NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Muda Terbuang

Dipaksa Menikahi Tuan Muda Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:39.3k
Nilai: 5
Nama Author: PenaBintang

Ruby Lauren dan Dominic Larsen terjebak dalam pernikahan yang tidak mereka inginkan.
Apakah mereka akan berakhir dengan perpisahan? Atau sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBintang , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam yang Indah

"Tuan, aku merasa kasihan dengan kakaknya Ruby, haruskan aku yang membelinya saja?" tanya Robin, Dominic yang sedang merokok langsung tersedak asap rokok, tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Robin.

"Kau serius?" tanya Dominic kemudian.

Robin mengangguk cepat. "Aku kasihan padanya, Tuan. Jika dia jatuh ke tangan pria lain, dia pasti akan berakhir menjadi budak seks."

Dominic menggeleng. "Tidak, aku tidak setuju. Bisa saja ini jebakan untuk kita. Bukankah sejak tadi kau terus mengingatkanku tentang hal ini?"

"Aku tahu, Tuan. Aku juga akan berhati-hati. Aku tidak akan membawanya ke mansionmu, aku akan membawanya ke rumah pribadiku," jawab Robin.

Dominic terdiam, dia menatap lekat Robin. "Baiklah, pastikan identitas ku tetap aman. Jangan sampai orang-orang mengetahui tentang kita."

"Jangan khawatir, Tuan. Aku tidak seceroboh itu," sahut Robin.

Dominic hanya mengangguk pelan, tatapannya kosong memikirkan segala risiko yang mungkin muncul. Sementara itu, Robin sudah sibuk menyiapkan segala keperluan untuk mengikuti acara pelelangan itu, semangatnya terpancar dari cara dia merapikan dasi.

Dominic melirik Robin. "Jangan-jangan dia menyukai kakaknya Ruby. Alasan saja hanya kasihan pada wanita itu."

*

Di tengah keramaian yang penuh dengan teriakan dan lampu sorot, Robin berdiri dengan tenang, matanya fokus pada panggung. Tawaran demi tawaran dilemparkan, angka-angka terus meningkat. Robin menahan napas, hatinya berdebar keras, menunggu saat yang tepat untuk bertindak.

Saat angka akhirnya mencapai puncak dan kerumunan mulai terdiam, Robin mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "500 juta Euro!" suaranya menggema, tegas dan tidak tergoyahkan.

Detik berikutnya, palu dilemparkan ke bawah dengan bunyi yang menentukan. "Terjual!" teriak lelang master dengan antusias.

Robin menghela napas lega, sebuah senyuman tipis terbentuk di wajahnya. Dia melangkah maju, mendekati panggung, matanya tidak pernah lepas dari wanita yang kini miliknya. Wanita itu menatapnya dengan pandangan yang campur aduk, ada ketakutan namun juga sedikit merasakan kelegaan.

"Kau aman sekarang," bisik Robin saat dia mendekatinya, mengulurkan tangan untuk membantunya turun. Wanita itu ragu sejenak sebelum akhirnya memegang tangan Robin, membiarkan dirinya dibimbing keluar dari keramaian yang masih berbisik-bisik tentang penjualan yang baru saja terjadi.

......................

Setelah keluar dari gedung itu, Robin mengirimkan pesan kepada Dominic yang mengatakan bahwa dia akan membawa Clarissa ke rumah pribadinya.

"Jadi, sekarang dia akan bersenang-senang?" gumam Dominic terkekeh.

Dominic masih belum beranjak dari duduknya. Dia masih mengikuti acara pelelangan barang antik berikutnya.

Seorang pria mendekat dan duduk di meja yang sama dengan Dominic. Dominic langsung menatapnya dengan tatapan tajam.

"Kenapa dengan tatapanmu? Aku hanya duduk saja di sini, Dom," kata pria itu.

Dominic terkejut karena pria itu mengenalnya. "Siapa kau!?"

Pria itu menatapnya dengan tatapan malas. "Teman sialan, kau lupa padaku!?"

Dominic mencoba mengingat, sebab pria itu juga menggunakan topeng. "Arnold? Benarkah kau, Arnold?"

Pria itu berdecak kesal. "Jadi, kau baru mengingatnya!? Teman macam apa kau ini?"

"Kau menghilang cukup lama, aku pikir kau sudah mati," balas Dominic acuh.

Arnold membuang nafas kasar. "Aku memang hampir mati, tapi untungnya aku bisa melarikan diri dari kejaran para musuh."

"Untuk apa kau di sini sekarang?" tanya Dominic penasaran.

"Mencari sesuatu," jawab Arnold.

Dominic hanya mengangguk pelan, berusaha terlihat tenang meskipun tahu bahwa beberapa mata masih mengintainya sepanjang malam.

Dia dan Arnold terus berbincang ringan, menutupi sedikit kegugupan yang mencengkeram dada. Di balik topengnya, Dominic menyembunyikan identitas sebenarnya yang tak satu pun tamu di pesta itu sadari. Sementara itu, di sudut ruangan, ada kelompok yang berbisik-bisik, matanya sesekali menelisik, menunggu kehadiran Dominic yang sebenarnya mereka rencanakan untuk dihadiahi kematian.

......................

Setelah dari pesta, Dominic kembali ke suatu tempat. Dia tidak langsung kembali ke mansion, sebab merasa ada yang mengikutinya dari belakang.

Sampai pada beberapa jam, Dominic merasa aman, sehingga dia memutuskan kembali ke mansion.

Tiba di mansion, Dominic segera menuju kamarnya. Begitu dia membuka pintu kamarnya, Dominic terbelalak.

Matanya langsung tertarik pada sosok Ruby di tengah ruangan. Wanita itu berdiri dengan gugup, namun anggun, mengenakan lingerie merah yang menonjolkan lekuk tubuh yang indah dan kecantikannya wajahnya. Lampu kamar yang redup membuat bayangannya tampak memukau, memberikan kesan misterius yang membuat Dominic kehilangan kata-kata sejenak.

"Ruby…" suaranya serak, memecah keheningan. Dominic tidak menyangka akan melihat istrinya, yang biasanya bersikap formal, tampak begitu… terbuka dan berani.

Ruby memalingkan wajah, mencoba menyembunyikan rasa gugupnya. Namun, tangannya yang sedikit gemetar saat memegang sisi lingerie tak luput dari perhatian Dominic. "Aku tahu ini mengejutkanmu," ucapnya dengan suara rendah. "Tapi aku ingin… memberikan sesuatu untukmu malam ini. Kita sudah menikah beberapa bulan, dan memutuskan untuk memulai semuanya bukan?" Suaranya semakin terdengar gugup.

Dominic mendekatinya perlahan, langkah kakinya nyaris tak terdengar di atas karpet. Pandangannya tidak lepas dari Ruby. Ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan mata pria itu—bukan dingin seperti biasanya, melainkan sesuatu yang lebih dalam, lebih hangat.

"Kenapa?" tanyanya akhirnya, suaranya pelan namun penuh arti. "Kau yakin akan memberikannya padaku?" lanjutnya bertanya, sembari jarinya menyentuh tali tipis lingerie itu.

Ruby mendongak, menatap Dominic dengan mata berkilauan. "Karena aku lelah terus berpura-pura. Kita menikah, Dominic. Aku ingin pernikahan ini… nyata."

Kalimat sederhana itu memukul Dominic. Dia tahu Ruby tidak pernah benar-benar merasa diterima selama ini. Pernikahan mereka yang diatur hanya membuat hubungan mereka penuh formalitas. Tapi malam ini, Ruby menunjukkan sisi lain dirinya—sisi yang Dominic tidak pernah tahu bahwa dia diinginkan.

Dominic meraih tangan Ruby, menggenggamnya dengan lembut. "Aku… Aku tidak pernah tahu bagaimana harus memulai," katanya, suaranya terdengar rendah, hampir seperti pengakuan. "Aku selalu takut menghancurkan batasan antara kita, aku tidak ingin kita menjadi orang asing lagi.,x

Ruby tersenyum kecil, walau gugupnya belum sepenuhnya hilang. "Tidak ada batasan lagi, Dominic. Kita tidak akan pernah menjadi asing lagi."

Dominic tidak menjawab dengan kata-kata. Dia hanya menarik Ruby ke dalam pelukannya, membiarkan kehangatan mengalir di antara mereka. Dia tahu, malam ini adalah awal dari segalanya—awal untuk membangun hubungan yang selama ini hanya tersimpan di dalam hati mereka masing-masing.

Dan malam itu, Dominic tidak hanya menerima hadiah berharga dari Ruby, tetapi juga sebuah langkah besar menuju hubungan yang lebih mendalam. Dia berjanji dalam hati, apa pun yang terjadi, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Di bawah cahaya remang-remang kamar yang hanya diterangi oleh lilin-lilin beraroma, suasana terasa begitu intim dan penuh gairah.

Dominic dengan lembut menarik dagu Ruby, mendekatkan wajah mereka sehingga jarak di antara keduanya hampir tak ada. Dia kemudian menempelkan bibirnya yang penuh ke bibir Ruby yang sudah memerah karena gugup namun penuh hasrat.

Ruby, dengan mata yang terpejam, melingkarkan tangannya yang halus ke leher Dominic. Dia membiarkan dirinya larut dalam ciuman yang mendalam, menghirup aroma maskulin yang khas dari Dominic yang selalu membuatnya terbuai.

Napas mereka tercampur, dan denyut nadi keduanya seakan berlomba. Dominic memperdalam ciumannya, tangan kirinya merayap ke punggung Ruby, menariknya lebih dekat lagi.

Ruby mendesah dalam ciuman itu, tanda penyerahan diri yang membuat Dominic semakin tidak dapat menahan gejolak dalam dirinya. Malam itu, di bawah sinar lilin yang berkelip lembut, mereka menyatukan dua hati yang telah lama terikat dalam ikatan pernikahan, kini menjadi satu dalam penyatuan yang suci dan abadi.

...****************...

1
safana
kayaknya itu bukan orang tua asli nya masak orang tua tega bunuh anaknya
safana
dom junior akan segera launcing
Tia
lanjut dong 😌
Lia Yanna
Luar biasa
yunidarwanti2
akhir biang kerok dr kekacauan dialami Dom bs trtangkap mreka siap di eksekusi 😁😁
Azril Rahadika
Linjut kk
Tina Andrianny
lanjit kak jngan lama lama update nya
Tia Dwi
lanjut
Ny. Lutolf
Gilak banget keluarga nya itu
Ny. Lutolf
lanjut Cici /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Tia
lanjut dong 😢
Ny. Lutolf
lanjut author kesayangan 😘
Ny. Lutolf
aduh Ruby, suami mu itu seorang mafia loh gausah lebay deh /Drowsy//Drowsy//Drowsy/


baru kali ni aku julid di lapak Cici /Grin//Grin/ maafkan aku yaa author kesayangan 😘
Ny. Lutolf
aduh Ruby kenapa lebay banget sih pake pingsan segala /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ny. Lutolf
lanjut Cici /Rose//Rose/
Ny. Lutolf
lanjut kakak ❤️
Ny. Lutolf
uhhh penasaran siapa deh /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
yunidarwanti2
msh sembunyi Angelic blm nongol buat ngadepin Dominic nya org"sruhan apa hbungn Angelic dg Dom sih🤔🤔🤔
yunidarwanti2
siapa lg nih stelah mantannya Dom metong pelakor nih🙄🙄
yunidarwanti2
noh siapa yg terbakar wajahnya nih kakak Rubykah🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!