Setelah hidup dengan suami yang suka memukulinya selama bertahun-tahun, Freya 'dijual' karena suaminya telah jatuh hati pada wanita lain. Dia hanya bisa pasrah saat pelelangan berlangsung, sampai akhirnya... "Satu juta Yuan!" Semua mata tertuju pada pria bertudung yang menawar dengan harga ribuan kali lebih mahal. Siapa pria itu dan kisah seperti apa yang menanti mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossywiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mari Di usut
Saat aku merasa sakit dan terganggu, aku teringat padamu. Meskipun kebersamaan kita singkat, namun kamu yang telah memberiku kehangatan. Dan mengenalkanku dengan arti kehidupan. Adalah kamu, cinta pertamaku. Karena itu, aku merasa bersalah padamu.
Oleh karena itu, aku minta maaf.
Grrrttt
Maaf karena aku tidak bisa menemukan mu lebih cepat.
Maaf karena kau harus melalui semua kesengsaraan itu.
Maaf karena kita baru bisa bertemu sekarang.
Semua rasa bersalah seolah menyerang hatiku, membuat pikiranku kalut oleh semua derita yang harus kau tanggung selama ini.
Freya, seharusnya kau adalah orang yang bisa tersenyum lebih cerah dari pada siapa pun.
Dengan mengingat sosokmu dulu di masa lalu dan membandingkannya dengan sosokmu yang sekarang, itu membuatku membenci ketidak kompetennya aku ketika mencarimu selama ini.
"Kau selalu menyanjungku dengan pujian, tetapi aku bukan lah orang yang hebat seperti yang kau katakan!", ucap Freya sambil mengalihkan pandangan keluar kereta.
'Padahal, dulu dia tidak pernah menyembunyikan perasaannya seperti ini!', ucapku dalam hati sambil menatap Freya yang membuka sedikit kaca mobil.
Aku ingat dia tertawa Lebih cerah dari pada matahari. Dia adalah Cahaya hidupku.
Tapi hanya karena dia berubah, bukan berarti perasaanku padanya juga ikut berubah.
"Freya, bagiku kau itu luar biasa!", ucapku sambil menatapnya .
"Aku mengatakan itu bukan hanya sebatas pujian saja. Aku hanya ingin kamu tahu betapa berartinya dirimu bagiku!", lanjutku.
'Dia sibuk mencari tahu sendiri, dan aku tidak ingin dia menganggap ku sebagai masalah. Aku bisa memberi tahunya nanti bagaimana aku bisa menemukannya', ucapku dalam hati sambil menunduk dan tersenyum pahit.
Miris sekali.
Aku bahkan tidak bisa mengatakan apa yang ingin ku katakan secara gamblang kepada Miranda.
"Kau akan mendapatkan informasi yang ingin kau dapatkan Freya!", ucapku setelah beberapa saat saling berdiam diri.
"Terimakasih tuan Albert!", jawab Freya.
"Tolong jangan panggil aku tuan, Freya! Panggil saja Albert. Aku merasa hubungan kita menjadi semakin jauh ketika kau memanggilku tuan!", ucapku di selingi dengan tawa kecil.
"ohh.. benarkah?", tana Freya.
"Hehe.. mungkin awalnya akan terasa sulit, tapi teruslah berusaha sampai terbiasa!", ucapku dengan senyum menenangkan.
"Aku tidak akan meminta mu untuk mencintai ku. Tapi setidaknya izinkan aku menjadi teman dekatmu!", ucapku dengan nada serius.
Freya hanya terdiam dengan pipi yang sedikit memerah dan menggoyangkan jemarinya. Dia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya membuka suara.
"Kau.. sudah ku anggap sebagai orang yang paling dekat dengan ku..", jawab Freya sambil tersenyum tipis menatapku.
Ahh..
Kata - kata sederhana yang keluar dari bibir mungil milik Freya terasa lebih hangat. Terasa menggelitik di hatiku.
Dia tidak akan pernah tahu, berapa lama aku menunggu saat seperti ini.
"Kau tidak akan tahu betapa senang nya aku mendengar ini Freya!", ucapku sambil menutup mulut dengan wajah memerah padam karena terlalu senang.
.
POV Adeline
Beberapa hari kemudian.
Hari ini tuan Marquess Davinci akan berkunjung ke panti asuhan lagi. Freya pasti akan ikut datang kan?
Aku terus saja menggigiti kukuku dengan keringat dingin yang membasahi keningku. Aku sedang kelabakan karena kunjungan ini. Bagaimana jika Freya menanyakan hal - hal yang akan menyulitkan ku?
Bagaimana jika dia menemukan hal janggal pada pernikahan nya? Atau bahkan dengan panti asuhan ini?
Akan lebih baik jika Freya tak mengatakan apapun seperti kunjungan nya yang pertama.
(Adeline Merasa gelisah karena harus melihat Freya lagi. Dia merasa bahwa dia seolah olah adalah seorang penyihir seperti yang ada di buku dongeng. Yang mengincar Freya. Seorang gadis yang dia pikir sudah masuk kedalam neraka. Tiba - tiba muncul di hadapannya dengan menggandeng pria paling tampan yang pernah di lihatnya. Satu - satunya alasan mengapa Adeline mampu menekan amarahnya adalah Karena sumbangan besar yang di berikan marquess Davinci saat dia Terakhir kali berkunjung kesini. Adeline telah menggunakan sebagian besar sumbangan dan hibah dari keluarga bangsawan untuk anak - anak panti asuhan. Dia mengambil sebagian besar uang Dari hasil sumbangan dan hibah. Orang - orang menganggap itu adalah sumbangan yang begitu besar. Tapi, Adeline menganggap itu adalah Hadiah yang masuk akal untuk dirinya).
"Aku tidak menyangka kalau Andreas akan menjual Freya. Dia sangat tergila - gila padanya Sehingga aku pikir dia tidak akan membiarkan nya pergi!", ucapku sambil melihat kuku jari ku yang telah berdarah karena aku gigiti.
Kebiasaan buruk ini tidak pernah bisa hilang padaku.
'Dan siapa yang akan mengira bahwa dia akan bertemu suami baru yang begitu luar biasa?', kataku dalam hati sambil mencari kiat obat untuk membalut jariku.
'aku harus memastikan bahwa Mauril tidak akan pernah mendapatkan nasib Yang sama seperti Freya!', ucapku dalam hati sambil melihat Mauril yang berlalu membawa keranjang pakaian kotor dengan isi yang menumpuk.
'aku tidak akan menjualnya sebagai istri! Tapi sesuatu yang jauh lebih buruk dari pada itu!', tekad ku dalam hati sambil memperhatikan Mauril yang keluar masuk kamar anak - anak.
Waktu itu aku terlalu baik kepada Freya. Jika aku mengirimnya pergi ke tempat di mana dia tidak akan bisa melarikan diri, Maka aku tidak akan pernah melihatnya dengan status seperti ini. Yahh.. ada banyak tempat yang membutuhkan wanita cantik. Yang perlu aku lakukan adalah menjual Mauril ke tempat yang jauh lebih buruk.
"Tuan Marquess dan nyonya marchionnes telah tiba!", ucapan Mauril mengagetkan ku. Membangunkan ku dari lamunan.
Baiklah. Mari kita selesaikan hari ini dengan sebaik mungkin. Sambil berpura - pura bahwa dia kesini karena berterima kasih kepada panti asuhan. Dia mungkin ingin di lihat sebagai nyonya besar yang baik hati.
'Itu sangat menggangu, tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku harus menahannya sebisa mungkin jika ingin mendapatkan sumbangan itu!', ucap ku dalam hati sambil terus meneguhkan hati agar tidak takut.
Aku mengambil nafas besar lalu membuangnya.
Semoga ini menjadi anggota terakhir kali kunjungannya.
.
"Kau tidak tahu apa saja yang sudah aku lalui untuk anak yang sakit itu ..", ucapku terus mencari bahan percakapan.
"Katakan! Apa kau ingat Billy? Dia di adopsi oleh pasangan yang kaya beberapa bulan yang lalu! Bukankah itu hebat? Aku menghabiskan waktu berbulan - bulan untuk mencarikan orang tua angkat yang cocok!", aku terus dan terus mengatakan hal - hal baik kepada Freya dan tuan Marques agar mereka terkesan kepadaku dan panti asuhan ini sehingga dapat menjadi donatur tetap di sini.
"Apakah hanya itu saja?", tanya Freya yang membuatku terkejut.
"Apa?" Tanyaku memastikan pendengaran ku.
Hah?
Kupikir dia akan mengangguk seperti biasanya, tapi lihatlah dia yang sekarang ini?
Aku pikir mereka akan menyumbang lebih banyak lagi setelah mendengar ceritaku ini.
"Ja-jadi.. ba-bagaimana pun aku..", hei? Kenapa aku menjadi kesulitan berbicara seperti ini?
"Adeline.. apakah kau tahu bagaiman kehidupan yang kujalani setelah menikah dengan Andreas?", tiba - tiba saja kenapa bertanya seperti itu?
"Ehemm .. i-ituu tidak lah penting sekarang! Freya.. tidakkah menurutmu ini tidak sopan untuk membicarakan mantan suami mu di depan suamimu saat ini?", aku harus membuat alasan agar dia berhenti berbicara tentang Andreas.
"Saya tidak akan keberatan jika memang itu yang ingin di bicarakan oleh istri tercintaku!", ucap tuan Marquess sambil menatap lembut kepada Freya.
Bagaimana ini??
"Andreas menghinaku dan memukuli ku. Aku tidak pernah di izinkan untuk keluar untuk bertemu dengan orang lain. Aku di kurung di kamar dan di paksa bekerja tanpa di beri makanan yang layak. Aku harus hidup sebagai mainan kecil Andreas selama tiga tahun!", ucap Freya tanpa nada amarah sedikit pun.
Aku harus berpura - pura prihatin dan perlahan membelokkan arah pembicaraan ini.
"Jadi begitu ya.. aku tidak tahu kalau dia Akan melakukan hal semacam itu. Itu pasti sangat mengerikan Bagimu Freya!", ucapku sambil meraih tangan Freya untuk ku genggam.
Namun tanpa perkiraan, tanganku malah di tepis olehnya.
"Apa yang kau lakukan dengan uang yang di berikan Andreas, Adeline?", tanya Freya tiba - tiba.
Deg..