Bangkitnya Ex-Narapidana

Bugh

Bugh

Beberapa kali Maxayla melayangkan tinju dan tendangan ke arah pengawal-pengawal Devano yang menghalangi dia masuk bertemu laki-laki itu. Maxayla ditemani Celine dan Donita, menerobos markas Devano.

"STOP...!!" Devano akhirnya keluar dari ruangan pribadinya, dia menatap tajam pada Maxayla.

Maxayla tak menunggu lama, dia berlari ke arah Devano tanpa aba-aba dan dengan gerakan gesit menerjang lelaki itu. Baru saja kaki Max akan mengenai kepala Devano, suara Madam Belle terdengar.

"Berhenti, Max!"

Ujung kaki Maxayla yang siap menendang melayang di udara tepat di samping kepala Devano, laki-laki itu sedikit syok karena gerakan Max begitu cepat dan tak terbaca.

Max masih mempertahankan posisi kakinya, bahkan tinjunya sudah mengepal erat.

"Max!! Bukan Devano pelaku yang membuat Zephyr sekarat! Turunkan kakimu..." Madam Belle mendekati putri kandungnya lalu mengusap pundak Max dengan lembut untuk menenangkan.

Maxayla selalu percaya pada ucapan Madam Belle, dia pun menarik kakinya. "Lalu siapa pelakunya, Bun?"

"Bun, Bunda maksudnya? Dia seperti yang lain, dia anak didik mu juga Bellenza? Wow! Semua anak-anak mu sepertinya hebat, kau berhasil mendidik mereka semua! Aku semakin kagum padamu."

Maxayla mendengus mendengar gombalan dari mulut Devano pada Bundanya.

"Itu tidak penting untuk saat ini, Tuan Devano! Ayo pergi Max! Ikut dengan Bunda dan dijalan Bunda akan katakan siapa pelaku sebenarnya!"

Maxayla berdecak kesal, dia masih sangat yakin itu perbuatan Devano atas perintah Selena.

"Kamu nggak percaya pada Bunda lagi, Nak?"

Akhirnya Max mengalah, dia tak akan meragukan sang Bunda. Mereka para wanita pun pergi dari markas Devano, sebelum Madam Belle pergi sempat-sempatnya Devano berbisik di telinga wanita itu.

"Bellenza... besok pukul 7 malam, temui aku disini." Bisik lelaki yang sedang kasmaran tanpa memperdulikan apapun lagi bahkan peringatan dari anak buahnya sendiri.

Madam Belle hanya tersenyum tipis dan mengangguk, ia pun melambaikan tangan sebelum pergi membuat hati Devano berbunga-bunga.

"Aku harus mendapatkan Bellenza!" gumam Devano penuh tekad.

Entah dia telah benar-benar jatuh cinta pada Madam Belle atau hanya obsesi belaka.

.

.

.

Di dalam perjalanan, Max membisu. Ia tidak suka sikap bersahabat Madam Belle pada Devano saat tadi akan pergi dari markas laki-laki itu.

"Kamu masih marah sama Bunda?"

"Enggak!"

"Kamu kemana aja selama beberapa hari ini?"

"Kesana kemari!" jawab Max masih ketus.

"Bunda nggak ada hubungan serius dengan Devano, Bunda hanya ingin memanfaatkan dia demi melawan seseorang yang sekarang jadi pelindung Selena. Nama orang itu Primus, dia musuh bebuyutan Devano sejak Bunda jadi anak buah Devano dulu. Kamu masih ingat ajaran Bunda kan sayang... musuh dari musuhku adalah temanku! Devano adalah musuh dari Primus, jadi Devano adalah teman kita."

Maxayla melirik sang Bunda, ia mengangguk artinya dia akan mendengarkan setiap patah kata dari Madam Belle.

"Primus lebih berbahaya, dia nggak akan berpikir panjang untuk membunuh seseorang. Keadaan Zephyr jadi buktinya, atas perintah Selena. Bunda udah menelepon kenalan Bunda dari China, dia adalah Dokter spesialis yang hebat. Malam ini dia sudah melakukan penerbangan dari Shanghai ke Indonesia untuk datang ke kota ini mengobati Zephyr."

Maxayla masih belum bisa bernafas lega, kematian orang yang berharga baginya adalah hal yang sangat ia takuti. Ia takut, Zephyr akan meninggalkan dirinya seperti Ayah dan Ibunya.

"Kau harus bersikap tenang, Max." Kembali Madam Belle mengingatkan.

Maxayla mengangguk samar, ia pun menunggu Madam Belle melanjutkan penjelasannya.

"Celine akan bertemu Antonio lagi, Celine akan mengorek informasi dari Antonio tentang rencana Selena dan Primus selanjutnya. Memasukkan orang-orang kita ke dalam musuh adalah yang terbaik."

Mobil yang dikendarai menuju rumah sakit, Max tidak akan tentang sampai Zephyr terlepas dari maut dan bisa siuman.

.

.

.

Veronica saling melirik dengan Lei, wanita itu menduga Lei lah si ahli IT yang pernah ingin mengakses tentang Maxayla dan bisa ia hentikan lalu dia mengirimi Lei Virus.

"Ekhm, kamu yang ingin menerobos data tentang Maxayla?" tanyanya pada Lei.

"Kamu?" Lei balik bertanya.

"Aku si pengirim virus!" dagu Veronica terangkat dengan bangga.

Mata Lei membelalak, ia memperhatikan penampilan wajah Veronica yang penuh dengan tindik bahkan ada tato di lengan wanita itu terlihat seperti wanita nakal.

"Huh! Aku kira si pengirim virus wanita cantik... ternyata wanita nakal kayak kamu!" dengusnya setelah meledek penampilan Veronica.

"Cih! Ternyata kamu tipe orang yang menilai orang lain dari luarnya aja! Kau harusnya belajar dari pengalaman Zephyr... wajah dan perilaku Selena ibu tirinya sangat baik seperti ibu peri! Lihat... ulah siapa Zephyr sampai sekarat seperti ini!?"

Wajah Lei merasa hangat karena rasa malu, perkataan Veronica ada benarnya. Wajah menyeramkan seperti Veronica, bukan berarti wanita itu jahat.

Lei menggaruuk tengkuknya, ia ingin meminta maaf namun kedatangan Maxayla tak memberinya kesempatan.

Sudahlah... nanti saja minta maafnya!

"Bos!" Veronica berjalan ke arah Maxayla.

"Apa sudah ada kabar terbaru dari Zephyr?"

Veronica menggeleng, wajah Max kembali sedih. Maxayla berjalan ke arah kursi tunggu diluar ruangan ICU, dia mulai berdoa agar ada keajaiban datang.

Berikan mukjizat mu pada Zephyr, Tuhan.

Sementara di dalam ruangan, garis gelombang di monitor yang memperlihatkan HR atau detak jantung Zephyr berbentuk lurus. Jantung laki-laki itu telah berhenti berdetak!

Paramedis berlarian masuk ke ruangan ICU ke arah brankar Zephyr, Dokter menekan Defibrilator kejut jantung untuk memulihkan detak jantung Zephyr agar bisa kembali.

Melihat Dokter berlarian masuk ke dalam ruangan ICU, Maxayla ikut masuk. Firasat nya mengatakan, Zephyr dalam keadaan kritis. Melihat Dokter melakukan kejut jantung dan masih belum berhasil Maxayla mendorong tubuh Dokter dengan kasar.

Kemudian Max sendiri melakukan resusitasi jantung, ia meletakkan tangan yang lain di atas tangannya yang lain. Max mendorong dengan kuat dan cepat di tengah dada Zephyr sedalam 5 sentimeter lalu melepaskan. Max melakukan berulang-ulang hingga akhirnya...

Denyut jantung Zephyr kembali!

Terimakasih, Tuhan!