NovelToon NovelToon
Last Night

Last Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Romansa / Pihak Ketiga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Razella

"Hidup aja, ikutin kemana arus bawa lo. Teruskan aja, sampe capek sama semua dan tiba-tiba lo bangun dirumah mewah. Ucap gue yang waktu itu ga tau kalo gue bakalan bener-bener bangun dirumah mewah yang ngerubah semua alur hidup gue "- Lilac

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Morning View

Pagi itu semua orang terlihat sibuk padahal hari ini akhir pekan. Bau roti panggang menguar keseluruh penjuru dapur berpadu dengan kicau burung yang begitu berisik. Tapi lebih berisik Raja. Lilac yang tengah membantu para pekerja menyiapkan sarapan pun ikut menikmati suasana pagi dikediaman mendiang kakek Joseph dan Johan itu. Pagi ini masih seperti biasanya. Semua orang sibuk walau ada sedikit suara bising yang tak biasa mereka dengar masuk dalam telinga.

"Itu bocil ngapain sih? Pagi-pagi udah nyetel Pororo aja anjir."

Raja berjalan masuk kedapur dengan wajah bantal dan rambut sarang burungnya itu. Sungguh anak itu terlihat seperti gelandangan. Raja duduk dikursi makan dan mengambil buah apel yang ada diatas meja.

"Wih...si anjing. Pagi-pagi udah makan apel aja. Enak bet idup lo enakkk." Ledek Rama yang baru masuk dengan sekotak kayu tomat hasil panen.

"Makanya jadi gue. Idup-idup gue. Ngapa lo yang ribet."

Lilac yang melihat Rama akan membalasa ucapan Raja pun menggelengkan kepala. Tidak mungkin ia biarkan pagi indahnya ini tercemari suara berisik Rama dan Raja. Pengecualian suara bising backsound Pororo yang berasal dari ruang tengah.

"Si Johan udah bangun belum sih? Itu siapa yang ngidupin TV pagi-pagi begini anjir. Polusi aja." Rama mendumal sambil mencuci tomat hasil panen di wastafel dapur.

"Ya itu si Johan yang ngidupin TV. Lo kira ada orang yang berani nyalain TV pagi-pagi pas ada dia?" Raja mengedikkan dagunya kearah Lilac. Tak tau saja dia Lilac sedang mencoba mengatur nafas saat ini. Sabar, masih pagi, ntar agak siangan baru gue slepet mulutnya, batin Lilac.

Lilac berjalan kearah ruang tengah untuk bergabung dengan Johan. Ia yakin anak itu pasti belum menyelesaikan sarapannya. Sembari menyapa para pekerja yang lewat, Lilac tersenyum mendengar backsound Pororo yang semakin kuat terdengar ditelinganya. Dan begitu wanita itu sampai disana, ia malah disuguhkan dengan Johan yang menumpukan dagunya diatas kedua lipatan tangan.

Johan duduk dikarpet sambil menumpukan kedua tangannya dimeja. Mulutnya mengunyah dengan pipi mengembung sedangkan pandangannya tertuju pada TV yang sedari jam lima pagi tadi belum mati. Lilac hanya bisa menggelengkan kepala.

"Belom selesai?"

Anak itu tampak terkejut saat tiba-tiba Lilac ada disampingnya begitu saja. Bukannya melanjutkan sarapannya yang belum selesai sejak sejam lalu, Johan malah menidurkan kepalanya dilipatan tangan. Anak itu mengantuk.

"Gue ngantuk kak. Ini rotinya lagian kenapa banyak banget sih padahal gue cuma makan sendiri." Keluh nya namun tetap menyuapkan roti kedalam mulut.

"Abisin rotinya, terus makan buah."

Lilac menyodorkan sepiring buah apel yang sudah ia kupaskan untuk Johan kesamping piring roti anak itu. Anak itu bahkan benar-benar lambat hanya untuk menghabiskan sepiring roti.

"Aih gue aja belom abis yang ini kaaakkk..." Johan merengek manja. Dan Lilac senang melihat itu. Inikah yang anak itu inginkan? Bisa bermanja pada orang yang mmebuatnya merasa nyaman.

"Kalo dirumah sarapan sama siapa?"

"Eum...lo berharap gue jawab 'sarapan bareng abang' bagitu?" Jeda sejenak saat Johan kembali mengunyah makanannya. Dengan sabar Lilac menunggu anak itu kembali bicara.

"Papi jarang pulang kerumah. Abang pulang kerumah kalo malem pas gue udah mau tidur. Sarapan pagi, apalagi bareng tuh udah kayak keajaiban buat orang-orang rumah."

Lilac tersenyum saat melihat Johan kembali makan dengan tenang. Saat seperti ini, anak itu benar-benar terlihat seperti kakaknya. Wajah mereka, tubuh mereka, juga cara mereka berbicara cukup sama walau beberapa kali ia mendengar nada perintah yang muncul saat Johan berbicara.

"Oi, cil. Abis ini mau bantuin nanem sayur ngga?"

Rama dan Raja tiba-tiba datang sambil membawa makanan mereka dan duduk dibawah. Ketiganya kini duduk mengelilingi meja. Lilac hanya memperhatikan saja. Layaknya seorang ibu yang sedang mengawasi anak-anaknya sarapan. Saat sedang asik bersantai, tiba-tiba Layla datang dan menghampiri Lilac. Kucing kecil yang dulunya masih kecil itu kini berubah menjadi gumpalan bulu yang bgeitu senang berkeliaran kesana kemari didalam rumah.

"Dimana?"

"Dibelakang. Tempat kermaren kita nongki. Mau ngga lo? Kalo ngga mau pulang aja sih kata gue."

"Mulut lo anjir main ngusir anak orang." Rama menjitak pelan kepala Raja.

"Udahlah anjir. Ikut ngga lo? Katanya ngga mau kesepian?"

"Jangan kayak gitu Raja." Lilac memperingati sebelum candaan itu membuat Johan merasa tak nyaman.

"Ngga papa kok kak. Gue mau. Lagian kalo ngga pulang juga papi ngga bakal nyariin gue."

Lilac lagi-lagi hanya diam memperhatikan ketiganya yang kini terlihat lebih akrab. Rasanya mereka benar-benar cocok menjadi Trio. Lilac teringat semua yang Johan ceritakan padanya kemarin. Bukankah jika dilihat dari cerita yang ia dengar dari kedua bersaudara itu, mereka punya kesedihan yang disembunyikan satu sama lain? Mereka hanya ingin menunjukkan jika semua baik-baik saja saat mereka diam. Joseph dan Johan mungkin bisa disebut sebagai korban keinginan ayah mereka. Namun tidak ada yang tau apa sebenarnya yang ayah mereka rencanakan.

"Johan." Panggil Lilac saat mendengar tawa Johan begitu lepas saat bersama Raja dan Rama.

"Kenapa kak?"

"Kalo gue mau tau nama ayah kalian, boleh ngga?" Wanita itu bertanya sehati-hati mungkin agar Johan tak salah paham. Anak itu pasti masih dalam masa labil nya juga bukan?

"Nama papi?" Johan memastikan ia tak salah dengar atas pertanyaan Lilac.

"Iya, nama papi kalian."

"Eh tunggu. Kok lo manggilnya papi? Jojo kenapa manggilnya ayah?" Potong Rama.

"Eum...itu. Dulu tuh sebelum lahir gue, abang emang udah lebih dulu manggil ayah. Tapi sejak gue lahir, katanya paman nyuruh papi ngajarin gue buat manggil papi. Gue pun ngga tau kenapa." Johan mengedikkan bahunya.

"Sekarang jawab pertanyaan gue."

"Eh, iya. nama papi tuh Jeolion Alexander Lancaster. Kalo mami Rehanna Lysander. Kenapa emang?" Johan lanjut saling comot makanan dengan kedua teman barunya itu. Lilac yang mendengarnya hanya diam. Dalam hati memang sudah menduga jika kedua kakak beradik yang kini begitu akrab dengannya bukan anak sembarang orang. Jeolion Alexander Lancaster, siapa yang tak tau pria itu? Meski tak terlalu terkenal tapi Lilac tau seberapa berpengaruhnya orang itu di industri farmasi dan otomotif.

"Kak."

Johan sekali lagi mengalihkan Lilac dari lamunan tentang dirinya dan sang keluarga.

"Abis ini jangan jauhin gue ya? Jangan jauhin abang. Gue mau liat abang bahagia sama jalannya sendiri. Awas aja kalo sampe kalo lo ninggalin abang gue. Gue cari lo ke ujung dunia."

"Eh bocil! Ngga boleh ngomong kek gitu. Ngeri amat omongan lo."

"Ya siapa tau kak Lilac mau ninggalin abang. Gue kasi warning sekarang biar dia mikir lagi kalo mau ninggalin abang."

"Yeuuu, bocah. Udah makan yang banyak cepetan. Abis ini nguli lo bareng kita." Rama mengapit kepala Johan diketiaknya. Membuat yang paling muda mengaduh dan merengek minta dilepaskan.

"Hah...gimana mau jauh kalo sama-sama bulol." Gumam Lilac sebelum naik kekamarnya dengan Layla dalam gendongan. Sepertinya ia juga harus bersiap untuk membantu bercocok tanam bersama yang lain. Ia harap Johan akan nyaman berada disini dan bisa menganggap rumah ini sebagai tempatnya pulang kala ia juga lelah. Seperti dirinya, seperti Joseph.

1
santi
👍👍
Dzakwan Dzakwan
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
Laqueno Sebaña
Keren banget bro, aku terhanyut dalam cerita ini!
Razel: terimakasih yah/Smile//Smile/
total 1 replies
La Otaku Llorona <33
Tidak ada yang kurang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!