Darra Smith adalah seorang anak yatim piatu yang menikah muda dengan suaminya Raynard Walt. Di tahun kedua pernikahannya, semuanya berubah. Mertua dan kakak iparnya kerap ikut campur dengan rumah tangganya. Di tambah perusahaan yang dibangun suaminya mengalami masalah keuangan dan terancam bangkrut. Situasi kacau tersebut membuat Raynard selalu melampiaskan kemarahannya kepada Darra. Ditambah lagi Darra tak kunjung hamil membuat Raynard murka dan menganggap Darra adalah pembawa sial.
"Aku sudah tidak sanggup hidup denganmu, Darra. Aku ingin bercerai!"
Kalimat itu seperti suara gelegar petir menghantam Darra.
Setelah kejadian pertengkaran hebat itu, kehidupan Darra berubah. Bagaimana kisah selanjutnya
ikuti terus ya....
Happy Reading 😊😊😊
Update hanya hari senin sampai jumat 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UNDANGAN MAKAN MALAM
💌 POSESIF SETELAH BERCERAI 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Sore hari Floren kembali mengingatkan Raynard, agar tidak lupa untuk mengundang Helena di acara makan malam di kediaman Walt. Kemenangan ini harus dirayakan karena rencananya untuk mengusir Darra akhirnya berhasil. Folren tersenyum saat membuka layar handphonenya. Ia pun mencari nama kontak putra kesayangannya. Lalu menekan tanda panggil untuk menghubungi Ray.
"Sayang, jangan lupa mengundang Helena untuk acara makan malam bersama di rumah." Kata Floren mengingatkan.
Ray menarik napas dalam-dalam. Kemudian mengusap wajahnya dengan sebelah tangannya. "Hmm, sudah ada empat kali mommy menghubungiku hari ini."
"Aku hanya memastikan saja, nanti kamu lupa. Ini acara penting untuk mommy. Mommy gak mau acara ini sampai gagal."
"Bagaimana bisa aku lupa, baru sejam yang lalu mommy menghubungiku." Rutuk Ray.
"Baiklah kalau begitu. Sam..."
"Rencana apa maksud mommy?" Ray memotong pembicaraan, sebelum Floren mengakhiri panggilannya.
"Mommy hanya ingin lebih dekat dengan Helena. Kau tahu sendiri impian mommy hanya ingin kau menikah dengan Helena. Apalagi Helena sudah membantu perusahaan Walt keluar dari krisis. Jangan bilang kau melupakan janji itu. Kau sudah menandatangani kontrak dengan keluarga Helena. Bahwasanya kau bersedia menikah dengan Helena."
"Aku tidak akan melupakan janji itu. Lagian buat apa mereka membuat surat perjanjian itu?"
"Apa kau sungguh-sungguh mencintai Helena?"
"Tentu saja mom, Helena adalah cinta pertamaku."
"Mungkin Helena takut kau masih berhubungan dengan Darra. Kau tahu sendiri bagaimana ambisinya Darra. Dia tidak akan meninggalkanmu begitu saja. Anak miskin itu terlalu mencintaimu."
"Tapi tidak seharusnya mereka membuat perjanjian di atas materai mom." Keluh Ray.
"Iya mommy tahu, semua yang mereka lakukan itu yang terbaik. Jangan terlalu dipikirkan."
Ray tidak menjawab, Ia kembali sibuk memeriksa berkas yang ada di tangannya.
"Bagaimana dengan surat perceraianmu, Ray?"
"Itu mudah mom,"
"Hmmm, secepatnya kau mengajukan gugatan. Mommy tidak mau berhubungan dengan wanita miskin itu lagi."
"Iya, mom."
"Oke, kalau begitu sampai bertemu di rumah sayang."
"Baiklah, aku akan tiba empat puluh menit lagi."
TIT.
Panggilan pun terputus.
Raynard menyelesaikan sisa pekerjaannya. Setelah pekerjaannya selesai. Ray membawa mobilnya menuju rumah Helena. Dalam perjalanan Ray melakukan panggilan kepada Helena.
TUT TUT TUT TUT
Panggilan masuk.
"Hmm, ada apa Ray?" jawab Helena dari seberang. Kepalanya dimiringkan menahan handphone di telinganya.
"Kau sudah siap?"
Helena tersenyum lembut di balik telepon. "Hmm, aku sudah siap menunggu pangeran menjemputku."
"Hahahaha," Ray tertawa awkward, "Aku sudah tidak sabar bertemu denganmu. Aku merindukanmu Helena."
"Rindu?"
"Hmmm, aku merindukanmu." ucapnya lembut.
"Gombal," Ucap Helena menjepit bibirnya karena tersipu malu.
"Aku serius, kau gak percaya?"
"Bagaimana aku bisa percaya, kau belum menceraikan istrimu." protes Helena di ujung telepon.
"Aku akan melakukan secepatnya Helena. Aku tidak mungkin mengingkari janjiku."
"Sungguh?"
"Hmmmm. Tiga menit lagi aku sudah sampai."
"Heuh? kamu serius?"
"Hmm, aku sudah di ujung jalan menuju rumahmu."
"Oke...."
Belum lagi panggilan telepon mereka terputus. Tiba-tiba terdengar suara klakson dari arah luar.
Tin...tin...tin...
Helena tersenyum sambil memasukkan kembali handphone ke dalam tasnya. Ia pun segera keluar menemui Raynard.
⭐⭐⭐⭐⭐
Setelah perjalanan tiga puluh menit di tempuh. Kini mereka tiba di kediaman Walt.
"Kita sudah sampai Helena." Ucap Ray tersenyum sambil menarik rem tangan.
Helena tersenyum mengangguk. Ini sudah ke tiga kalinya ia datang ke rumah Ray. Helena langsung melepaskan sabuk pengamannya dan menunggu Ray membuka pintu untuknya. Helena tersenyum melihat Ray mengitari mobil dan membuka pintu untuknya. Ia menekuk tangan kirinya mempersilakan Helena untuk menggandeng tangannya.
"Silakan Helena..." kata Ray.
Helena tersenyum menyambut tangan Ray. Seorang wanita bertubuh gemuk menyambut kedatangan mereka.
"Selamat malam tuan dan nona," Sapa seorang wanita berdiri tegap di depan pintu. Ia membungkukkan badannya untuk memberi hormat.
"Selamat malam." Jawab Helena saat Ray tidak membalas sapaan wanita itu.
Mereka melangkah masuk ke dalam rumah.
"Hei.... Helena!" Sapa Shanty begitu antusias saat melihat kedatangan tamu penting keluarga Walt. Ia menaruh majalah dewasa di atas meja. Ia langsung memeluk Helena dan memberikan ciuman pipi kiri dan pipi kanan.
"Dimana aunty Floren?" tanya Helena.
"Mommy ada di dapur bersama pelayan."
"Aku tinggal sebentar ya," Bisik Ray kepada Helena. Helena mengangguk. Ia melangkah menuju dapur menemui aunty Floren.
Melihat Helena sudah datang. Floren tersenyum menyambut tamu istimewanya. "Sudah datang sayang?"
"Selamat malam aunty," sapa Helena dengan sopan. Ia memberikan buah tangan yang kepada pelayan.
"Dimana Ray?" Tanya Floren menghentikan kegiatan mengupas buah. ia segera berdiri dan berjalan mendekati Helena.
"Mungkin Ray lagi mandi aunty."
"Kamu tambah cantik aja sayang." kata Floren.
Helena tersipu malu. Ia menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Floren tersenyum tipis sambil melihat ke arah tangan Helena. Ia tidak menyambutnya. Ia langsung memeluk singkat tubuh Helena. Ia melepaskan pelukannya dan memegang lembut tangan Helena.
"Terima kasih sudah datang sayang. Aunty bahagia sekali. Kamu tamu penting aunty, jadi harus dijamu sebaik mungkin."
Helena mengerucutkan wajah malu. Ia salah tingkah saat mendengar perkataan aunty Floren. Helena mengulum senyum, saling menatap dan tersenyum.
"Bagimana perasaanmu saat mengetahui kamu adalah cinta pertama Ray?" Tanya Floren memberi usapan lembut di tangan Helena.
"Tentu gak menyangka aunty. Seandainya aku tahu Ray mencintaiku. Aku tidak akan pergi ke Austria."
"Sekarang kau sudah tahu perasaan Ray. Jadi aunty berharap kalian secepatnya menikah. Aunty tidak mau menunggu lagi."
"Mommy, jangan langsung menodong Helena. Ntar kabur lho." Shanty tiba-tiba muncul di sana bersama dengan Ray.
"Helena itu menantu idaman semua ibu-ibu. Wajar ibu sangat menginginkan pernikahan mereka."
"Jangan aja Ray yang berubah pikiran." Celetuk Shanty.
"Jangan dengarkan dia." Bisik Floren membawa tangan Helena. "Silakan duduk Helena. Anggap saja rumah sendiri. Jangan malu-malu."
"Terima kasih aunty." ucapnya tersenyum tipis. Ray langsung mengedipkan matanya kepada Helena. Ia pun duduk di samping Helena.
Pelayan segera menggeser kursi dan mempersilakan nyonya besarnya untuk duduk. Floren duduk di kepala meja.
Masakan khas Eropa sudah tersaji di atas meja makan, para pelayan mengatur makanan itu sesuai urutannya. Makanan berkelas para kalangan atas tentunya. Wine yang harganya lumayan juga sudah tersaji di sana.
Pelayan sedikit membungkuk memberi hormat. "Makanannya sudah siap nyonya, selamat menikmati." ucapnya dengan sopan.
Lalu mundur beberapa langkah ke belakang. Mereka tidak langsung meninggalkan meja. Pelayan tetap stand by di sana. Berdiri di belakang mereka dan siap menunggu instruksi jika di minta.
"Bagaimana perusahaan Walt sekarang nak? Aku rasa semua sudah baik-baik saja setelah keluarga Helena membantu perusahaan." Ucap Floren menatap ke arah Ray.
Ray mengangkat wajahnya melihat ke arah ibunya. Ia langsung menghentikan aktifitas makannya. "Perusahaan sudah normal kembali mom. Itu semua berkat Helena." Ray menyentuh tangan Helena dengan lembut. Mereka saling melempar senyum di sana.
"Jadi kapan kalian menikah?" Shanty membuka suara di sana. Ia mengambil gelas yang berisi wine lalu menyesapnya.
"Secepatnya dong, aunty tidak mau menunggu lagi. Aku ingin mendapatkan cucu dari kalian." Kata Floren menatap ke arah Helena sambil memotong daging yang ada di piringnya.
Sementara Ray hanya tersenyum sambil menikmati makanannya dengan tenang. Ia sesekali mengambil makanan dan memberikannya kepada Helena. "Ini makanan kesukaanmu." Bisik Ray dengan lembut.
Helena hanya mengangguk tersenyum. Suasana seperti ini, membuat Floren terharu. Inilah keluarga yang dia impikan selama ini. Keluarga yang menikmati makanan dengan tenang bukan dengan tekanan. Semenjak Ray menikah dengan Darra. Floren memilih makan di kamar. Ia tidak mau makan di meja yang sama dengan Darra. Napsu makannya langsung hilang saat melihat wanita miskin itu.
BERSAMBUNG.....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel ke sepuluh aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
jangan Senin 🤪🤪🤪🤪🤪🤪
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/