"Puas lo udah ngehancurin hidup gue. Inikan yang lo mau? gue tahu lo bahagia sekarang?" Ucap Delmar setelah dia sah menjadi suami Killa.
"Kenapa aku yang disalahin? disini yang korban itu aku apa dia? Aku yang diperkosa, aku yang hamil, tapi kenapa aku yang salah?" Killa bertanya dalam hati.
Siapa sih yang gak mau nikah sama orang yang dicintai? Begitupun Killa. Dia pengagum Delmar sejak dulu. Tapi bukan berarti dia rela mahkotanya direnggut paksa oleh Delmar. Apalagi sampai hamil diusia 16th, ini bukanlah keinginannya.
Cerita ini sekuel dari novel Harga sebuah kehormatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEBUAH KENYATAAN
BUGH BUGH BUGH
Sean menghajar Delmar hingga anak itu babak belur. Beruntung saat ini Sean sedang memakai pakaian santai. Kalau saja dia memakai pakaian kerja, sudah pasti ikat pinggang melayang ke tubuh Delmar.
Dia sangat kecewa pada Delmar. Sean memang buka pria baik semasa muda. Tapi setidaknya dia tak pernah memperkosa seorang gadis. Dia hanya tidur dengan wanita yang bersedia menawarkan diri atau yang sengaja dia bayar.
Delmar sama sekali tak melawan, dia hanya bisa pasrah sambil membayangkan masa depannya. Besok dia terpaksa harus menikah dengan seorang gadis yang sama sekali tidak dia cintai. Jangankan cinta, kenal saja tidak.
Flashback
"Saya berani melakukan tes DNA." lirih Killa disela isak tangisnya.
"Bagus, gue juga gak takut. Kerena gue gak pernah merasa menghamili lo. Nyentuh lo aja gue gak pernah." Ucap Delmar sok berani. Sebenarnya dia sedikit takut melihat Killa yang begitu berani. Dalam hatinya, dia terus bertanya tanya, apa alasan Killa melakukan hal ini? Dan kenapa dia seberani ini?
Rain makin bingung, kenapa kedua anak ini sama sama berani. Siapakah yang sebenarnya berbohong disini.
"Killa, Delmar bilang dia tak mengenalmu. Jadi bagaimana Mungkin kamu hamil anak Delmar?" Rain berusaha mencari titik terang. Permasalahan ini bagai benang kusut yang bisa tidak bisa harus segera diurai. Dia tak mau salah satu dari anak ini menjadi korban ketidak adilan.
"Kak Delmar udah memperkosa Killa tante."
Deg
Memperkosa? bagaimana mungkin? bertemu saja tidak pernah, bagaimana aku bisa memperkosanya. Dasar gadis aneh. Sungguh fitnah yang tak masuk akal. Batin Delmar.
"Aku bukan pria rendahan seperti itu." Sangkal Delmar dengan tangan mengepal erat. Emosinnya benar benar dipuncak sekarang. Bagaimana tidak emosi, dia difitnah memperkosa gadis yang tidak dia kenal.
"Tapi kenyataannya memang seperti itu." Killa mulai berteriak, sepertinya dia mulai terbawa suasana saat mengingat kejadian 2 bulan yang lalu. Malam kelam dimana mahkotanya direnggut paksa oleh kakak kelasnya yang diam diam dia sukai.
"Coba kakak ingat ingat lagi kejadian 2 bulan yang lalu. Saat kakak mabuk lalu masuk kedalam ruangan bimbel Killa. Saat itu tidak ada siapapun. Semua orang susah pulang. Dan kakak memperkosa Killa ditempat itu."
Delmar mencoba mengingat kejadian itu. Sedikit demi sedikit, sebuah ingatan mulai muncul dikepalanya.
"Dimana tempat bimbel kamu?" Tanya Delmar dengan suara yang sedikit gemetar. Dia mulai merasa ketakutan.
"Bimbel generasi cerdas yang ada di jalan Majapahit."
JEDER
Seketika Delmar seperti tersambar petir. Lututnya terasa lunglai. Keringat dingin mulai mengucur membasahi tubuhnya. Ya, sekarang dia ingat. Kejadian yang dia pikir mimpi basah itu ternyata sebuah kenyataan.
Malam itu, Delmar mabuk dirumah Rey, teman sekolahnya. Tiba tiba ada telepon dari Laura, kekasihnya yang minta dijemput ditempat bimbel.
"Sayang jemput aku ya ditempat bimbel. Sopir aku belum dateng, udah malem, aku takut pulang sendirian."
"Kayaknya gak bisa beb, aku lagi teler dirumah Rey. Ini aja aku gak bisa pulang."
"Rumah Rey kan deket dari tempat bimbel aku. Kamu kesini jalan kaki aja. Yang penting temenin aku nunggu jemputan. Habis itu aku antar balik kerumah Rey atau kerumah kamu terserah. Aku takut Yank kalau sendirian. Ditempat ini sepi."
Karena tak tega membiarkan kekasihnya sendirian, Delmar segera pergi ketempat bimbel.
Saat sampai disana dia melihat tempat itu beneran sudah sepi. Bahkan Beberpaa lampu sudah dimatikan. Dengan langkah sempoyongan, Delmar memasuki ruangan demi ruangan untuk mencari Laura. Hingga akhirnya dia menemukan seorang gadis yang tengah mengemas buku bukunya.
"Ternyata kamu disini beb, aku nyariin kamu daritadi."
"Nyariin aku?" Tanya gadis yang ternyata adalah Killa. Tapi dimata Del, tampak seperti Laura.
"Iyalah nyariin kamu, memang nyariin siapa lagi." Delmar berjalan mendekati Killa, tapi karena langkahnya yang sempoyongan, tubuhnya menabrak meja dan jatuh menimpa tubuh Killa.
Mereka berdua saling bertatapan beberpaa detik dengan posisi Del diatas tubuh Killa.
"Kamu cantik sekali malam ini Laura. Tubuh kamu juga wangi." Delmar mulai menciumi rambut dan leher Killa.
"Jangan kak, hentikan. Aku Killa bukan Laura." Killa mulai ketakutan. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya gemetaran. Dari jarak sedekat itu, dia bisa mencium bau alkohol. Killa tahu siapa pria yang sekarang sedang menindihnya. Dia adalah Delmar kakak kelas yang paling populer disekolah.
Bukannya menghentikan, Del malah makin brital mencium bibir Killa. Killa terus berontak tapi pergerakannya justru makin membuat tubuh bawah Del menegang. Del yang sedang mabuk tak bisa mengontrol diri dan terus melakukan aksi brutalnya hingga merenggut mahkota gadis malang itu.
Setelah semuanya selesai, Del kembali memakai pakaiannya. Killa pikir Del akan meminta maaf lalu pergi. Tapi ternyata dia salah. Del yang kelelahan malah tidur disamping Killa yang sedang menangis. Dengan sisa sisa tenaganya, Gadis itu lalu bangkit dan membenarkan pakaiannya. Setelah itu dia Meninggalkan Del yang masih tertidur entah teler.
Del baru tersadar saat hampir pagi. Dia sendiri bingung kenapa bisa tertidur ditempat itu. Dia mencoba mengingat ingat tapi tak ingat. Kepalanya pusing gara gara kebanyakan minum. Dia melihat noda merah seperti darah yang sudah mengering dilantai yang berwarna putih itu. Dan satu lagi, tangannya memegang sebuah liontin bertuliskan huruf A.
Akhirnya Delmar menyimpulkan bahwa dia yang sedang mabuk dan tanpa sadar tertidur ditempat itu. Dia teringat seperti melakukan hubungan badan. Dia pikir mungkin hanya mimpi basah, karena tak ada siapa siapa ditempat itu.
"Apa kakak sudah ingat?" Killa membuyarkan lamunan Del. Dia melihat wajah Delmar yang mulai memucat.
"Aku tidak berbohong kak. Kalau kakak tidak percaya, kita bisa tes DNA. Aku masih perawan saat itu. Dan kakak satu satunya pria yang sudah meniduriku dengan paksa. Dan anak ini sudah pasti anak kakak." Ucap Killa sambil memegang perutnya yang masih rata.
Seketika tubuh Delmar jatuh kelantai. Dia merasa kakinya sangat lemas hingga tak mampu menopang berat tubuhnya. Wajahnya pucat pasi dan seluruh tubuhnya bergetar hebat.
FLASHBACK OFF
"Stop Pah." Rain yang baru masuk ke ruangan kerja Sean segera menghentikan suaminya. Ibu mana yang tega melihat anaknya dihajar habis habisan.
"Biarkan papa menghajar anak tak tahu diri ini mah. Anak seperti dia tidak patut dibela. Anak berandalan, bisanya cuma mempermalukan keluarga."
"Ya, Del memang hanya bisa mempermalukan papa dan mama. Del memang anak tak tahu diri. Makanya Papa dan mama membuang Del sejak kecil."
"Bangsat." Sean makin murka mendengar perkataan Delmar. Dia mengambil asbak kayu dimeja kerjanya dan melemparkannya pada Del hingga mengenai kening anak itu.
"Papah." Teriak Rain. Dia segera menghampiri Del dan memeluk putranya itu. Rain mengangkat wajah Del, dia bisa melihat darah segar mengalir dari kening serta bibir dan hidung Delmar.
Rain membawa Delmar keluar dari ruangan Sean. Dia mendudukannya di sofa ruang keluarga dan mengambil kotak p3k.
Rain mengobati luka Delmar sambil menangis. Apalagi saat Delmar meringis menahan perih, Rain makin menangis. Hatinya jauh lebih sakit daripada perih yang dirasakan Delmar.
Semua ini salah Mama. Seharusnya mama tak mengijinkan oma mengambilmu. Harusnya mama sendiri yang mengasuhmu. Kalau hidupmu jadi seperti ini, itu semua salah mama karena tak mampu mendidikmu dengan baik.
Rain terus menyalahkan dirinya. Menyalahkan kebodohannya yang telah memberikan hak asuh Delmar pada opa dan omanya. Entahlah Bagaimanan oma opa nya mengasuh. Tapi yang jelas, Del salah asuhan. Sejak SMP anak itu sudah merokok dan kerap bolos sekolah. Dan saat SMA, dia makin menjadi, dia sudah mulai terbiasa mabuk.
Delmar dididik bagai raja dirumah itu. Apapun kemauannya pasti dituruti. Dan apapun kesalahannya tak pernah dimarahi. Del hidup dengan limpahan harta dan kasih sayang dari opa omanya. Tapi dia merasa haus kadong sayang kedua orang tuanya.
"Jangan pernah berkata seperti tadi. Mama dan Papa tak pernah membuangmu. Kami menyayangimu sama seperti Dylan dan Cea. Kamu harus tahu Del, tak ada orang tua yang tak menyayangi anaknya." Ucap Rain sambil sesenggukan.
"Tapi kenapa harus Del yang ikut oma? Kenapa bukan Dylan? Karena mama lebih sayang pada Dylan?" Delmar tak sanggup menatap mamanya yang sedang menangis. Seperih apapun luka yang dia rasakan selama ini, dia tetap menyayangi mamanya.
"Mama terpaksa saat itu nak. Oma terus memaksa mama. Mama pikir kau akan bahagia bersama oma dan opa. Apalagi kamu betah tinggal dirumah ini. Sedangkan Dylan masih bayi, dia masih butuh asi mama. Disisi lain, oma dan opa sendirian, tak ada yang menemani hari tua mereka. Tolong pahami posisi mama saat itu."
"Apa mama pernah memahami posisi Del? Apa mama pernah memikirkan perasaan Del? Del merasa sebagai anak yang tidak diinginkan ma."
"Maaf, maafkan mama dan papa nak. Tapi kamu harus tahu, papa dan mama sangat menyayangimu." Rain memeluk Del dengan sangat erat. Dia tak tahu jika Del merasa terbuang selama ini.
"Tidurlah, besok pagi kamu akan menikah."
"Maukah mama menemani Del sampai tertidur."
"Tentu saja, ayo mama antar kekamar kamu."
Rain menuntun Del sampai kekamarnya. Dia duduk sambil menyandarkan punggung di kepala ranjang dengan Delmar yang tidur dipangkuannya.
"Tidurlah sayang, semuanya akan baik baik saja." Ucap Rain sambil membelai kepala Delmar. "Mama dan papa menyayangimu sama seperti Dylan dan Cea. Tolong jangan pernah ragukan hal itu."
🥹😭😭dada aq Thor sesak juga baca chapter ini
belajar dri sikapnya Del yg terdahulu, awalnya manis berakhir dengan kata2 yg bener2 GK masuk di akal saking sakitnya.