NovelToon NovelToon
Membeli Rahim Pembantuku

Membeli Rahim Pembantuku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / nikahmuda / Poligami / cintamanis / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Ibu Pengganti
Popularitas:63.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Lemari Kertas

Bening Anjani, baru saja lulus sekolah dan ingin melanjutkan kuliah di kota besar demi mewujudkan cita-citanya. Sayang, sang adik harus menjalani operasi besar yang menelan biaya sangat besar hingga ayah dan ibunya terpaksa menjual rumah juga satu-satunya sawah mereka. Bening tak jadi melanjutkan kuliah, sebagai baktinya kepada kedua orangtua, juga untuk meringankan beban keluarga, ia bertekad merantau ke Jakarta.

Di sana, ia yang belum berpengalaman akhirnya menjadi pembantu di kediaman keluarga kaya raya. Sang majikan memiliki putera yang sudah lima tahun menikah bernama Anggara Dewa. Sayang, lima tahun pernikahan itu belum menghasilkan keturunan karena istrinya yang adalah seorang model terkenal belum bisa memberikan Gara anak.

Sebuah kesepakatan kemudian mengantarkan Bening dan Gara dalam hubungan rumit setelah pasangan suami istri itu setuju untuk membeli rahim Bening, sang pembantu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemari Kertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Muak!

Gara termenung di pinggir kolam renang. Malam sudah menunjukkan pukul sembilan. Gara malas pulang ke rumahnya. Telepon sedari tadi berdering. Revi pasti tahu dimana Gara saat ini. Tetapi dia malas mau menyusul ke rumah mertua yang selalu saja membahas tentang bayi!

Namun, dia juga tidak bisa jika tidak melihat Gara. Revi akhirnya memutuskan untuk menebalkan muka dan mulai keluar dari rumah, mencari taksi yang akan mengantarkannya ke rumah mertua.

"Jadi mau tidur di sini lagi?" tanya nyonya besar sambil menatap puteranya.

"Sepertinya iya, Ma."

"Makanya, Gara, punya istri itu dinasehati. Mama berkata apa adanya. Sudah sepantasnya kamu tegas dengan Revi. Dia istri kamu, kamu berhak untuk memberi dia aturan. Kamu itu kepala keluarga!"

Gara hanya diam menyimak apa yang ibunya barusan bilang. Memang benar yang dikatakan mama barusan. Gara menyugar rambutnya. Ia merasa udara dingin mulai berhembus di sekitar kolam. Beberapa pelayan sudah masuk ke dalam kamar. Sebagian lagi masih membereskan beberapa pekerjaan.

Bening baru saja hendak ke dapur, ia selalu membawa segelas minuman ke kamar untuk nanti terbangun malam jika haus. Kebetulan nyonya besar melihatnya.

"Kau mau ke dapur, Ning?" tanya Nyonya besar menghentikan seketika langkah Bening.

Bening mengangguk, rambutnya nampak dikuncir sembarang tetapi malah membuat Gara senang memandangnya. Di tangannya yang mendekap dada, ada botol kosong berukuran sedang. Rupanya, dia sudah menyiapkan botol untuk mengisi air minum.

"Buatkan sebentar untuk puteraku teh hangat ya."

"Baik, Nyonya." Bening mengangguk patuh lantas segera ke dapur. Ia segera membuat teh hangat permintaan nyonya besar.

"Bening, belum tidur kau rupanya?"

Bening tersentak kaget mendapati tuan besar sedang mencari camilan di lemari es dan membawanya keluar.

"Iya, Tuan besar. Kebetulan, nyonya minta dibuatkan teh hangat juga." Bening menjawab sopan.

"Oh, mereka masih di kolam renang?" tanya tuan Wibowo. Bening mengangguk.

"Kalau begitu, buatkan juga untukku satu ya."

"Baik, Tuan." Bening segera meraih satu gelas lagi untuk tuan besar. Ia juga mengingat minuman kesukaan nyonya besar. Dia tahu, nyonya besar tidak suka teh. Ia segera mengiris dua buah lemon untuk mengambil sarinya kemudian menuangkan air hangat lalu menambahkan madu sebagai pemanis.

Bening segera meraih nampan, menyusun rapi gelas-gelas itu lalu membawanya. Ia menyajikannya dengan Gara yang tak melepaskan pandangannya sedetikpun dari gadis itu.

"Kau ingat betul kesukaanku." Nyonya besar segera menyesap sari lemon hangat dengan madu itu. Bening hanya tersenyum lalu kembali lagi ke dapur.

"Papa belum tidur juga rupanya?" Gara tertawa kecil memandang ayahnya yang sedang mengunyah makanan ringan itu.

"Belum, Mamamu belum kembali ke kamar. Papa jadi rindu."

Gara tergelak mendengar gombalan ayahnya itu sementara nyonya besar pasang wajah seolah tak peduli padahal sudah jingkrak-jingkrak di dalam hati.

"Gara, berikan kami cucu. Mau sampai kapan kamu menunda kehadiran anak. Siapa tahu, anakmu nanti laki-laki. Kedua kakakmu semua anaknya perempuan. Walau Papa tidak mempermasalahkan jenis kelaminnya kelak, tapi siapa tahu kan, nanti anak pertamamu adalah laki-laki."

Lagi-lagi pembahasan malam ini adalah tentang anak. Gara hampir tidak bisa lagi memberikan alasan apapun apalagi setelah kebohongan Revi terbongkar. Agensi memperpanjang kontrak dengan istrinya itu hingga tiga tahun ke depan.

"Gara akan segera memberikan Mama dan Papa cucu," ujar Gara mantap.

Kedua orangtuanya tersenyum senang, mereka saling menautkan jemari. Bening sendiri kembali melewati kolam renang. Botol yang dia bawa tadi juga sudah berisi penuh. Gara memandang Bening lewat pandangannya yang tajam sampai Bening menghilang di balik tembok penghalang.

Sementara itu, Revi ternyata diam-diam mendengar jawaban Gara barusan. Dia belum berani untuk menghampiri Gara dan kedua mertuanya. Namun, setelah beberapa saat, dia memberanikan diri untuk mendekat.

"Kenapa kemari?" tanya Gara dingin.

Tuan dan nyonya besar memilih untuk beranjak dan pergi ke kamar mereka, meninggalkan Gara dan Revi yang pasti akan menghabiskan waktu untuk berdebat panjang lebar.

"Enggak, aku gak bisa aja tanpa kamu. Aku gak mau sendirian di rumah. Lagian kamu itu punya rumah, Gar, kenapa malah mau nginep di sini coba?"

"Kamu gak nyadar juga, Sela?!" Gara meradang. Revi jadi menciut, apalagi Gara sudah menyebut namanya dengan sebutan yang jarang itu.

"Aku gak ngerti."

"Kamu lihat rumah kotor? Piring berhamburan dalam keadaan kotor. Baju kotor kalau kau malas untuk mencucinya, apa susah nya antar ke tukang laundry? Aku muak! Aku selalu diam selama ini!"

Revi terduduk mendengar makian dari suaminya itu.

"Ya udah, kalo gitu kamu cari pembantu baru apa susahnya?!" Revi masih mencoba untuk melawan. Gara menggelengkan kepalanya. Hubungannya mulai terasa hambar. Revi sama sekai tidak bisa memahaminya. Di tengah kalut, Gara akhirnya menyahut.

"Aku bakal minta salah satu pembantu di rumah ini sama Mama. Kamu jangan protes apapun kalau memang masih ingin bertahan dengan tingkah lakumu itu. Aku capek!"

Gara beranjak, meninggalkan Revi yang sudah berdecak sebal tetapi tetap mengikuti langkah suaminya itu ke kamar di lantai atas.

1
Mat Saleh
gara hebat tidak membuka aib istri pertamanya
Mat Saleh
baru kali ini aku setuju sama pelakor hhhhhh
Viviansa85 Cantik
best banget cerita x.
semangat dlm berkarya kak..
Lutfiah Tunnissa
Lumayan
Salsa Sal
Revi nih bebal banget ya, gedek aku ...
Salsa Sal
iya deh...mas Gara paling ganteng gak ada duanya /Joyful/
Salsa Sal
novel yang keren, alurnya keren, tata bahasanya rapih, semangat terus untuk kak author
Salsa Sal
sepanjang membaca sampai bab ini, kereeennnn....aku suka aku suka /Heart/
Sutri Ana
Luar biasa
Nurmi Nuhung
Semoga bahagia selamanya
Rakmad Atika
saya sampai 4 tahun si tole baru bisa di sapih🤭
Anonymous
ok
Author_Ay: yuk baca novel ku

kak
total 1 replies
Rakmad Atika
saya udah 14 taun menikah, masih malu nawarin duluan 🤭
Idha Giatno
Luar biasa
Sintia Dewi
hahaha nyahok kan lu begaya bgt lu gk bersyukur udh dpt laki tajir keluarga baik2 dibebasin tp nglunjak dan gk tau diri bgt, trima aja dah nasibmu revi, gara udh gk mikir lu mau trima dimadu atau mau nrima bening bodo amat dia/Chuckle/
Nur fadillah
Pasang KB Mbak Bening ...😀😀
Vera
Garing juga bisa
Nur fadillah
Bahagianya...😃😍😍
Nur fadillah
Saling setia dan jujur itu adalah obat manjur dalam Keluarga...😃😍😍
Nur fadillah
Miss you to...😂😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!