Elina wanita terkuat di akhir zaman yang paling ditakuti baik manusia, zombie dan binatang mutan tiba-tiba kembali ke dunia tempat dia tinggal sebelum-nya!
Di kehidupan pertamanya, Elina hanyalah seorang gadis biasa yang hidupnya dihancurkan oleh obsesi cinta dan keputusan-keputusan keliru.
Sekarang, dengan kekuatan kayu legendaris dan ruang dimensi yang memberinya kendali atas kehidupan, Elina ingin memulai kembali hidupnya dengan membuat pertanian besar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menanam sayur bersama xiaoya dkk
Keesokan harinya, Elina kembali membuka siaran langsung dengan tema "Menanam Bibit Sayuran Bersama Xiaoya dkk".
Kali ini, Elina berencana menanami tanahnya yang seluas 8 hektar dengan berbagai sayuran. Awalnya, dia berniat menyewa warga desa untuk membantu, tetapi setelah melihat betapa gesitnya Xiaoya dkk, dia berpikir, mengapa tidak memanfaatkan tenaga kerja gratis? Lagi pula, ini juga bisa dijadikan konten menarik untuk para pengikutnya.
Tanahnya sudah diairi, jadi tidak terlalu keras saat dilubangi. Hari ini dia berencana menanam lobak swiss di lahan seluas satu hektar. Namun, setelah siaran dimulai, tanaman merambat di kebunnya tiba-tiba memberi tahu Elina bahwa ada tamu di luar gerbang.
Penonton yang baru masuk tiba-tiba melihat pemandangan dimana 10 monyet kecil bekerja sama menanam bibit di lahan kosong
[ini.. tidak realistis]
[tolong cubit aku! ]
[apakah sekarang dunia telah berubah]
[mereka imut sekali, apalagi topi sawah kecil yang ada dikepala mereka.. aaaaaa]
[kenapa bajunya ada angkanya? ]
[aku tahu, aku tahu pasti itu namanya xiaoya 1, xiaoya 2 ..... xiaoya 3]
[saya merasa nama mereka agak asal-asalan]
[saya juga bepikir begitu]
[Gerakan mereka sangat cepat]
[monyet dirumahku hanya tahu cari kutu]
[hhhhh, itu lah perbedaan monyet mahal dan murah]
[yang diatas, sangat kejam]
[ngomong-ngomong ancor dimana? ]
Saat Elina membuka gerbang, ternyata Wulan, Anggrek, dan Edgar datang berkunjung. Edgar sudah dia harapkan karena sebelumnya dia menawarkan diri untuk membantunya menanam, tapi kedatangan Wulan dan Anggrek benar-benar tak terduga.
Elina membukakan gerbang dan mempersilakan mereka masuk. Wulan dan Anggrek terkesima dengan pemandangan di hadapan mereka. Meskipun mereka pernah melihatnya di siaran langsung , tapi melihatnya dari dekat jauh lebih indah. Setelah mendapat izin dari Elina, mereka berlarian ke tengah lautan bunga dan mengambil foto. Usai puas berfoto, mereka mengikuti Elina ke ruang tamu. Sementara Edgar, langsung menuju kebun halaman belakang. Dia mengambil topi yang telah disediakan dan turun dilahan sebelah Xiaoya dkk. Dia sudah tidak kaget lagi dengan monyet yang bekerja di sebelah nya, karena dia sudah dikejutkan saat dia berkunjung ke rumah Elina tadi malam. Edgar dapat melihat, Elina menjadikannya seperti 'pembantu rumah tangga', mencuci piring, mengepel, memanen dan masih banyak lagi. Monyetnya juga tampak senang diperbudak.
[cogan!!! ]
[ah ah ah pangeran dari kerajaan mana itu? ]
[wow, tubuhnya sangat atletis, um terlihat menggoda untuk disentuh]
[yang diatas, tolong jangan cemari dia dengan pikiran kotormu itu]
[pacarnya Ancor? ]
[cowoknya tampan dan ceweknya cantik, gak kebayang anak mereka akan secantik dan setampan apa! ]
Elina menyiapkan teh dan camilan untuk Wulan dan Anggrek. Wulan terus memuji keindahan rumah Elina, bahkan mengungkapkan keinginan untuk memiliki rumah serupa suatu hari nanti.
Elina hanya tersenyum dan berkata, "Akan ada waktunya."
Wulan kemudian bertanya apakah mereka bisa membantu sesuatu, karena tujuan kunjungan mereka hari ini memang untuk bersenang-senang. Elina merasa sangat senang, tenaga kerjanya kini bertambah.
Elina segera membawa mereka ke kebun belakang, dan mereka terkejut melihat sepuluh monyet Capuchin yang pernah mereka lihat di siaran langsung, sedang sibuk menanam bibit. Lima monyet bertugas melubangi tanah menggunakan tongkat kayu yang bagian bawahnya runcing, sementara lima lainnya memasukkan bibit ke dalam lubang-lubang tersebut. Masing-masing monyet mengenakan topi sawah kecil yang dibuat Elina sendiri dari bambu, membuat mereka terlihat semakin menggemaskan.
Wulan dan Anggrek merasa sangat bersemangat, tapi juga tidak ingin mengganggu monyet-monyet kecil yang sedang sibuk bekerja. Setelah itu, Elina membawakannya topi, untung dia membuat banyak kemarin.
Sebelum membiarkannya turun lapangan dia memberi tahunya bahwa dia sedang siaran langsung, dan menanyakan apakah tidak apa-apa. Mereka dengan cepat menjawab bahwa mereka tidak keberatan muncul di kamera.
Kemudian mereka bergabung bersama Edgar, Edgar bertugas melubangi sedangkan mereka bertugas memasukkan bibit ke dalam lubang.
Pemandangan itu sangat harmonis.
[ko aku jadi pengen ikutan bareng mereka ya? ]
[kamu tidak sendiri, aku juga pengen]
[walaupun tidak digaji yang penting bisa makan sayur dikebunnya, aku sudah sangat puas]
[bicara tentang sayurnya ancor, itu enak sekali. aku membeli tomat, dan membuat telur orak arik. saat aku mencobanya aku merasa bisa mengalahkan master chef hhhh]
[aku juga membeli wortel dan memasaknya dengan sup, umm itu sangat lezat dan renyah]
[kau tahu, kakakku hampir membunuhku karena tidak jadi diet hhhh]
[apakah kalian tidak menipu? ]
[yang diatas, aku yakin kau tidak membelinya]
[aku menyesal tidak membeli banyak]
[Kalian mungkin tidak percaya ini, aku memiliki ayam yang mandul, tapi setelah makan tanaman merambat yang aku buang, keesokan harinya ayamku bertelur!]
[Sungguh?!]
[Iya, kalau bohong aku rela disambar petir!]
[aku ingatkan jangan buang tanaman merambat kalian!!! mungkin kalian tidak membacanya, tanaman merambat itu bisa membuat sayur/buah tetap segar selama sebulan!! ]
[sangat ajaib?? ]
[aku tidak percaya]
[aku juga, tapi aku tetap menyimpan nya hhhh]
Di dapur, Elina sedang memasak hidangan makan siang untuk mereka semua setelah sesi menanam. Menu yang ia siapkan terdiri dari nasi hangat, sayur sop dengan potongan wortel, kentang, dan jagung, ditambah tumis kangkung segar dengan bawang putih. Sebagai lauk, ia menyiapkan ayam bakar madu yang gurih. Untuk minumannya, ia membuat es teh manis yang segar serta jus tomat yang kaya vitamin. Makanan dan minuman ini diharapkan bisa mengembalikan tenaga mereka setelah setengah hari bekerja di kebun.
Elina juga tidak lupa menyiapkan makanan khusus untuk para monyet. Untuk mereka, ia menyiapkan buah-buahan segar seperti pisang, apel, dan anggur, yang mereka sukai. Sebagai tambahan, ia menyiapkan kacang-kacangan dan biji-bijian yang kaya nutrisi, serta potongan wortel untuk cemilan sehat. Minumannya, ia menyediakan air kelapa segar.
Sekitar pukul 10 pagi, Elina memanggil semua orang untuk istirahat karena matahari mulai terasa menyengat. Dia tidak ingin memperlakukan tenaga kerja gratisnya dengan buruk, jadi dia menyuruh mereka semua untuk cuci tangan sebelum makan. Xiaoya dkk dengan gesit melompat gembira dan menyimpan topi sawah mereka dengan rapi di rak kayu yang berada di sebelah dapur. Wulan dan Anggrek, mengikuti mereka dengan antusias. Mereka juga pernah membeli produk Elina, dan kualitas rasanya memang tidak mengecewakan.
Semua berkumpul di bawah pohon mangga yang rindang, menikmati sejuknya angin sepoi-sepoi yang menambah kenyamanan. Di sana, Elina menyajikan hidangan makan siang yang lezat. Dengan tawa ceria dan suasana santai, mereka menikmati makanan dengan begitu nikmat, mengisi kembali energi mereka setelah pagi yang sibuk di kebun.
[aku butuh pintu kemana sajanya doraemon]
[bawa aku]
[pemandangan yang membuat orang iri]
[aku ingin pulang ke desa]
......................
"Hei, makan pelan-pelan," kata pemuda itu sambil tersenyum melihat adiknya yang makan dengan begitu lahap.
"Hehe, ini enak!" balas adiknya sambil terus melahap makanan.
Lutfi, sang kakak, adalah seorang sarjana di bidang peternakan. Ia tinggal bersama Alif setelah orang tua mereka meninggal karena kecelakaan. Perbedaan usia mereka hanya terpaut satu tahun, tapi Alif, yang berumur 21 tahun, memiliki kemampuan kognitif seperti anak berumur 10 tahun, sebuah kondisi yang dibawa sejak lahir.
Sejak kecil, Alif hanya menempel pada kakaknya. Dia tidak punya teman bermain karena orang-orang di sekitarnya menjauhinya, bahkan sering memanggilnya "idiot." Hal ini membuat Lutfi marah. Ia melarang Alif untuk berinteraksi dengan mereka lagi, berusaha melindungi adiknya dari ejekan kejam dunia luar.
Awalnya, Lutfi punya pekerjaan dengan gaji yang cukup baik, namun ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Karena setiap kali pulang kerja, dia tidak menemukan Alif di rumah. Untungnya, ia selalu berhasil menemukannya, tapi kekhawatiran terus menghantui—bagaimana jika suatu hari ia tidak berhasil? didunia ini anggita keluarga nya hanya tersisa Alif.
Lutfi ingin mencari pekerjaan yang bisa menerima adiknya juga, di mana Alif bisa ikut tanpa harus ditinggalkan sendiri. Namun, pekerjaan dengan kondisi seperti itu sangat sulit ditemukan.
Hari ini, saat melihat siaran langsungnya Elina, Lutfi merasa matanya berbinar. Mungkin, besok dia bisa mencoba peruntungannya dengan menghubungi Elina dan melihat apakah ada peluang untuk mereka berdua.
...----------------...
itu topinya hehehe
jangan lupa tinggalkan jejak nggih🫂
di tunggu up nya thor, semangat slalu
dibalik kekurangan nya ada kelebihan yg terpendam juga.
bener² tulus menerima elina apa adanya, bener² tulus mencintai dan menyayangi elina serta Alex anaknya.
dan juga bener² tulus menjadi garda terdepan untuk membela elina dan alex dari rintangan apapun itu, tanpa nyelip pihak ketiga.
padahal, yo kekurangan 😅