya yang mati di dalam sumur dimana sumber air itu berasal.
Rendy lantas pergi ke halaman belakang rumah mbah Supri dimana di sana terdapat sumur yang dimaksud.
Tiba di depan sumur tua berkedalaman lebih dari 10 meter itu Rendy mencium bau yang sungguh tidak sedap. Apalagi ketika ia mencondongkan tubuhnya ke dalam sumur yang gelap itu.
Sungguh. Baunya busuk sangat menyengat.
Ia yakin ini tidak cukup jika hanya bangkai tikus. Bau ini timbul dari bangkai binatang atau sejenisnya dengan ukuran yang jauh lebih besar.
Ingin memastikan bangkai hewan apakah itu? Rendy pergi ke depan menemui mbah Supri.
“Mbah, punya senter tidak?”, tanya Rendy.
“Ada di kamar ku, ambil saja di atas lemari”, jawab mbah Supri.
“Pagi-pagi begini butuh senter mau buat apa?”, tanya mbah Supri.
“Air nya bau mbah, ada bangkai di sumur”, kata Rendy.
Rendy bergegas ke kamar mbah Supri. Ia mengambil senter yang berada di atas lemari pakaian.
Mbah Supri menyusul Rendy berjalan pelan mengikuti dari belakang.
Tiba di sumur halaman belakang.
Senter itu nyalanya sangat terang. Pasti baterainya masih baru atau senter itu memang jarang digunakan, analisa Rendy.
Dengan senter yang menyala tajam itu Rendy menerangi dasar sumur yang gelap.
Rendy gemetar setelah melihat bangkai apa yang ada di dalam sumur tua itu. Ia sama sekali tidak bisa berkata-kata.
Tidak ada sama sekali yang mencurigai tempat ini sebelumnya.
Di atas air itu ada bangkai yang mengapung.
Bangkai tubuh seorang manusia.
Seorang perempuan tua yang sudah dinyatakan hilang bernama Astuti.
“Bangkai apa pak Rendy?”,
“Tikus atau kucing?”, tanya mbah Supri menyusul Rendy.
Mbah Supri mengambil alih senter yang tengah dipegang Rendy. Mbah Supri juga ingin melihat bangkai binatang apa yang mati di dalam sumurnya.
“Oh Astuti”,