NovelToon NovelToon
Lelaki Di Persimpangan Mimpi

Lelaki Di Persimpangan Mimpi

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: She Amoy

Pernikahan Raina dan Riko menjadi kacau karena kehadiran mantan kekasih Raina. Terlebih lagi, Riko yang sangat pencemburu membuat Raina tidak nyaman dan goyah. Riko melakukan apapun karena tidak ingin kehilangan istrinya. Namun, rasa cemburu yang berlebihan itu perlahan-lahan membawa bencana. Dari kehidupan yang serba ada menjadi tidak punya apa-apa. Ketakutan Riko terhadap banyak hal membuat kehidupannya menjadi konyol. Begitu pun dengan istrinya Raina, Ia mulai mempertimbangkan kelanjutan pernikahan mereka. Masa depan yang diinginkan Raina menjadi berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Amoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sedikit Kebebasan

Langit begitu sendu pagi itu. Udara yang bercampur kabut, membuatku semakin erat memeluk Arkana. Dikarenakan Ria menolak permintaanku, akhirnya aku pergi lebih pagi menuju rumah Ibu.

Toyota Vios berwarna biru dengan lambang burung, berhenti tepat di depan rumah. Hanya lima menit aku terdiam di depan pagar, menikmati oksigen yang meresap ke dalam paru-paru.

Aku duduk di kursi belakang sambil menggendong Arkana yang masih terlelap. Sebuah tas berukuran sedang, satu tas selempang, dan kantong plastik yang berisi susu dan botolnya, kuletakan di samping kiri. Perjalanan menuju Parung membutuhkan waktu sekitar satu jam. cukup untuk mampir ke rumah Ibu, menitipkan Arkana, lalu pergi ke kantor.

"Assalamualaikum, Bu!" Pintu ruang tamu terbuka dengan lebar, terikat Aksa sedang mengenakan sepatu dan akan berangkat ke sekolah.

"Mamih....!" Aksa langsung berdiri dan menyalamiku.

"Baru berangkat, Nak? Tumben siang?"

"Iya, Mih. Buru-buru. Aksa pergi dulu ya."

Aksa berlalu dari pandanganku dengan tas dipunggungnya. Tidak lama Ibu muncul dari arah dapur.

"Loh, mana Riko?" Ibu langsung menggendong Arkana dari tanganku.

"Riko ke Lampung, jemput Alka. Besok sudah libur ya Bu, Aksa juga mau aku aja ke rumah. Biar bisa ngumpul semua.

"Iya, libur cuma seminggu. Bagi rapot sudah kemarin kan. Hari ini hanya acara tambahan. Orangtua gak perlu hadir katanya."

"Aku nitip Arkana ya Bu, nanti sore aku jemput lagi.Mau ke kantor dulu, susu dan perlengkapan lain ada di sini."

"Iya .. Iya. Ya sudah kamu ke kantor aja, sudah setengah delapan."

Ibu selalu mendukung sekolah dan pekerjaan anak-anaknya. Urusan pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain, Ibu selalu mengajarkan kami untuk tepat waktu dan tidak membiarkan orang lain menunggu.

Aku pamit dan bergegas menggunakan angkutan umum. Hanya 15 menit dari rumah Ibu menuju kantor. Sebetulnya masih terlalu pagi, tapi beberapa slide presentasi belum rampung untuk dibawakan pada meeting hari ini.

"Raina!" Pak Suryadi memanggilku begitu aku masuk ke dalam ruangan. Beberapa meja masih belum diisi pemiliknya. Hanya bagian keamanan dan customer service yang sudah terlihat hadir pagi ini.

"Pagi, datang cepet juga, Pak?" Laptop segera kunyalakan dan mulai menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.

"Ada-ada aja nih kantor pusat. Minta data dadakan. Mereka pikir data statistik kita ada di handphone. Gak semua kali."

Atasanku itu terlihat kesal.

"Oh ya, selesai meeting, kita makan siang di luar ya. Ada resto bagus dekat Pamulang, sekalian ketemu klien. Nanti, kamu bisa jelaskan model pelatihan kita seperti apa."

"Oke, Pak!"

Aku kembali berkutat dengan pekerjaan yang tinggal sedikit lagi. Kemungkinan, aku akan terlambat pulang. Untunglah Ibu sudah bisa mengurus Arkana.

Acara meeting dan makan siang telah selesai. Hari ini, pekerjaan berjalan lancar. Aku baru saja berdiri dari meja di restoran itu dan hendak pulang bersama Pak Suryadi.

"Raina?" Seorang pria yang sedang berdiri di depan kasir tiba-tiba menyapaku. Sambil melihat Pak Suryadi.

"Ago? Hai, apa kabar?"

Karena Ago mengajakku untuk bicara, akhirnya aku izin untuk tinggal lebih lama di restoran itu. Untunglah Pak Suryadi mengizinkan.

Sebuah meja berwarna coklat tua, menjadi saksi percakapan kami. Ago yang sudah lama tidak hadir dalam ingatanku, kini muncul kembali di hadapanku. Segelas teh dan kopi menemani memori kami.

"Pangling." Dengan tubuh yang bersender ke belakang, Ago berkomentar.

"Makin cantik."

Aku hanya tersenyum. Bersiap mendengar komentar atau pertanyaan dia berikutnya.

"Sudah punya anak berapa? Lu di mana sekarang?"

"Go, gue tuh masih jam kerja. Jadi gak bisa lama-lama. Gue sehat, punya anak lagi. Sekarang tinggal di Jakarta, tapi kantor dekat dengan rumah Ibu. Cukup?"

"Hemm... gue antar ke kantor, di jalan kita bisa lanjut ngobrol." Aku mengangguk dan segera berdiri. Kami melanjutkan obrolan sepanjang perjalanan.

"Pak Krisna ..." Sengaja kusebut nama itu karena ingin mendengar cerita Krisna dari versi Ago. Kalaupun benar dia meninggal, aku juga ingin tahu seperti apa ceritanya.

"Ah ya, Pak Krisna. Lu masih penasaran dengan Pak Krisna? Tapi, lu bahagia kan dengan pernikahan lu?"

Ago sepertinya ingin tahu banyak soal kehidupanku sekarang. Sejak dulu, teman pria yang bisa menjadi tempat untuk bercerita adalah Ago. Dia juga terlihat menyukaiku sejak pertama kami bertemu. Tapi aku tidak memiliki perasaan yang sama. Meskipun, dalam banyak hal, kami memiliki kesamaan.

"Gue cuma nanya, Pak Krisna sudah meninggal ya, padahal dia baik banget kan ke karyawan. Waktu itu, lu ngelayat gak?"

Mencoba menetralisir prasangka, kualihkan pertanyaanku.

"Na, ini sih rahasia. Tapi, lu berhak tahu. Soalnya gue juga tahu kalau kalian pernah deket."

Aku diam. Sebaiknya tidak merespon pernyataan Ago. Bagaimana pun karyawan Sub Divisi Tangerang punya mata untuk melihat. Krisna terkadang lepas kontrol dalam sikapnya terhadapku waktu itu.

"Ada kasus besar di Tangerang, meninggalnya Pak Krisna hanya sebuah skenario. Betul dia sakit, tapi dia sudah di bawa ke luar negeri dan diobati. Alhamdulillah, sembuh. Sekarang dia masih tinggal di Eropa."

Langit yang memerah seolah tersenyum kepadaku hari itu. Pertemuan yang tidak terduga dengan Ago, berita soal Krisna, khayalanku tentang kematian Krisna yang tidak benar itu, ternyata sungguh terjadi.

Skenario di perusahaan lama yang tidak ingin kuketahui. Cukup mendengar Krisna sembuh, sehat, ada di suatu tempat. Itu sudah membuatmu bahagia yang luar biasa.

"Hey... Raina! Kok diem?" Pria itu menatapku sejenak.

"Gue nanya dari tadi belum dijawab." Ago bertanya lagi sambil mengecilkan lagi volume musik yang sejak tadi terdengar samar.

"Pertanyaan yang mana?"

"Hemm.. Lu bahagia kan sekarang? Sama suami dan anak-anak?"

"Menurut lu, gue happy gak?"

"Enggak!"

"Kenapa?"

"Gue gak tahu kenapa. Tapi keliatan aja kalau lu gak happy. Raina, udah deh.. Gue kenal elu lama kan, dan gue juga tahu seperti apa kalau lu happy."

"Sok tahu!" Sebotol air mineral di samping pintu mobil itu, kuluncurkan ke dalam tenggorokan. Aku begitu lega mendengar berita soal Krisna, sehingga tak peduli dengan pertanyaan Ago.

"Gue baik-baik aja kok. Masalah kebahagiaan, bukannya semua manusia diberi takdir yang sama? Ada bahagia dan ada derita. Mau yang miskin, kaya, orang biasa, ulama, pengusaha. Semua memiliki takdir merasakan senang dan sedih. Jadi, kalau lu liat gue gak happy hari ini, bisa jadi hari ini gue memang gak bahagia. Tapi, besok-besok, pasti seneng lagi."

Ago mendengarkan dengan seksama. Tidak memotong pembicaraan dan tidak menyanggah.

"Ya, lu bener sih. Seperti roda yang terus berputar. Kondisi manusia juga kaya gitu. Gue cuma gak liat sosok Raina yang dulu. Raina yang ceria, semangat, dan berani memutuskan apapun. Mungkin kurang lama ketemunya, sampai gue gak bisa liat sisi kebahagiaan elu."

1
pembaca setia
bagus ih ceritanya. ayo lanjutkan Thor
Fathan
lanjut thor
Fathan
bagus banget ceritanya. relate sama kehidupan nyata dan gak lebay.
Fathan
pusing banget tuh anak
Fathan
bodoh
Fathan
tinggalin ajaaa
Fathan
rAina bodoh
Fathan
ngeselin rikooo
Fathan
menarik nih, seru
Fathan
rapi bahasanya
pembaca setia
ceritanya menarik. mengungkap sebuah kejujuran perasaan penulis. Bahasa rapi dan minim typo. rekomendid novelnya
Sunshine🤎
1 like+subscribe untuk karya mu Thor. semangat trus sering² interaksi dan tinggalkan jejak di karya author lain, dan jangan lupa promosiin karya agar popularitas meningkat/Good/
SheAmoy: makasih kakak
total 1 replies
anggita
like👍+☝iklan buat author.
SheAmoy: makasih kak
SheAmoy: makasih banyak kakak
total 2 replies
SheAmoy
thanks kak
Necesito dormir(눈‸눈)
Makin lama makin suka, top deh karya thor ini!
SheAmoy: makasih kaka
total 1 replies
Black Jack
Saya benar-benar tenggelam dalam imajinasi penulis.
pembaca setia: menarik banget nih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!